Berita Samosir Terkini

Ikan Red Devil, Predator Ikan di Danau Toba Kini Diolah Jadi Makanan Bergizi

Kita berupaya mengurangi jumlah ikan red devil yang sifatnya invasif. Maka dengan cara ini kita berharap dapat juga menunjang program ketahanan pangan

Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/MAURITS PARDOSI
Pemkab Samosir gelar pelatihan pengolahan makanan berbahan dasar ikan red devil Danau Toba beberapa waktu lalu. 

TRIBUN-MEDAN.com, PANGURURAN -Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Samosir bersama mahasiswa KKN Universitas Gajah Mada (UGM) melakukan pelatihan pengelolaan makanan nuget berbahan baku ikan Lohan Merah (Red Devil) di Danau Toba.

Perlu diketahui, bahwa ikan Red Devil kerap memangsa segala jenis ikan di Danau Toba. Kepala Dinas Ketapang dan Pertanian Kabupaten Samosir, Tumiur Gultom berharap dengan cara itu, dapat mengurangi ikan Red Devil di Danau Toba.

“Kita juga tengah berupaya mengurangi jumlah ikan red devil yang sifatnya invasif. Maka dengan cara ini kita berharap dapat juga menunjang program ketahanan pangan. Artinya, ikan red devil tersebut dapat diubah menjadi sumber protein dan makanan bergizi lainnya bagi masyarakat,” ujar Tumiur Gultom, Selasa (13/8/2024). 

Selain nuget, pihaknya juga akan berkoodinasi dengan pelaku dengan membuat makanan kerupuk dengan menggunakan bahan baku ikan Red Devil. “Kedua, kita juga berkoordinasi dengan pengrajin yang dapat menghasilkan kerupuk,” sambungnya. 

Tumiur berharap pengelolaan ikan Red Devil dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Dan peserta yang mengikuti pelatihan pengelolaan ikan Red Devil tersebut, dapat disebarkan kepada seluruh masyarakat Samosir.

“Kita berharap pengetahuan pengrajin dapat bertambah, guna mengelola ikan red devil menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakat. Kegiatan tersebut menghadirkan masyarakat dari Siopat Sosor dan Situngkir dan 9 penyuluh dari kecamatan, sehingga informasi ini dapat disebarkan," sambungnya. 

"Dan, kita berharap setiap kecamatan membentuk kelompok untuk pengolahan ikan red devil tersebut," sambungnya. 

Pengamat Lingkungan Hidup Gurgur Manurung: Ikan Red Devil Sifatnya Invasif

Pengamat lingkungan Gurgur Manurung menyampaikan Danau Toba sedang dalam bencana setelah merebaknya jumlah ikan red devil (Iblis Merah).

Ikan Iblis Merah tersebut disebut sebagai predator bagi ikan yang lain; ikan mas dan mujahir.

Kedua ikan ini merupakan ikan yang ditangkap nelayan tradisional di kawasan Danau Toba.


Dirinya sendiri telah menyampaikan aspirasi soal perkembangan jumlah ikan merah yang ia sebut sebagai ikan predator sekaligus invasif.

"Dari dulu sudah kita katakan soal itu, tapi sekarang kita ternyata mengalaminya. Sejak tahun 2000, saya sudah teriak-teriak agar jangan ada ikan invasif di Danau Toba. Harus ada kontrol," ujarnya beberapa waktu lalu. 

"Itu membutuhkan riset soal ini sebab ini adalah bencana bagi ekosistem Danau Toba. Ini adalah sesuatu yang serius, bukan sebatas bahasa-bahasa politis lagi," sambungnya.
Menurutnya, ikan Iblis Merah itu belum diketahui secara pasti dari mana asalnya.

Namun seharusnya penyemaian benih ikan di Danau Toba harus melalui karantina.

"Sejak awal kita sampaikan agar jangan sembarang benih ikan yang ditanam di Danau Toba. Harusnya melalui Balai Benih Ikan. Tidak ada yang akan kita buat selain riset yang serius karena ini ibarat kanker stadium 4," terangnya.

Kita sudah sampaikan, akan menjadi malapetaka bila spesies baru masuk ke ekosistem raksasa seperti Danau Toba. Dengan demikian, nelayan merasa rugi karena ikan yang biasanya mereka ambil sudah dilahap ikan predator tersebut," sambungnya.

Ia sebut bahwa ikan predator tersebut sifatnya invasif, menyerang ikan yang lain. Selanjutnya, populasi ikan red devil tersebut cepat bertumbuh serta kurang bernilai ekonomis di pasaran.

"Ikan ini sifatnya invasif, menyerah ikan lain. Lalu, jumlahnya cepat membludak, pertumbuhannya cepat. Pokoknya, ini harus diseriusi. Kita sedang kemalangan pada kondisi ini," terangnya.

Sehingga, ia berharap Balai Benih Ikan di kawasan Danau Toba kembali dihidupkan dan dioptimalkan.

"Maka, kita minta agar semua pihak taat bahwa semua spesies ikan yang akan dimasukkan ke Danau Toba harus lulus dari karantina melalui Balai Benih ikan. Dengan demikian, ikan yang bakal masuk itu tidak merusak ekosistem Danau Toba," pungkasnya.

(cr3/tribun-medan.com) 

Update berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved