TRIBUN WIKI
Orang Tua Wajib Tahu, Ini yang Penting Diajarkan pada Anak Agar Terhindar dari Tindak Pelecehan
Anak usia balita hingga usia sekoah wajib diberikan pendidikan seksual agar terhindar dari tindak pelecehan 'predator' anak
TRIBUN-MEDAN.COM,- Dalam tumbuh kembang anak, orang tua memegang peran yang sangat besar.
Sehingga, sangat dibutuhkan pendidikan dini untuk membentuk karakter anak dan memperkenalkan banyak hal kepada anak.
Baik itu pendidikan agama, pendidikan budaya etnis, dan pendidikan seksual.
Banyak orang yang menganggap pendidikan seksual adalah hal yang tabu untuk dibicarakan kepada anak sebelum dewasa.
Hal ini membuat anak ikut merasa enggan dan malu untuk bertanya kepada orang tua mengenai hal-hal yang terkait dengan edukasi seksual.
Baca juga: Tips Mendidik Anak Laki-laki yang Susah Diatur dan Cenderung Emosional
Pemahaman yang kurang atau enggan untuk diketahui anak-anak dan remaja yang membutuhkan bimbingan dan pendidikan dari orang tua dan guru membuat mereka menjadi sasaran para 'predator'.
Anak-anak merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap pelecehan dan kekerasan seksual, karena orang-orang selalu menganggap mereka sebagai karakter yang lemah atau tidak berdaya, serta sangat bergantung pada orang dewasa.
Ditambah lagi, banyaknya peristiwa yang membuat banyak kalangan merasa miris belakangan ini.
Beberapa di antaranya adalah pelecehan, kekerasan seksual, serta penyimpangan seksual.
Berbagai media, terutama media elektronik, mengikuti perkembangan berita agar senantiasa memberikan informasi terbaru mengenai hal tersebut.
Baca juga: Tips Interview Agar Diterima saat Melamar Bekerja, Perhatikan Hal Berikut Ini
Peristiwa-peristiwa seperti ini menggambarkan perlunya upaya pemahaman dan pencegahan bagi anak-anak generasi penerus bangsa, agar tidak mengalami trauma, ketakutan dan bahkan menghindari masa depan yang curam bagi mereka akibat terganggu kesehatan mentalnya terhadap perlakuan yang dialami para korban.
Pendidikan seks (sex education) bagi anak sangat diperlukan, walaupun hal tersebut merupakan hal yang masih asing bagi mereka.
Namun, memberikan pemahaman tentang seksualitas dari orang tua kepada anak sangatlah bermanfaat sebagai upaya meminimalisir dan mencegah perbuatan menyimpang.
Sebagai tambahan, memberikan pendidikan seks juga sama dengan memberi ilmu melindungi diri sendiri.
Menurut Finkelhor (2009), upaya yang dapat dilakukan agar anak terhindar dari kekerasan seksual ialah dengan memberi pemahaman mengenai edukasi seksual kepada anak sejak usia dini.
Baca juga: 4 Tips Mencapai Kepuasan Maksimal Bersama-sama, Ini Penjelasan dr Dina Oktaviani
Edukasi seks yang dapat diajarkan orang tua kepada anak harus sesuai dengan kapasitas dan daya tangkap anak.
Berikut ini adalah beberapa metode edukasi seks yang dapat diterapkan oleh orang tua kepada anak:
1. Pada anak usia balita
Pada usia ini, anak akan mulai memperhatikan dunia sekitarnya termasuk tubuhnya sendiri.
Orang tua dapat mulai memperkenalkan nama-nama organ tubuh kepada anak termasuk organ intim yang ada di tubuhnya, seperti payudara, vagina, dan penis.
Orang tua juga dapat memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran.
Misalnya, jika bertemu dengan anggota keluarga yang sedang hamil, ajarkan anak untuk meminta izin kepada ibu hamil tersebut untuk menyentuh perutnya yang membesar.
Baca juga: 6 Tips Memilih Pisang Berkualitas, Amati Warna dan Tingkat Kematangannya
Ketika sudah mendapat izin, ajak anak untuk mengusap perut ibu hamil dan beritahu anak bahwa di dalam perut si ibu terdapat bayi yang tidur.
Dengan metode ini, orang tua tak hanya mengajarkan pengertian dari hamil, tetapi juga telah mengajarkan bahwa untuk menyentuh tubuh seseorang, diperlukan izin.
Begitu pula untuk tubuhnya sendiri.
2. Pada anak usia sekolah
Saat memasuki sekolah, anak akan mulai mengenal rasa tertarik kepada orang lain.
Saat hal ini terjadi, bersikaplah setenang mungkin.
Orang tua harus mengajarkan kepada anak adalah perasaan yang mereka rasakan saat itu adalah perasaan yang valid.
Ajarkan anak tentang batasan dalam pertemanan.
Beritahukan juga kepada anak candaan seperti apa yang dapat diterima dan candaan seperti apa yang sudah masuk ke kategori tidak wajar.
