Berita Viral
DUGAAN Motif Pembunuhan Pemimpin Politik Hamas Ismail Haniyeh dan Komandan Hizbullah Fuad Shukr
Pada Minggu (28/7/2024) lalu, Kepala Badan intelijen Israel Mossad, David Barnea, tiba di Roma untuk membahas proposal perdamaian dengan Hamas.
TRIBUN-MEDAN.COM - Pada Minggu (28/7/2024) lalu, Kepala Badan intelijen Israel Mossad, David Barnea, tiba di Roma, Italia, untuk membahas proposal perdamaian dengan Hamas.
Barnea bergabung dalam pertemuan puncak dengan direktur CIA William Burns, Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, dan kepala intelijen Mesir Abbas Kamel, laporan Anadolu Agency.
Adapun pertemuan puncak rahasia ini sendiri terjadi setelah muncul laporan "adanya pihak-pihak yang mempersulit negosiasi perdamaian antara Hamas dengan Israel" yang proposalnya telah diajukan ke Washington.
Kemudian, pada Selasa (30/7/2024) malam di Beirut selatan, dan pada dini harinya sekira pukul 02.00 waktu Iran, (31/7/2024), dua pemimpin kelompok pejuang bersenjata di Timur Tengah tewas hampir bersamaan. Hanya beda jam.
Kedua yang tewas dibunuh itu ialah Pemimpin Politik Hamas Ismail Haniyeh dan Komandan Hizbullah Fuad Shukr di Lebanon.
Fuad Shukr juga sebagai penasihat senior bagi Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.
Ia merupakan otak yang memberikan masukan khusus kepada Hassan Nasrallah.
Pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh datang ke Teheran, Iran, untuk menghadiri undangan pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian pada 30 Juli 2024.
Setelah upacara pelantikan, kemudian Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menerima Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan Pemimpin Jihad Islam Palestina Ziad Nakhaleh pada Selasa (30/7/2024) malam waktu setempat.
Dini harinya, sekira pukul 02.00, menurut Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), pembunuhan Ismail Haniyeh terjadi.
Pembunuhan Ismail Haniyeh ini dikaitkan dengan operasi intelijen mossad.

Pembunuhan Komandan Hizbullah Fuad Shukr di Lebanon.
Komandan Hizbullah Fuad Shukr di Lebanon sekaligus sebagai penasihat senior bagi Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, tewas dalam serangan Israel pada Selasa (30/7/2024) di Beirut selatan, Lebanon.
Militer Israel IDF mengatakan jet tempurnya "melenyapkan komandan militer paling senior organisasi Hizbullah (Shukr)" di ibu kota Lebanon.
IDF mengatakan Shukr, yang bergabung dengan Hizbullah pada tahun 1985, naik pangkat dalam kelompok tersebut untuk mendapatkan posisi yang dekat dengan pemimpinnya, Hassan Nasrallah.
"Ia merencanakan serangan Hizbullah selama 30 tahun dan tangannya berlumuran darah warga Israel, Amerika, Prancis, dan lainnya,"ungkap IDF.
IDF menambahkan di dalam Hizbullah, Shukr adalah "penasihat senior untuk urusan strategis dan operasi masa perang."
Shukr dianggap sebagai perencana serangan ke Israel dengan serangan roket dan pesawat nirawak.
IDF juga menuduh selama sepuluh bulan terakhir, sejak dimulainya perang Israel-Hamas pada 7 Oktober 2023, Shukr telah "mengatur serangan roket dan pesawat nirawak" terhadap Israel.
Serangan tersebut, menurut IDF Israel, telah memaksa "60.000 warga sipil di Israel utara mengungsi dari rumah mereka."
Menurut IDF, Shukr adalah perencana serangan roket mematikan Hizbullah akhir pekan lalu di desa Majdal Shams di Israel utara. Serangan itu menewaskan 12 orang dan melukai sekitar 29 lainnya.
Sebagian besar korban berusia antara 10 dan 20 tahun karena banyak dari mereka bermain sepak bola pada hari Sabtu.
Namun Hizbullah menyangkal bertanggung jawab atas serangan itu. Hizbullah menyebut Israel pelakunya karena pejuang Lebanon tak pernah menyerang warga sipil.
Laporan media Israel, Yedioth Ahronoth, Shukr disebut terlibat dalam mengintegrasikan dan mengembangkan rudal berpemandu presisi.
Ia berperan penting dalam mengembangkan rudal berpemandu presisi.
"Rudal-rudal ini berpotensi mengancam nyawa jutaan warga Israel,"ungkap IDF.

Misteri penyerangan Ismail Haniyeh
Terkait alasan penyerangan kediaman menginap Ismail Haniyeh, Israel masih bungkam. Saat ini muncul dua versi penyerangan yang menewaskan Pemimpin Politik Hamas itu.
Versi pertama, Ismail Haniyeh disebut tewas akibat bom yang diselundupkan ke dalam wisma tamu yang ditinggalinya selama berada di Teheran, Iran.
Hal itu menurut laporan media terkemuka Amerika Serikat (AS), New York Times (NYT).
Laporan NYT tersebut mengutip sejumlah sumber pejabat Timur Tengah dan AS.
Bom itu, masih menurut laporan NYT, diledakkan dari jarak jauh setelah Haniyeh dipastikan berada di dalam kamarnya.
Wisma tamu yang ditempati Ismail Haniyeh itu terletak di lingkungan kelas atas di wilayah Teheran bagian utara.
Lokasi itu merupakan bagian dari kompleks yang disebut sebagai Neshat dan dikelola oleh Korps Garda Revolusi Iran (IRGC).
Laporan itu berbeda dengan laporan versi media pemerintah Iran sebelumnya.
Sebelumnya, Ismail Haniyeh disebut tewas akibat serangan rudal dari pesawat tempur tak berawak yang menghantam kediamannya setelah menghadiri pelantikan Presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.
Fars News Agency melaporkan bahwa Haniyeh tewas akibat serangan rudal yang diluncurkan dari udara saat sedang berada di Teheran pada Rabu (31/7/2024) waktu setempat. Namun, kantor berita Iran itu tidak menyinggung pelaku yang meluncurkan serangan rudal tersebut.
Sementara itu, Hamas menyatakan, Haniyeh terbunuh dalam serangan udara Zionis di kediamannya di Teheran.
Meskipun Hamas dan Iran menuduh Israel sebagai dalang di balik pembunuhan Haniyeh, pemerintah maupun militer Tel Aviv belum mengaku bertanggung jawab.
Sementara, para pejabat AS meyakini bahwa Israel berada di balik pembunuhan Haniyeh.
Tiga pejabat Iran yang dikutip dalam laporan NYT menggambarkan pembunuhan Haniyeh itu sebagai kegagalan besar bagi intelijen dan keamanan Teheran.
Bahkan, pejabat Iran menyebut insiden itu sangat memalukan bagi Garda Revolusi Iran lantaran menggunakan kompleks tersebut untuk pertemuan rahasia dan menjamu tamu-tamu terkemuka seperti Haniyeh.
Garda Revolusi Iran mengonfirmasi Haniyeh dan seorang pengawalnya tewas setelah kediaman yang menjadi tempat mereka menginap di Teheran diserang.
Laporan NYT, Israel tidak menggunakan rudal untuk membunuh Pemimpin Politik Hamas, Ismail Haniyeh.
Israel disebut NYT, menyelundupkan bom pada awal Juni 2024 untuk pembunuhan pada 31 Juli 2024 di Teheran itu.
Kali ini disebut NYT, berbeda dengan cara membunuh Kepala Staf Sayap Militer Hezbollah Fuad Shukr, menggunakan rudal.
Metode pembunuhan Ismail Haniyeh ini, lanjut NYT, mirip dengan metode pembunuhan pakar nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh, pada November 2020.
Ismail Haniyeh tewas dibunuh oleh bom yang diselundupkan ke wisma tamu di Teheran sejak dua bulan lalu.
"Bom tersebut telah disembunyikan sekitar dua bulan lalu di wisma tamu tersebut," kata kelima pejabat Timur Tengah sumber New York Times itu pada Kamis (1/8/2024).
"Bom tersebut diledakkan dari jarak jauh," imbuh mereka.
"Setelah dipastikan bahwa dia berada di dalam kamarnya di wisma tamu tersebut.”
Bom itu, lanjut laporan New York Times, menewaskan Haniyeh dan pengawalnya serta menyebabkan kerusakan pada bangunan tersebut.
Laporan NYT ini pun mematahkan spekulasi sebelumnya yang menyebutkan serangan rudal oleh drone dan serangan jet tempur siluman F-35 Israel dari wilayah Azerbaijan.
"Hanya kamar Ismail Haniyeh sasaran, Pemimpin Jihad Islam Palestina, Ziyad Al-Nakhalah, tinggal di sebelahnya, selamat dari serangan,"kata dua pejabat Iran kepada New York Times.
“Kamarnya tidak rusak parah, menunjukkan perencanaan yang tepat dalam penargetan Haniyeh,”imbuh dia.

Laporan NYT Dibantah Saksi Mata
Pemberitaan NYT tersebut dibantah tiga orang saksi yang berada di gedung yang dijaga ketat di Teheran tempat Ismail Haniyeh dibunuh itu.
Menurut saksi, telah memberi tahu Middle East Eye bahwa kepala politik Hamas itu terbunuh oleh rudal yang ditembakkan ke kamarnya dan bukan karena bom yang ditanam.
