Berita Viral

JEJAK Kolonel Hendi Suhendi, Dihukum di Era Kasad Andika Perkasa, Promosi di Era Maruli Simanjuntak

Pada Oktober 2019 lalu, Hendi Suhendi dicopot dari jabatannya sebagai Dandim Kendari dan juga ditahan selama 14 hari di POM TNI.

Editor: AbdiTumanggor
Antara Foto
Mantan Komandan Kodim 1417 Kendari Kolonel Kav Hendi Suhendi dan istrinya, Irma Nasution usai Upacara Sertijab Komandan Kodim 1417 Kendari di Aula Tamalaki Korem 143 Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (12/10/2019). (ANTARA FOTO/JOJON) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Jejak digital Kolonel (Kav) Hendi Suhendi. Dulu dihukum di masa Kasad Andika Perkasa, kini promosi di kepemimpinan Kasad Maruli Simanjuntak.

Diketahui pada Oktober 2019 lalu, Hendi Suhendi dicopot dari jabatannya sebagai Dandim Kendari dan juga ditahan selama 14 hari di POM TNI.

Hendi Sehendi yang baru menjabat Dandim Kendari sekitar tiga bulan menggantikan Letkol Fajar Lutvi Haris Wijaya mendadak diberhentikan dari jabatan karena melanggar Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014 tentang Hukum Disiplin Militer.

Adapun masa pencopotan dan penahanan Hendi Suhendi ini karena unggahan nyinyir sang istri, Irma Purnama Dewi Nasution (IPDN), di media sosial terkait penusukan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) saat itu dijabat Andika Perkasa juga menghukum Hendi Suhendi dijatuhi sanksi militer berupa penahanan ringan 14 hari.

Bukan hanya suami yang dihukum dan dicopot dari Dandim Kendari, Irma Purnama Dewi Nasution juga dilaporkan ke Polda Sulawesi Tenggara karena melanggar Undang-Undang Nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik atau UU ITE.

Meski pun Polda Sulawesi Tenggara telah menerima laporan tersebut, namun kasus tersebut tidak ada ditindaklanjuti. Alasan Polad Sulawesi Tenggara ketika itu sedang mempelajari laporan dan masih berkoordinasi dengan POM TNI.

Postingan masa lalu Irma Nasution
Postingan masa lalu Irma Nasution (Fb)

Irma Nasution menangis usai Upacara Sertijab Komandan Kodim 1417 Kendari di Aula Tamalaki Korem 143 Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (12/10/2019) lalu.

Usai sertijab, Kolonel Hendi menyampaikan bahwa dia menerima apa pun keputusan pimpinan yang telah dikeluarkan.

Hendi juga mengatakan siap menjalankan hukuman yang dijatuhkan.

"Saya terima, jadikan pelajaran, saya terima salah. Apa pun keputusan dari pimpinan saya terima, dan memang itu mungkin pelajaran bagi kita semua," ujar Hendi kepada wartawan seusai sertijab di Aula Sudirman Makorem Kendari.

"Ambil hikmah buat kita semua,"tegas Hendi.

Mantan Dandim Kendari  Kolonel Kav Hendi Suhendi dan istri, Irma Nasution saat serah terima jabatan, Sabtu (12/10/2019).
Mantan Dandim Kendari Kolonel Kav Hendi Suhendi dan istri, Irma Nasution saat serah terima jabatan, Sabtu (12/10/2019). (Kompas TV)

Kini Promosi Pecah Bintang

Kini, pada Juli tahun 2024, di bawah kepemimpinan KASAD Maruli Simanjuntak, merupakan keberuntungan bagi Kolonel Kav Hendi Suhendi. Ia akhirnya pecah bintang satu atau naik pangkat menjadi Brigjen TNI.

Nama Brigjen TNI Hendi Suhendi ada dalam daftar lengkap mutasi dan promosi  256 perwira tinggi TNI terbaru.

Mutasi berdasarkan SK Panglima TNI nomor Kep/851/VII/2024 tanggal 24 Juli 2024 2024.

Sebelumnya, Hendi Suhendi bertugas di Pamen Denmabesad.

Jebolan Akmil 1993 ini kemudian dimutasi menjadi Direktur Topografi Angkatan Darat (Dirtopad).

Hendi Suhendi menggantikan Brigjen TNI Ir Adik Sugiyanto yang dimutasi menjadi Staf Khusus Kasad.

Direktorat Topgrafi Angkatan Darat atau Dittopad adalah Badan Pelaksana Pusat di tingkat Mabes AD yang berkedudukan langsung dibawah Kasad.

Tugas pokok Dirtopad menyelenggarakan pembinaan kecabangan, pembinaan personel dan fungsi topografi dalam rangka mendukung tugas pokok TNI Angkatan Darat.

Selanjutnya tanggal 26 April 1946 ditetapkan sebagai hari jadi Topografi Angkatan Darat sesuai dengan Surat Keputusan Kasad Nomor : Skep/691/VII/1986, tanggal 30 Juli 1986.

Dittopad yang semula hanya dipimpin seorang letkol tahun 1946 – 1947 yakni Letkol Prof.Ir.Soetomo, kemudian naik dipimpin Brigjen TNI.

Brigjen TNI pertama yang memimpin Dirtopad adalah Brigjen TNI Ir.RM.S.Soeryo.S tahun 1947 – 1964.

Kini Brigjen Hendi Suhendi mendapat kepercayaan bertugas di Dirtopad.

Ia lulusan Akmil 1993 satu angkatan dengan Komandan Kodiklat TNI-AD Letnan Jenderal TNI Widi Prasetijono, Pangkostrad Letnan Jenderal TNI Mohamad Hasan. 

Hendi salah satu TNI berpengalaman. Ia pernah menjabat sebagai Dandim 0303/Bengkalis pada 2011.

Pernah juga bertugas sebagai Atase Darat Kantor Atase Pertahanan (Athan) RI di Moskow, Rusia. Lalu menjadi Dandim 147/Kendari tahun 2019.

Kemudian, nama Hendi Suhendi dikenal luas saat menjabat sebagai Dandim Kendari. Ia hanya bertugas di Kodim Kendari selama 55 hari. Pasalnya Hendi Suhendi kala itu dicopot dari jabatannya sebagai Dandim 1417/ Kendari, Sabtu (12/10/2019).

Pencopotan jabatan dipicu unggahan istri Hendi di media sosial Fecebook terkait kasus penusukan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, pada Kamis (10/10/2019).

Kolonel Hendi dan Irma Nasution saat masih SMAN 3 Medan (kiri).
Irma Nasution saat masih SMAN 3 Medan (kiri). (Fb)

Kilas Balik Sosok Irma Nasution Diungkap Almarhum Birgaldo Sinaga

Sosok Irma Nasution pernah diungkap pegiat media sosial almarhum Birgaldo Sinaga.

Sebelum meninggal dunia karena Covid-19, Birgaldo Sinaga mengakui jika dirinya merupakan teman sekolah dari Irma Nasution.

Melalui akun Facebook-nya yang bernama Birgaldo Sinaga ia mengatakan, Irma Zulkifli Nasution merupakan teman satu anggkatan sewaktu SMA. Keduanya bersekolah di SMA 3 Medan angkatan 1990.

Meskipun Irma Zulkifli Nasution dan Birgaldo Sinaga tidak satu kelas, tapi kelas mereka bertetangga.

Birgaldo Sinaga juga menceritakan sosok Irma Zulkifli Nasution sewaktu masih di bangku sekolah.

Irma Nasution dikenal sebagai siswi yang memiliki paras cantik dan memiliki bakat bermusik. Irma dikenal memiliki suara merdu.

Bahkan dalam postingannya tersebut, Birgaldo Sinaga mengunggah foto saat Irma Zulkifli Sinaga berada di atas panggung.

Dalam postingannya tersebut, ia juga menyebutkan saat remaja Irma Zulkifli Nasution merupakan gadis yang selalu menjaga tutur kata.

Berikut tulisan lengkap Birgaldo Sinaga yang dibuat di Facebook pada Sabtu (12/10/2019) dini hari silam dikutip Tribunwow.com.

"Irma Nasution

Ketika berita seorang istri perwira bernama Irma Zulkifli Nasution viral, saya sempat terpikir apakah dia teman seangkatan SMA saya?

Saya mencoba masuk ke akun fesbuknya. Ternyata sudah ditutup.

Tadi malam kecurigaan saya itu terkonfirmasi dengan informasi dari teman seangkatan saya. Memang benar Irma Zulkifli Nasution adalah Irma Nasution anak alumni SMA 3 Medan angkatan 1990.

Alamakkk...mati anak ayam. Rasanya tidak percaya. Bagaimana mungkin Irma sosok anak yang gaul dan menjadi bintang waktu SMA bisa menulis status seperti itu?

Saya mencoba mengingat kapan terakhir bertemu dengannya.

Uppss. Tahun 2010. Waktu itu kami mengadakan Reuni Akbar Alumni Smantig Medan.

Saya hadir waktu itu. Irma juga hadir. Irma jurusan Biologi. Saya jurusan Fisika. Tapi waktu kelas 1 SMA, kelas kami bertetanggaan. Pacarnya kala itu ya teman sekelas saya. Hehehe.

Irma dikenal sebagai sosok yang ramah. Ia termasuk kembangnya angkatan stambuk kami. Maklum disamping cantik, ia juga pintar bernyanyi. Suaranya merdu.

Waktu acara reuni itu Irma kami dapuk sebagai penyanyi utama di panggung. Ia memimpin angkatan kami tampil menghibur tamu. Penampilannya waktu itu cukup modis. Dress code putih abu-abu dipadunya dengan rompi.

Ada 3 lagu yang kami nyanyikan. Lagu Chrisye, Kuburan Band dan Situmorang. Irma menguasai banyak lagu. Memang dia jago bernyanyi.

Usai reuni, saya tidak pernah ketemu lagi dengannya. Saya hanya dapat kabar karir suaminya semakin menanjak.

9 tahun kemudian, tepatnya hari ini saya dapat kabar tentang Irma. Bukan kabar baik. Tapi kabar buruk. Suaminya Dandim Kendari Kol Kav Hendi Suhendi dicopot dari jabatannya gegara postingan nyinyir istrinya. Sialnya Irma juga bakal berhadapan dengan hukum UU ITE. Postingannya membawa Irma dan suaminya ke masalah besar.

Apa yang terjadi?

People change. Orang berubah. Tidak ada yang statis di dunia ini.

Benda mati seperti pakaian misalnya akan berubah warnanya seiring waktu. Jika sering terkena panas akan cepat pudar warnanya

Manusia juga bisa berubah karakternya atau pikirannya. Jika terpapar lingkungan negativ maka kemungkinan besar pikiran negativ akan menguasai cara berpikirnya.

Itu sebabnya kata orang bijak, jauhi teman yang membawa ke dalam pikiran negativ. Orang pemalas. Orang pemabuk. Orang penjudi. Orang penipu. Orang radikal. Pokoknya yang aneh2 kudu dijauhi.

Dulu Irma kami kenal sosok yang jika bertutur kata2nya selalu terjaga. Ia lebih banyak mendengar dan tersenyum. Ia bisa membawa diri sebagai istri perwira. Tampilannya juga modis dan terbuka pada siapa saja.

Entah mengapa, Irma yang dulu saya kenal telah berubah. Berubah cara pikirnya menyikapi dinamika sosial politik. Padahal aturan baku disiplin militer sebagai istri perwira itu mengikatnya tidak boleh beropini sembarangan.

9 tahun lalu, kami merasakan aura ledakan rindu yang membuncah. Rindu akan masa-masa muda dulu yang sulit dilupakan.

Masa-masa yang paling indah saat sekumpulan anak anak remaja bersekolah. Bermain. Jatuh cinta pertama. Bahkan putus cinta.

Di atas panggung itu saya melihat semua melompat meski tak seirama. Ada gerakan tortor yang suka-suka. Ada joged yang amburadul berpadu dengan teriakan SITUMORANG yang membahana.

"Situmooorang..Situmooranggg..Situmooranggg..ala situ ala rudeee...."

Semuanya kami larut dalam kegembiraan yang sekian lama terpenjara oleh bingkai ruang dan waktu. Namanya kesibukan.

Kami benar-benar gila hingga para penonton terlihat senyum-senyum melihat kami seperti anak kecil mendapat boneka.

Melompat lompat, berjingkrak-jingkrak, berteriak bersorak memekikkan YESSS. Kegembiraan yang tersumbat 17 tahun lebih itu menjadi badai.

Badai yang menyapu panggung reuni tanpa rekayasa tanpa aturan. Semua bergerak sesuai hati dan perasaannya. Yang penting hepi, yang penting muda kembali.

Ahhh teman...saya lebih senang kamu menyenandungkan lagu Situmorang seperti waktu reuni kita dulu. Suaramu merdu. Gayamu gak kalah sama Yuni Shara.

Sayang sekali berita tentangmu berakhir duka. Bukan karena sifat aslimu yang kami kenal dulu baik, ramah dan hangat. Mungkin karena pergaulanmu kini sudah berbeda. Itu mempengaruhi caramu melihat realitas sosial.

Sebagai teman saya hanya bisa menyampaikan prihatin. Semoga ada hikmah di balik peristiwa ini. Setidaknya kini kamu tahu semakin tinggi karir kita, ujian dan cobaan itu akan semakin berat.

Pada akhirnya hidup ini bukan tentang apa yang ingin kita raih. Tapi tentang apa yang ingin kita bagikan.

Jika kebaikan yang kita bagi, kebaikanlah yang kita raih. Jika kata baik yang kita bagi, kata baik juga yang kita terima. Jika cinta yang kita bagi, maka cintalah yang kita terima.

Salam perjuangan penuh cinta

Birgaldo Sinaga."

Dalam unggahan tersebut, ia juga menceritakan jika Irma Zulkifli Nasution bisa dibilang primadona SMA 3 Medan.

Birgaldo mengaku terakhir bertemu dengan teman sekolahnya itu ketika reuni akbar pada sembilan tahun yang lalu.

Birgaldo juga sempat menuliskan pesan bahwa manusia juga bisa berubah karakternya atau pikirannya.

Hal tersebut bisa terjadi jika terpapar oleh lingkungan negativ yang memengaruhinya.

Sehingga kemungkinan besar pikiran negativ juga akan menguasai cara berpikirnya.

(*/Tribun-medan.com)

Baca juga: SOSOK Hendi Suhendi, Dulu Dihukum karena Postingan Sang Istri Irma Nasution, Kini Promosi Brigjen

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved