Pilkada Karawang
SOSOK Abah Totong, Kakek 120 Tahun di Karawang Ikut Coklit, Ikut Pemilihan Sejak Zaman Soekarno
Ketua KPU Karawang Mari Fitriana mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi dari data Daftar Penduduk Potensial Pemilih ada warga berusia 120 tahun
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada November mendatang, Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) tengah melakukan pencocokan dan penelitian atau coklit data warga.
Coklit ini dilakukan agar warga terdaftar sebagai pemilih di Pilkada 2024.
Di Kabupaten Kerawang, Pantarlih menemukan pemilih dengan usia tertua.
Baca juga: Suami BCL Bakal Diperiksa Polisi Hari Ini Soal Dugaan Penggelapan Rp 6,9 M, Dilaporkan Mantan Istri
Petugas menemukan pemilih yang berusia 120 tahun di Desa Tegalurung, Kecamatan Cilamaya Kulon, yang masuk dalam data pemilih untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Rabu (10/7/2024).
Ketua KPU Karawang Mari Fitriana mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi dari data Daftar Penduduk Potensial Pemilih atau DP4 bahwa ada warga usia 120 tahun.
"Dalam data DP4 itu usia paling sepuh itu di Karawang Abah Totong usia 120 tahun, warga Desa Tegalurung, Kecamatan Cilamaya Kulon," kata Mari, Rabu (10/7/2024).
Mari mengaku terkejut. Ternyata benar warga bernama Totong itu berusia 120 tahun. Hal itu dibuktikan setelah dicek identitasnya dari KTP elektronik miliknya.
Baca juga: Dinas Kominfostan Deli Serdang Beri Penyuluhan dan Screening Tanda Bahaya Kehamilan
Mari menambahkan, sosok Totong bisa menjadi panutan bersama. Walaupun usianya sudah senior bahkan melebihi batas usia masyarakat pada umumnya.
Akan tetapi beliau masih semangat menyuarakan hak suaranya dalam Pemilu maupun pemilihan kepala daerah.
"Hebatnya Abah ini enggak pernah absen ke TPS," kata dia.
Totong pun mengaku dia hidup sejak jaman pemerintahan Hindia Belanda. Totong lahir pada tanggal 12 Februari 1904. "Dari jaman Ratu Wilhelmina," kata Totong.
Totong bahkan mengaku, sejak pemilu pertama hingga sekarang selalu mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) menyalurkan hak suaranya.
"Dari jaman Pak Soekarno saya ikut memilih," kata dia.
Sistem Pemilu Zaman Soekarno
Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 1955 banyak disebut sebagai Pemilu paling demokratis dalam sejarah politik Indonesia. Sekitar 10 tahun setelah proklamasi kemerdekaan, bangsa Indonesia menggelar pemilihan umum perdana pada 29 September 1955.
Pemilu 1955 sendiri dilakukan dalam dua tahap, yakni memilih anggota DPR yang digelar pada 29 September 1955 dan memilih anggota Konstituante yang digelar pada 15 Desember 1955.
Dalam buku Naskah Sumber Arsip Jejak Demokrasi Pemilu 1955 (2019) disebutkan, pemilihan anggota DPR tahun 1955 diikuti oleh 36 partai politik, 34 organisasi massa, dan 48 calon perseorangan. Sementara pemilihan anggota Konstituante diikuti oleh 39 partai politik, 23 organisasi massa, dan 29 calon perseorangan.
Baca juga: Sosok dr Helmiyadi, Selebgram Dokter Humoris Meninggal Dunia Usai Terkena Serangan Jantung
Ada banyak alasan yang membuat Pemilu tersebut dikatakan paling demokratis, yaitu Pemilu 1955 dilakukan dengan bebas dan jujur, tanpa paksaan. Hal tersebut sangat bertolak belakang dengan pemilu selanjutnya di masa pemerintahan Orde Baru.
Pemilu 1955 juga bersih dari politik uang atau serangan fajar seperti yang terjadi di masa Orde Baru bahkan sampai setelah reformasi. Pemilu ini juga memperlihatkan spektrum politik Indonesia, dengan diikuti oleh berbagai partai dengan beragam latar belakang ideologi.
Selain itu, pemilu pada saat itu bisa digelar dalam kondisi bangsa yang baru berusia satu dasawarsa dan tengah diliputi berbagai gejolak keamanan di dalam negeri seperti pemberontakan. Anggota militer dan kepolisian saat itu masih diberi hak untuk memilih, bahkan boleh mendirikan partai politik.
Pemerintah juga membebaskan seluruh partai politik, organisasi masyarakat, hingga calon perseorangan mengikuti pemilu dari beragam ideologi atau yang berbasis kedekatan sosial, kemasyaratakan, etnis, kedaerahan hingga ras.
Baca juga: Akhirnya Argentina vs Kolombia di Final Copa America 2024, Uruguay Takluk 1-0
Hal itu dibuktikan dengan Partai Nasional Indonesia (PNI) yang mengusung ideologi nasionalisme, bisa bersaing dengan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) dan Partai Nahdlatul Ulama (NU) yang mengusung ideologi Islam, dan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang berideologi Komunisme.
Adapun hasil Pemilu 1955 adalah 4 partai politik menempati urutan teratas dalam pemilihan anggota DPR dan Konstituante, yaitu :
- PNI
- Masyumi
- NU
- PKI
Pemilu 1955 berhasil diselenggarakan dengan aman, lancar, jujur, dan adil serta sangat demokratis. Bahkan, penyelenggara pemilu mendapat pujian dari berbagai pihak, termasuk dari negara-negara asing.
Artikel ini Tayang di Tribun Jabar
Baca Berita Tribun Medan Lainnya Google News
SOSOK Abah Totong
Kakek 120 Tahun di Karawang Ikut Coklit
Ikut Pemilihan Sejak Zaman Soekarno
Pilkada 2024
Pilkada Karawang
Tribun Medan
SOSOK Maslani, Bos Properti Direstui NasDem Maju Pilkada Karawang, Dampingi Aep Syaepuloh |
![]() |
---|
Bakal Calon Bupati Karawang Aep Syaepuloh Dapat Dukungan 4 Partai Maju Pilkada 2024 |
![]() |
---|
Bupati Aep Syaepuloh Dapat Dukungan NasDem, PKS dan Gerindra Maju di Pilakada Karawang |
![]() |
---|
Ditugaskan Nasdem, Mantan Bupati Karawang Aep Syaepuloh Maju Lagi di Pilkada 2024, Segini Hartanya |
![]() |
---|
INILAH Nama-nama Bakal Calon Bupati Karawang Andalan Nasdem, Ada Mantan Kepala Daerah Maju Pilkada |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.