Orang-orang tersebut, yang salah satunya tinggal di kamar dekat kamar Haniyeh, mengatakan pada Jumat (2/8/2024) bahwa mereka mendengar suara-suara sebelum ledakan mengguncang gedung tersebut, suara-suara yang mereka katakan tampaknya konsisten dengan suara yang dihasilkan oleh rudal.
"Ini jelas proyektil dan bukan bom yang ditanam," ungkap salah satu orang saksi tersebut kepada MEE.
Saksi mata itu menambahkan mereka melihat akibat ledakan yang tampaknya konsisten dengan serangan rudal.
Dua orang lainnya, yang tinggal di lantai terpisah, juga menyaksikan akibat serangan itu, yang mengakibatkan runtuhnya sebagian langit-langit dan dinding luar kamar Haniyeh.
Foto-foto terbaru memperlihatkan apartemen lantai atas gedung yang rusak. Bagian bangunan yang rusak itu kini telah ditutup dengan terpal, dan puing-puingnya dapat terlihat di tanah. Karena ketinggiannya dan lingkungan sekitarnya yang terbuka, bangunan itu mudah terlihat dari jauh.

Rangkaian Tiga Hari sebelum Penyerangan Ismail Haniyeh
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei masih menerima Ismail Haniyeh dan Pemimpin Jihad Islam Palestina Ziad Nakhaleh di Teheran, Iran, pada Selasa (30/7/2024) malam waktu setempat.
Beberapa jam setelah pertemuan itu, Ismail Haniyeh dan seorang pengawalnya tewas dibunuh di tempatnya menginap di Teheran, Iran, Rabu (31/7/2024).
Di sisi lain, dilaporkan media Israel, Yedioth Ahronoth, tiga hari sebelum penyerangan Ismail Haniyeh di Taheran dan Komandan Hizbullah Fuad Shukr di Lebanon, Kepala Badan intelijen Israel Mossad, David Barnea, tiba di Roma, Italia, untuk membahas proposal perdamaian dengan Hamas, Minggu (28/7/2024).
Mengutip Anadolu Agency, Barnea diperkirakan bergabung dalam pertemuan puncak dengan direktur CIA William Burns, Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, dan kepala intelijen Mesir Abbas Kamel.
Dikatakan bahwa Israel telah mengajukan proposal terbaru ke Washington untuk kesepakatan dengan Hamas.
"Barnea tiba di Roma untuk berpartisipasi dalam pertemuan puncak empat pihak untuk membahas gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera dengan kelompok Palestina Hamas di Gaza," lapor Anadolu Agency.
Pertemuan ini sendiri terjadi setelah muncul laporan "adanya pihak-pihak yang mempersulit negosiasi perdamaian".
Kunjungan Barnea juga terjadi saat pihak Amerika Serikat (AS) dan Israel mengatakan telah terjadi langkah signifikan dalam perdamaian antara Tel Aviv dengan Hamas.
Beberapa pekan lalu, PBB meloloskan resolusi perdamaian yang diinisiasi Presiden AS Joe Biden, yang membagi proses kesepakatan dalam tiga tahap.
"Ada beberapa hal yang kami butuhkan dari Hamas, dan ada beberapa hal yang kami butuhkan dari pihak Israel. Dan saya pikir Anda akan melihat hal itu terjadi di sini selama minggu mendatang," kata pejabat Gedung Putih.
Namun progres ini ditolak mentah-mentah oleh Hamas. Kelompok itu menyebut AS berusaha menutupi tindakan Netanyahu yang sebenarnya ingin merusak kesepakatan tersebut. "Netanyahu masih menunda-nunda. Sejauh ini tidak ada perubahan dalam pendiriannya," kata pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri.
Sejauh ini, kelompok bersenjata Hamas tersebut memulangkan 110 tawanan Israel. Tel Aviv kemudian juga membebaskan beberapa tahanan Palestina selama gencatan senjata tujuh hari yang berakhir pada tanggal 1 Desember.
(*/Tribun-medan.com)
Baca juga: KETIKA 2 Pemimpin Kelompok Besar Tewas Bersamaan di Dua Negara Berbeda: Pemimpin Hamas dan Hizbullah
KRONOLOGI Dua Warga Malaysia Dibakar Hidup-Hidup di Thailand, Pelaku Kesal Karena Pengangguran |
![]() |
---|
KAKAK Prada Lucky Ungkap Sang Adik Sempat Curhat Disiksa Gegara TakAda di Dapur, Padahal Lagi Sakit |
![]() |
---|
Beda Pengakuan Ketua RT dan Polisi Soal 5 Pemain Judol yang Ditangkap Diduga Rugikan Bandar |
![]() |
---|
TRAGEDI Kematian Prada Lucky Guncang TNI: Sebanyak 24 Prajurit Diperiksa, Berikut Nama-namanya |
![]() |
---|
PENJELASAN Polisi dan Kejagung Soal Jaksa Syarifuddin Pamer Pistol Saat Ditegur Parkir Sembarangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.