Baca juga: Kamu Ingin Mendapat Beasiswa Keluar Negeri? Simak Tips Berikut Ini
Hal ini dapat melindungi anak dari pelecehan seksual secara verbal.
Ajarkan juga kepada anak mengenai perbedaan bentuk tubuh antara perempuan dan laki-laki.
Jelaskan fungsi dari setiap organ tubuh tersebut.
Saat anak memasuki usia pubertas, anak akan mulai memberikan pertanyaan yang lebih kompleks mengenai menstruasi, ataupun seputar ereksi.
Berikan penjelasan yang sangat sederhana tanpa harus menyamarkan nama organ intim kepada anak.
Jelaskan kegiatan-kegiatan yang membuat tubuh mereka memberikan reaksi yang berbeda.
Dalam hal menstruasi, ajarkan anak perempuan anda untuk tidak panik dan ajarkan juga bagaimana caranya untuk membersihkan organ intim ketika sedang menstruasi.
Baca juga: Ilmu Parenting, Tips Bagi Orang Tua Agar Anak Bisa Tumbuh Menjadi Sosok yang Mandiri
Ajarkan anak perempuan anda mengenai siklus menstruasi.
Jika anak perempuan mengalami gangguan dalam siklusnya, ajarkan anak agar langsung melapor kepada orang tua.
Ajak anak perempuan anda untuk membeli pembalut wanita, agar anak perempuan anda tak merasa bahwa membeli pembalut adalah hal yang memalukan.
Dengan mengajarkan hal-hal tersebut, anak akan lebih mengenal sekaligus menghargai dirinya sendiri.
Adapun manfaat lain dari pendidikan seksual kepada anak adalah:
1. Menangkal efek buruk dari media dan lingkungan
Kemajuan teknologi saat ini berhasil membantu banyak orang dalam setiap pekerjaan.
Orang-orang juga dapat mengakses informasi dalam waktu singkat.
Namun aksesibilitas ini dapat membawa anak kepada sisi yang buruk media.
Banyaknya konten-konten negatif yang tersebar di internet maupun televisi membuat para orang tua merasa harus mengawasi setiap aktivitas media anak.
Padahal pengawasan yang berlebihan akan membuat anak merasa tak memiliki ruang privasi.
Dengan memberikan edukasi seks, orang tua tak harus selalu mengawasi penelusuran anak di internet.
Anak tak perlu belajar mengenali diri dan tubuhnya sendiri lewat internet, karena mereka sudah cukup mengenal diri mereka dari orang tua.
Selain itu, anak akan lebih selektif dalam hal pertemanan jika telah mendapatkan edukasi mengenai batasan-batasan dalam hal pertemanan baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis.
2. Membangun kepercayaan antara orang tua dan anak
Meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak memang dapat membangun keeratan hubungan orang tua dengan anak.
Namun, lewat memberikan edukasi seksual, hubungan orang tua dan anak akan lebih erat sekaligus adanya rasa percaya dalam diri si anak terhadap orang tuanya.
Selain memberikan edukasi seks, orang tua juga harus menerapkan edukasi tersebut kepada anaknya.
Dimulai dari tak sembarangan masuk ke kamar anak, tak menyentuh tubuh anak secara sembarangan, dan memberikan batasan yang jelas antara orang tua dengan anak.
Dengan edukasi seks, anak akan menganggap orang tua sebagai teman dekat namun tetap dapat menghormati orang tua karena batasan yang ditunjukkan secara nyata dari pihak orang tua.
3. Membuat anak lebih menghargai diri dan mengerti konsekuensi
Diskusi mengenai hal-hal seksual, akan membuat anak menjadi lebih mengenali kondisi tubuhnya.
Anak akan menyadari bahwa tubuhnya harus dilindungi, dirawat, dan dihormati.
Selain itu, semakin bertambahnya usia anak, mereka akan semakin sadar bahwa beberapa perilaku akan membuat tubuh mereka terjangkit penyakit yang tak dapat disembuhkan.
Dengan pengetahuan itu, anak akan berhati-hati dalam pergaulannya.
Anak akan mengetahui konsekuensi dari perilaku yang menyimpang adalah tubuh, seperti hamil ataupun penyakit menular seksual.
Itulah beberapa manfaat dari pemberian edukasi seks kepada anak.
Sebagai orang tua, dibutuhkan kepala dingin dan kepercayaan diri saat memberikan pendidikan seks kepada anak.
Jika orang tua terlihat malu saat membahas topik seks dalam diskusi, anak juga akan merasa pembicaraan mengenai topik seks adalah hal yang memalukan.
Padahal, dalam batasan tertentu, topik seks harus dibahas dengan orang tua sehingga anak tak harus belajar dari orang lain dan malah berujung pada kejadian yang tidak diharapkan.(mag4/tribun-medan.com)
Ditulis oleh mahasiswi magang FISIP USU Elsa Sipayung
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.