Berita Viral
ILMUWAN Kelahiran Siantar dan Alumni SMAN 1 Medan Ini Ditunjuk sebagai Dirjen Aptika Kemenkominfo RI
Hokky Situngkir lahir di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, 7 Februari 1978. Usianya saat ini 46 tahun.
TRIBUN-MEDAN.COM - Sosok Hokky Situngkir (46) ditunjuk menjabat Dirjen Aptika Kemenkominfo setelah Semuel Abrijani Pangerapan mengundurkan diri pada Kamis (4/7/2024) lalu.
Semuel Pangerapan, yang dijuluki Pakar Internet, mundur dari Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) imbas peretasan PDNS.
Pria yang akrab disapa Semmy itu mengatakan insiden serangan ransomware di Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 Surabaya menjadi alasan pengunduran dirinya.
"Ini merupakan tanggung jawab moral saya, karena secara teknis, masalah PDN ini seharusnya bisa saya tangani dengan baik," ujar Semmy.
Setelah delapan tahun mengabdi di Kemenkominfo, Semmy pun dengan berat hati harus mengumumkan perpisahan.
"Setelah delapan tahun di Kominfo, saya rasa ini waktunya untuk berpisah. Saya menyatakan bahwa per tanggal 1 Juli kemarin, saya sudah mengajukan pengunduran diri saya secara lisan kepada bapak Menteri," kata Semmy.
"Surat pengunduran diri juga sudah saya kirimkan di hari yang sama dan sudah saya serahkan ke bapak Menteri," imbuhnya.
Pengumuman mundurnya Semmy dilakukan setelah Brain Cipher, hacker yang diyakini bertanggungjawab atas insiden peretasan PDNS 2 Surabaya, merilis dekriptor atau kunci enkripsi, sesuai janji mereka.
Brain Cipher juga memerlukan konfirmasi resmi dari pemerintah bahwa kunci itu bisa digunakan. Setelahnya, mereka baru akan menghapus data.
Diketahui, insiden peretasan PDNS 2 terjadi pada pertengahan Juni 2024 lalu.
Hacker meminta tebusan 8 juta dollar AS (sekitar Rp 131 miliar).
Namun, pemerintah mengatakan menolak membayar tebusan tersebut.
Sosok Hokky Situngkir

Hokky Situngkir seorang ilmuwan yang dijuluki Bapak Kompleksitas Indonesia.
Hokky Situngkir lahir di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, 7 Februari 1978. Usianya saat ini 46 tahun.
Hokky Situngkir lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan ilmuwan/peneliti teori kompleksitas di Surya University dan Pendiri Bandung Fe Institute (BFI).
Ia dikenal memiliki spektrum kajian yang luas, mulai dari keberhasilannya memecahkan rahasia pola/motif batik fraktal, kompleksitas matematis lagu-lagu daerah Indonesia, aspek matematis dalam Candi Borobudur hingga pergerakan saham dengan memakai teori kompleksitas yang dilakukannya bersama Prof Yohanes Surya.
Hokky Situngkir juga merupakan penggagas pendataan budaya tradisional Indonesia secara partisipatif melalui website Perpustakaan Digital Budaya Indonesia (PDBI) pertama yang dilakukan secara terbuka menggunakan berbagai gawai elektronik populer.
Hokky Situngkir dibesarkan di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, dan merupakan salah seorang cucu dari Liberty Manik atau L Manik, seorang komponis Indonesia, pencipta lagu “Satu Nusa Satu Bangsa”.
Setelah menamatkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Medan, ia mendaftar di Institut Teknologi Bandung (ITB), dan mengambil jurusan Elektro ITB.
Semenjak mahasiswa ia telah aktif dalam berbagai organisasi, seperti: anggota Majelis Permusyawaratan Mahasiswa di Himpunan Mahasiswa Elektroteknik, Tim Materi Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa ITB, Kepala Divisi Dana Tim Beasiswa KM ITB, dan Kepala Divisi Budaya Unit Kesenian Sumatera Utara ITB.
Hokky Situngkir merupakan penerima silver medal Ganesha Innovation Championship Award (GICA) 2014, dari Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB).
Peneliti
Saat ini Hokky Situngkir juga menjabat sebagai presiden di Bandung Fe Institute dan seorang Peneliti di Center for Complexities, Surya University.
