Sosok Tuan Rondahaim Saragih, Raja Simalungun Dijuluki Napoleon der Bataks karena Strategi Perangnya

Raja dari Kerajaan Raya di Simalungun gigih melawan penjajah Belanda. Ia bahkan dijuluki Napoleon der Bataks atau “Napoleon-nya Orang Batak”.

Editor: Juang Naibaho
TRIBUN MEDAN
Peziarah mendatangi makam Tuan Rondahaim Saragih di Pamatang Raya, Kabupaten Simalungun. Tuan Rondahaim Saragih adalah raja dari Kerajaan Raya yang gigih melawan penjajah Belanda. 

TRIBUN-MEDAN.com - Masyarakat Sumatra Utara (Sumut) pasti sudah mengetahui sosok Sisingamangaraja XII, seorang raja di Negeri Toba yang telah diangkat menjadi pahlawan nasional karena perjuangannya melawan penjajah Belanda.

Tapi, apakah Anda tahu ada seorang raja dari Kerajaan Raya di Kabupaten Simalungun yang juga gigih melawan penjajah Belanda? Ia bahkan dijuluki Napoleon der Bataks atau “Napoleon-nya Orang Batak”.

Kerajaan Raya merupakan kerajaan kecil di tanah Simalungun yang dipimpin sosok bermarga Saragih Garingging. Saat ini merupakan wilayah Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun.

Suku Batak Simalungun juga saat itu sangat gigih melawan penjajah yang ingin menguasai wilayah mereka.

Perlawanan mereka dipimpin langsung oleh Tuan Rondahaim Saragih Garingging, raja dari Kerajaan Raya.

Tuan Rondahaim Saragih lahir pada tahun 1828 dari sepasang suami istri, Jinmahadim Saragih Garingging dan Puang Ramonta Purba Sidasuha.

Jinmahadim Saragih merupakan raja ke-13 di Kerajaan Raya.

Sepeninggalan ayahnya, takhta kerajaan sementara dipegang oleh pamannya, Tuan Murmahata Saragih Garingging. 

Di tahun 1948 mulailah Tuan Rondahaim Saragih Garingging memimpin Kerajaan Raya sebagai Raja ke-14. 

Tuan Rondahaim Saragih Garingging meninggal dunia pada usia tua sekitar Juli 1891.

Tuan Rondahaim Saragih Garingging merupakan satu dari tujuh Raja Simalungun yang sangat gigih melawan penjajah pada masa Kolonial Belanda saat itu.

Strategi perang terbuka dan gerilya yang dipimpin Tuan Rondahaim kerap membuat Belanda kerepotan. 

Bahkan, Kolonial Belanda sampai menjulukinya sebagai Napoleon der Bataks, yang artinya “Napoleon-nya Orang Batak”.

Rondahaim membentuk pasukan gabungan dari kerajaan kecil di wilayah Simalungun, yakni Raja Siantar, Bandar, Sidamanik, Raja Tanah Jawa, Raja Pane, Raja Raya, Raja Purba, Raja Silimakuta, dan Raja Dolok Silou. 

Ia juga melatih para pasukan itu sebagai pasukan gerilya ataupun kavaleri. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved