Tribun Wiki
Arti dan Makna Tepung Tawar dalam Adat Melayu
Tepung tawar yang biasa juga disebut renjis-renjis ini merupakan upacara adat Melayu sebagai bentuk persembahan rasa syukur agar terkabul keinginan.
Penulis: Alif Al Qadri Harahap | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com, Kisaran - Di Setiap acara perkawinan, Khitanan, bahkan hajatan banyak ditemui upah-upah tepung tawar yang dilakukan kepada pengantin atau sang punya hajat.
Tepung tawar yang biasa juga disebut sebagai renjis-renjis ini merupakan upacara adat Melayu sebagai bentuk persembahan rasa syukur agar terkabulnya keinginan.
Di Kota Tanjungbalai, dan Kabupaten Asahan sendiri upacara tepung tawar tak jarang dilakukan saat menyambut kedatangan orang penting atau pimpinan daerah.
Alamsyah, atau yang akrab disapa Haurasyah, salah seorang penggiat budaya Melayu Kabupaten Asahan dan Tanjungbalai ini mengatakan upah-upah dikatakan tepung tawar setelah diadakannya beberapa bahan.
"Adapun bahan dan perlengkapan tepung tawar terdiri dari daun setawar, daun sedingin, daun ati-ati, daun gandarusa, daun juang-juang, beras tabur, bunga rampai, air pacung, dan jeruk purut," ungkap Haurasyah, Kamis (25/7/2024).
Katanya, prosesnya daun perenjis diikat menjadi satu, kemudian dicelupkan kedalam air yang sudah dicampur jeruk purut dan bunga rampai. Selanjutnya, ditepukkan ke kedua tangan pemilik hajatan.
"Jika seseorang yang di tepung tawari orang yang terhormat, dapat ditabur sampai atas kepala dengan putaran dari kiri ke kanan sambil membaca shalawat," katanya.
Kemudian, dipercikan air wewangian bunga kepada orang yang hendak ditepung tawari. Sedikit tepung atau kapur sirih dicampur air untuk memberikan warna kepada pengantin.
Katanya, makna dari proses penepung tawaran tersebut yang berproses dari melempar dan dihamburkan beras merupakan simbol kegembiraan.
"Merinjis kening bermaksud berpikir sebelum bertindak, atau terus menggunakan akal yang sehat. Kalau merenjis dibahu kanan dan kiri, harus siap memikul beban dengan penuh tanggung jawab" katanya.
Sedangkan merenjis kapur sirih ataupun tepung di telapak tangan bermakna jangan pernah putus asa dalam mencari rezeki.
"Telapak tangan yang dirinjis bermakna penanda bahwa mempelai sudah beraksi nikah, dan menerima konsekuensi saat ini sudah tidak bujang (lajang) atau dara (gadis)," jelasnya.
Sedangkan doa penutup penepung tawara bermakna harapan yang dilakukan dapat berkah dan ridha dari allah SWT.
(cr2/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
| Kumpulan Link Twibbon Hari Sumpah Pemuda 2025, Unggah ke Medsos Tanpa Ribet |
|
|---|
| Kalender Jawa Selasa Pon 28 Oktober 2025, Masuk dalam Wuku Warigagung |
|
|---|
| Apa Itu Emas Cukim? Pilihan Investasi Selain Emas Antam |
|
|---|
| Profil Heru Pambudi, Sekjen Kemenkeu Hartanya Mentereng Dibanding Purbaya, Ternyata Lulusan Inggris |
|
|---|
| SOSOK Alfeandra Dewangga, Eks Pemain PSIS 'Pecah Telur' Debut Bersama Persib Bandung |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.