Ia juga aktif dalam berbagai pertemuan dan komunitas ilmiah berskala nasional dan internasional seperti Conference of Application of Physics in Financial Analysis, International Conference on World of Heterogenous and Interacting Agents, Complexity in Cultural and Literary Studies, World New Economic Window, International Conference in Computational Intelligence in Economics and Finance, Asia Pacific Forum on Cultures-based Innovation.
Dalam aktivitas sosialnya, Hokky Situngkir merintis Gerakan Sejuta Data Budaya (GSDB), yang menggalang kelompok muda pecinta budaya untuk pelestarian data budaya melalui Perpustakaan Digital Budaya Indonesia (PDBI).
Kegiatan pendataan budaya secara partisipatif dan digital ini dimotori berbagai komunitas yang menamakan diri "Sobat Budaya" di berbagai komunitas muda pecinta budaya di berbagai kawasan budaya di Indonesia.
Belakangan banyak kegiatannya adalah mempromosikan budaya Indonesia melalui sains dan berbagai inovasi teknologi, khususnya teknologi informasi.
Berbagai karya implementasinya dalam bentuk perangkat lunak dan aplikasi, baik komputasi untuk komputer meja maupun komputasi bergerak dapat diakses dan digunakan oleh publik baik secara luring maupun daring.
Di samping sebagai peneliti, Hokky juga aktif menjadi pembina peneliti-peneliti belia dari berbagai sekolah menengah yang menjadi perwakilan Indonesia dan menuai prestasi di berbagai ajang internasional sebagai mentor di Center for Young Scientists, Surya University.
Badan Siber dan Sandi Negara
Hokky Situngkir juga terlibat menjadi Tim Penyusun Road Map Keamanan SIber Nasional di Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) pada tahun 2015.
Hokky juga menjadi tim pengarah dalam penyusunan Tinjauan Strategis Keamanan Siber Teknologi Cloud dan Tata Kelola Data.
Kemudian Hokky juga diberi tugas sebagai Staf Khusus Bidang Teknologi Informasi untuk Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI pada tahun 2017-2019 dan kemudian menjadi Staf Khusus di Badan Siber & Sandi Negara (BSSN) RI pada tahun 2019-2020.
Penghargaan Hokky Situngkir.
Dikutip dari wikipedia, deretan penghargaan yang telah diraih Hokky Situngkir, diantaranya ialah:
- 115 most prospective innovations in Indonesia 2023 the Sembako.net - Agro-informatika Kebutuhan Pokok
- Penghargaan perak Ganesha Innovation Championship Award (GICA) 2014, Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung
- Pemenang Kompetisi Dana Hibah Indonesian Young Change-Maker Summit (IYCS) 2013.
- National Award of Intellectual Property 2013 from Ministry of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia
- 10 Indonesian Inventors by TEMPO Magazine
- Ashoka Fellow 2012
- Ahmad Bakrie Award 2011 on category: outstanding young scientist
- Museum Rekor Indonesia for Database of Indonesian Batik with Mathematical & Geometrical Aspects
- 104 most prospective innovations in Indonesia 2011 the Indonesian Batik for Institutional Logo
- 103 most prospective Innovations in Indonesia 2011 the Living Database System
- 102 most prospective Innovations in Indonesia 2010 for Rotating Social Disc
- 102 most prospective Innovations in Indonesia 2010 for The Mathematical Song Composer
- 102 most prospective Innovations in Indonesia 2010 for The Color of Indonesia’s Data
- 101 most prospective Innovations in Indonesia 2009 for Tree of Cultural Diversification
- 101 most prospective Innovations in Indonesia 2009 for Physics of Batik Application
(*/Tribun-medan.com)
Lisa Mariana Masih Ngotot Tes DNA Ulang, Hotman Paris Beri Sindiran Menohok: Lu Kira RK Itu Bodoh |
![]() |
---|
Gegara Tak Diberi Rp240 Ribu, Pemuda di Lubuklinggau Bakar Rumah Ibunya Lalu Sembunyi di Plafon |
![]() |
---|
Soal Ijazah Jokowi, Mahfud MD Minta UGM Tak Lagi Beri Penjelasan dan Mati-matian Membela |
![]() |
---|
Sebut Sudah Diperiksa Denpom, Sosok Oknum TNI Dalang Pembunuhan Ilham, Dibongkar Pengacara Pelaku |
![]() |
---|
PEMICU Ahmad Dhani Diancam Diusir dari Rapat RUU Hak Cipta, Terus Potong Ucapan Ariel dan Judika |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.