Pilkada Jabar
Punya Strategi Hadapi Pilkada 2024, Bima Arya Tak Khawatir Elektabiltasnya Rendah di Pilgub Jabar
Bima mengatakan bahwa berbekal pengalaman dalam pemilihan Wali Kota Bogor pada 2013, mampu hadapi pilkada
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Bakal Calon Gubernur Jawa Barat, Bima Arya tengah menyiapkan strategi untuk bertarung di Pilkada serentak di November mendatang.
Sejuah ini, Bima Arya, tidakk terlalu mengkhawatirkan popularitas dan elektabilitasnya yang masih rendah.
Terlebih bila hal itu dibandingkan dengan sosok Ridwan Kamil atau Dedi Mulyadi.
Bima mengatakan bahwa berbekal pengalaman dalam pemilihan Wali Kota Bogor pada 2013, ia mampu keluar sebagai pemenang di tengah minimnya elektabilitas dan dukungan partai.
"Saat bertarung di Pilwalkot Bogor tahun 2013 lalu, PAN hanya punya 3 kursi, serta lawan adalah incumbent dan tokoh yang sudah mengakar di Kota Bogor, tapi saya bisa terpilih,," ujar Bima Arya saat diskusi pilkada bertajuk Mencari Pemimpin Pilihan Rakyat, yang digagas Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Jabar dan PW Muhammadiyah Jabar, di Jalan Maskumambang Kota Bandung, Minggu (7/7/2024).
Baca juga: Pilkada Kediri, Relawan Pendukung Minta Bakal Calon Bupati Hanindhito Gandeng Bos Rokok Tajimas
Bima Arya menyebut bahwa politik itu dinamis.
Saat ia maju di Pilwalkot Bogor, survei elektabilitasnya bahkan tak melebihi 10 persen, sementara lawannya begitu berat.
"Spirit saya adalah 'Just do the best, and let God do the rest'. Urusan saya adalah ikhtiar, memperkenalkan gagasan, kukurilingan, ngawangkong," ,ujarnya.
Menurut Bima, menjadi bakal calon Gubernur Jabar bukan urusan gagasan atau keinginan suara dari bawah alias grassroot semata.
"Ini urusan para Dewa di Jakarta. DPP Partai juga tak bisa putuskan sendiri karena harus dibicarakan dengan KIM atau partai lainnya. Tugas saya adalah menyampaikan gagasan dan meningkatkan elektabilitas, karena ketika nanti disurvei hasilnya cukup baik," katanya.
Bima Arya juga menyampaikan gagasannya bahwa Gubernur Jabar harus sering duduk bersama dengan para bupati dan wali kota untuk merumuskan prioritas pembangunan di daerah.
Baca juga: AKHIRNYA Pegi Setiawan Bebas, Hakim Putuskan Status Tersangka Tidak Sah, Polda Jabar Salah Fatal
Menurut dia, gubernur tidak memiliki wilayah, namun memiliki peran strategis yang bisa menyambungkan kepentingan daerah dengan pemerintah pusat.
"Kadang dana anggaran provinsi bisa turun berdasarkan kedekatan dengan gubernur. Ada kabupaten yang dapat ratusan milyar, sementara kabupaten lain zonk."
"Jika duduk bareng akan bisa dipetakan mana daerah yang benar-benar membutuhkan," ujarnya.
Di tempat yang sama, Dewan Pakar ICMI, Muslim Mufty, menyampaikan pandangannya.
Baca juga: AKHIRNYA Pegi Setiawan Bebas, Hakim Putuskan Status Tersangka Tidak Sah, Polda Jabar Salah Fatal
Muslim menyarankan Bima untuk menjadi cawagub Ridwan Kamil.
"Tingkat kemenangannya tinggi, sehingga ide dan gagasan Bima yang luar biasa akan terpelihara selama lima tahun, sekaligus sabar menanti lima tahun sebelum jadi Gubernur di 2029," katanya.
Sedangkan pengamat politik Unpad, Firman Manan, justru berharap Bima maju sebagai bakal calon gubernur.
"Karena ide dan gagasan hanya bisa direalisasikan ketika menjadi gubernur," katanya.
Artikel ini Tayang di Tribun Jabar
Baca Berita Tribun Medan Lainnya di Google News
Punya Strategi Hadapi Pilkada 2024
Bima Arya Tak Khawatir Elektabiltasnya Rendah
Tribun Medan
Pilkada 2024
Pilkada Jabar
ANIES Mendadak Batalkan Niat Maju di Pilkada Jawa Barat, Gagal Bertempur di Basis Suara Prabowo |
![]() |
---|
Golkar Pastikan Dukungan Untuk Dedi Mulyadi Pilgub Jabar Tak Terganggu Usai Airlangga Mundur |
![]() |
---|
Golkar Beri Sinyal Jusuf Hamka Dampingi Dedi Mulyadi di Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2024 |
![]() |
---|
Bima Arya Mundur Maju Pilkada 2024, Beri Dukungan ke Dedi Mulyadi Nyalon Gubernur Jawa Barat |
![]() |
---|
PAN Akhrinya Resmi Dukung Kang Dedi Mulyadi Maju Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.