PON Sumut Aceh 2024
Duduk Perkara Atlet PON Diusir Pihak Hotel di Medan, KONI dan Manager Hotel Saling Berkoar
Atlet dan Pelatih cabang olahraga Squash dan Taekwondo PON Sumatra Utara akhirnya dipindahkan ke Hotel Miyana pasca diusir dari Hotel di Medan
Penulis: Aprianto Tambunan | Editor: Salomo Tarigan
TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN - Atlet dan Pelatih cabang olahraga Squash dan Taekwondo PON Sumatra Utara akhirnya dipindahkan ke Hotel Miyana pasca diusir dari Hotel San Cemara Asri Medan, Kamis (8/8/2024).
Diketahui sebelumnya, 41 atlet dan pelatih cabor Squash dan Taekwondo Sumatra Utara menginap di Hotel San Cemara Asri Medan sejak 5 Agustus 2024 lalu, untuk menjalani Program Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) Penuh yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Sumatra Utara.
Namun, diduga akibat adanya kesalahan administrasi, atlet dan pelatih yang menginap di hotel tersebut pun harus dikeluarkan oleh pihak manajemen.
Terkait hal itu, Ketua KONI Sumut, John Ismadi Lubis mengatakan bahwa saat ini atlet PON Sumut tersebut sudah diinapkan di Hotel Miyana yang berada tak jauh dari lokasi.
Hal itu dijelaskannya disebabkan adanya ancaman dari pihak hotel yang akan mengeluarkan atlet dan pelatih akibat belum membayar administrasi.
"Sebetulnya begini, ada hotel yang punya peraturan harus bayar di depan. Kita kan tidak bisa, kita kan harus proses keuangan. Jadi karena hotelnya sombongnya bukan main, dia tak mendukung PON.
Ngancam 'kalau tidak bayar kalian keluar', begitu dia ngancam kita carikan hotel di Miyana," ucap Jhon kepada Tribun Medan, Kamis (8/8/2024).
Insiden tersebut pun sangat disayangkan Jhon Ismadi Lubis.
Menurut, sebagai pengusaha dan masyarakat Sumatra Utara seharusnya pihak hotel bisa membantu atlet PON tersebut.
Karena katanya, pihaknya bukan tidak mau membayar administrasi tersebut, namun hal tersebut harus melalui sejumlah proses di pemerintahan.
"Kenapa hotel itu tidak mau, gak mau mungkin dia bersatu dengan atlet. Seyogyanya sebagai pengusaha di Sumut dukung lah PON. Jangan semata-mata berbicara tentang uang.
Proses pengadaan uang di pemerintahan kan gak bisa begitu masuk langsung bayar, kan di proses dulu duitnya," ungkapnya.
Jhon juga mengaku bahwa dari awal dirinya tidak setuju atlet dan pelatih PON melakukan program pelatda di hotel tersebut.
Hanya saja, dengan segala pertimbangan, akhirnya hotel tersebut pun dipilih menjadi lokasi pelatda penuh kedua cabor.
"Dari awal memang saya tidak setuju di situ. Serapan paginya nasi goreng, bagaimana atlet serapan pagi nasi goreng," ujarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.