Berita Medan
Polisi Selidiki Kasus Dugaan Penggelapan Beras Bansos yang Sempat Digerebek Warga di Tanjung Anom
Dari penggebekan tersebut, warga mengamankan tiga orang yang dicurigai sebagai pelaku.
Kepala Dusun IV, Desa Tanjung Anom, Kecamatan Pancur Batu, Alfan Pandia mengatakan, penggerebekan dilakukan pada Jumat 12 Juli kemarin.
Awalnya, kata Pandia, ada sejumlah warga yang mengeluh tidak lagi mendapat bantuan beras terhitung bulan April hingga Juni, yang biasanya dibagikan dari dinas sosial (Dinsos) Kabupaten Deliserdang, melalui kantor pos.
Padahal, sejak Januari mereka masih mendapatkan beras.
Karena ada keluhan warga yang awalnya dapat bansos, tapi kini tidak lagi mendapatkannya, pihak Desa menggelar musyawarah.
"Atas pengaduan ini kami berdiskusi lah diantaranya kepala dusun, badan permusyawaratan desa dan kepala Desa mencari sebabnya apa kok bisa begini,"kata Kepala Dusun IV, Desa Tanjung Anom, Kecamatan Pancur Batu, Alfan Pandia, Senin (15/7/2024).
Setelah diskusi, seorang anggota badan permusyawaratan desa (BPD) hendak berangkat ke Pancur Batu karena ada keperluan.
Di perjalanan, perangkat desa ini melihat mobil angkutan kota (Angkot) nomor 38, berwarna biru membawa banyak beras bertuliskan 'Bulog'.
Karena dia paham yang boleh mengambil beras cuma perangkat Desa, lantas anggota BPD itu mengikutinya sampai akhirnya beras itu diturunkan di rumah milik NF, di Komplek Pondok Indah, nomor B 08, Dusun IV, Desa Tanjung Anom, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deliserdang.
"Jadi kebetulan dia paham bahwa beras itu yang boleh mengambil hanya kami, pemerintahan desa/perangkat desa, biasa kami ambil dan letakkan ke kantor Desa."
Atas temuan tersebut, anggota BPD mengabarkan kepada kepala Desa Tanjung Anom dan perangkat Desa lainnya.
Selanjutnya mereka menghubungi Bhabinkamtibmas Polsek Pancur Batu dan Babinsa guna menggerebek rumah tersebut.
Pada Jumat 12 Juli sekira pukul 19:00 WIB, mereka akhirnya mendatangi rumah tersebut untuk mengklarifikasi dan menggerebek sekaligus.
Begitu di rumah seorang wanita berinisial NF, Alfan sekaligus kepala dusun menanyakan adanya bongkar muat beras Bulog. Namun saat itu NF tak menjawab apapun.
Kemudian perangkat Desa dan aparat meminta supaya NF membuka garasi dan pintu gudang di rumahnya. Disinilah ditemukan sekitar 48 karung beras merek Bulog dan beras merek cap Jempol sebanyak 30 karung.
Beras cap jempol ini diduga merupakan beras dari pemerintah yang dipindahkan ke karung lain supaya bisa dijual ke pasaran dengan harga beras premium.
Sidang Mantan Pekerja Perusahaan Ekspedisi, Tuntut Pesangon Usai Diberhentikan Sepihak |
![]() |
---|
Sertifikasi Halal Jadi Tangga Naik Kelas UMKM Medan, Benny: Target 1.000 Disalurkan |
![]() |
---|
Baby Shark Camp di Sun Plaza, Ini Deretan Acara yang Dihadirkan |
![]() |
---|
Tergiur Upah Warga Aceh jadi Tumbal Peredaran Sabu 1,8 Kilogram Divonis 18 Tahun |
![]() |
---|
Atlet PON Medan Kecewa, Kadispora Janji Bonus PON 2024 Cair di Triwulan 4 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.