TRIBUN WIKI
Potensi Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Bisa Picu Tsunami, Lokasi Sangat Dekat dengan Kota Padang
Fenomena megathrust Mentawai-Siberut diprediksi bakal terjadi kembali. Dampaknya, akan memicu terjadinya gempa dahsyat dan tsunami di Sumatera
TRIBUN-MEDAN.COM,- Sejumlah peneliti mengungkap bahwa fenomena megathrust di wilayah Sumatera bisa saja terjadi kembali.
Bahkan, fenomena megathrust ini tinggal menunggu waktu saja.
Menurut Pakar Gempa dari Universitas Andalas, Dr Badrul Mustafa Kemal seperti dilansir dari RRI, fenomena megathrust Mentawai-Siberut bisa terjadi menjelang tahun 2070.
Terakhir kali terjadi, fenomena megathrust di segmen Mentawai-Siberut terjadi pada 1797.
Fenomena ini memiliki periode ulang setiap 200 tahun sekali.
Baca juga: Menakar Bencana Dahsyat Dampak Megathrust di Wilayah Sumatera, Ada Gempa dan Tsunami
Yang sudah mengalami fenomena serupa yakni segmen Sipora-Pagai pada 25 Oktober 2010.
Saat itu, terjadi gempa besar berkekuatan 7,2 skala richter.
Kini, tingga segmen Mentawai-Siberut yang belum terjadi.
Jika gempa besar terjadi, tidak tertutup kemungkinan Kota Padang akan terkena dampaknya.
Sebab, Mentawai-Siberut sangat dekat sekali dengan Kota Padang.
Dikutip dari Kompas.com, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono memperkirakan bahwa megathrust Mentawai-Siberut bisa memicu gempa dahsyat berkekuatan M 8,9, disertai tsunami.
Baca juga: GEMPA TERKINI di Tuban Jawa Timur dan di Deiyai Papua, Benarkah Gempa Megathrust Lumpuhkan Jakarta?
Dampak Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut
Menurut Perekayasa di Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Widjo Kongko, Megathrust Selat Sunda memang berpotensi menyebabkan gempa besar berkekuatan M 8,7.
Namun, tidak menutup kemungkinan kekuatan gempa di wilayah tersebut mencapai M 9 atau lebih.
Hal tersebut bisa terjadi apabila terjadinya gempa akibat Megathrust Selat Sunda bersamaan dengan segmentasi yang berada di atasnya, yaitu Megathrust Enggano di Bengkulu dan sebelah timurnya, yaitu Megathrust Jawa Barat-Tengah.
“Energi yang dihasilkan dari potensi gempa itu mirip dengan gempa bumi dan tsunami Aceh 2004,” jelas Widjo dikutip dari Kompas.com, Selasa (18/1/2022).
Ia menambahkan, ada kemungkinan gempa akibat Megathrust Selat Sunda memicu tsunami yang lebih tinggi ketika gempa berkekuatan M 9,3 melanda Aceh pada 2004 silam.
Baca juga: HEBOH Gempa Megathrust Lumpuhkan Jakarta hingga Bikin Publik Panik, Kepala BMKG Membantah
Selain itu, Megathrust Mentawai-Siberut berpotensi memicu gempa besar di masa yang akan datang pernah menimbulkan beberapa bencana sejak 1994.
Megathrust di wilayah Sumatera tersebut pernah menyebabkan gempa M 8,5 di Nias pada 1994, M 7,9 di Lampung-Bengkulu pada 2000, M 9,3 di Aceh pada 2004, dan M 8,7 di Bengkulu.
Megathrust Mentawai-Siberut juga pernah menyebabkan gempa berkekuatan M 7,3 di Kepulauan Mentawai pada Selasa (25/4/2023) pukul 03.00 WIB.
Pada saat itu, Daryono mengatakan, gempa di wilayah tersebut merupakan rangkaian gempa yang telah diprediksi para ilmuwan.
“Karena memang hanya di segmen (zona megathrust segmen Mentawai-Siberut) ini yang energi (gempa bumi) terkonsentrasi dan belum release (muncul) di bagian Sumatera," jelas Daryono dikutip dari Kompas.com, Selasa.
“Hanya satu-satunya di Mentawai-Siberut yang belum release (gempa). Jadi gempa hari ini (Selasa) merupakan bagian dari rangkaian gempa zona megathrust di Segmen Mentawai-Siberut,” tambahnya.
Baca juga: VIRAL di TikTok Video Kepala BMKG Sebut Gempa Megathrust Bakal Lumpuhkan Jakarta, Begini Faktanya
Daryono menjelaskan, gempa paling besar yang yang dipicu oleh Megathrust Mentawai-Siberut terjadi pada 10 Februari 1797.
Pada saat itu, kekuatan gempa mencapai M 8,5 dan menimbulkan tsunami besar sehingga lebih dari 300 orang meninggal.
“Artinya, sudah lebih dari 300 tahun di zona ini tidak terjadi gempa besar sehingga wajar jika para ahli menjadikan zona ini sebagai the big one yang mana menjadi perhatian para ahli,” imbuh Daryono.
Langkah preventif BMKG
Terkait potensi gempa besar dan tsunami akibat megathrust, Daryono menyampaikan, BMKG sudah menyiapkan system monitoring, processing, dan diseminasi informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami yang semakin cepat dan akurat.
Upaya lainnya adalah memberikan edukasi, pelatihan mitigasi, drill, evakuasi, berbasis pemodelan tsunami kepada pemerintah daerah, stakeholder, masyarakat, pelaku usaha pariwisata pantai, dan industri pantai serta infrastruktur kritis, seperti pelabuhan dan bandara pantai.
Kegiatan tersebut dikemas dalam kegiatan Sekolah Lapang Gempa Bumi dan Tsunami (SLG), BMKG Goes To School (BGTS), dan Pembentukan Masyarakat Siaga tsunami atau Tsunami Ready Community.
“Harapan kita, semoga upaya kita dalam memitigasi bencana gempa bumi dan tsunami dapat berhasil dengan dapat menekan sekecil mungkin risiko dampak bencana yang mungkin terjadi, bahkan hingga dapat menciptakan zero victim,” kata Daryono.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.