TRIBUN WIKI
Kenali Apa Itu Rucolax, Obat yang Digunakan Dokter Muda Undip Hingga Meninggal Dunia
Rucolax adalah sejenis obat yang diindikasikan sebagai tambahan pada anestesi umum (bius total) untuk mempermudah proses pembedahan.
TRIBUN-MEDAN.COM,- Pengguna media sosial saat ini ramai mencari tahu apa itu Rucolax.
Sebab, Rucolax digunakan oleh dokter muda bernama Aulia Risma Lestari, hingga dirinya meninggal dunia.
Kasus kematian mahasiswi Kedokteran Speasialis Universitas Diponegoro (Undip) ini pun viral.
Masyarakat penasaran, apa itu Rucolax, dan bagaimana dampaknya terhadap tubuh manusia.
Dilansir dari Tribun Bengkulu, Rucolax adalah sejenis obat yang diindikasikan sebagai tambahan pada anestesi umum (bius total) untuk mempermudah intubasi endotrakeal serta memberikan relaksasi otot rangka selama pembedahan.
Baca juga: Apa Itu Mpox, Asal Usul, Gejala, Serta Cara Penularannya pada Manusia
Roculax diproduksi oleh Kalbe Farma dalam bentuk sediaan injeksi.
Obat ini digunakan karena kecepatan efeknya sekitar 1 – 2 menit dan bisa bertahan selama 30 – 50 menit.
Dosis penggunaan Roculax diberikan dengan mempertimbangkan kondisi kesehatan pasien dan interaksi dengan obat lain.
Umumnya, dosis awal yang diberikan adalah 0,6 mg/kgBB.
Dosis tersebut bisa jadi lebih rendah atau lebih tinggi tergantung kebutuhan.
Dalam dunia medis, Roculax masuk kategori golongan obat keras.
Obat ini memerlukan resep dokter untuk pembelian serta penggunaannya.
Baca juga: Kenali Apa Itu Angin Duduk, Gejala dan Cara Mengobatinya
Kalaupun digunakan dalam proses pembedahan, maka Rucolax harus digunakan melalui infus.
Tidak bisa langsung disuntikkan pada tubuh, sebagaimana kasus dr Aulia Risma Lestari.
Dalam kasus Aulia Risma Lestari, ia menyuntikkannya langsung ke tubuh.
Sehingga, terjadi masalah yang memicu kematian Aulia Risma Lestari.
Rincian Tentang Rucolax
Keterangan
- Golongan: Obat Keras.
- Kelas Terapi: Agen Penghambat Neuromuskular
- Kandungan: Rocuronium 10 mg/mL.
- Bentuk: Cairan Injeksi.
- Satuan Penjualan: Ampul.
- Kemasan: Box, 2 Blister @ 5 Ampul @ 5 mL.
- Farmasi: Kalbe Farma
Efek Samping :
- Pemanjangan hambatan neuromuskuler dikaitkan dengan penghambat neuromuskuler.
- Efek samping dengan keterkaitan yang mungkin atau tidak diketahui:
- Kardiovaskuler: aritmia, kelainan elektrokardiogram, takikardia, hipotensi, hipertensi.
- Saluran cerna: mual, muntah.
- Saluran napas: asma (bronkospasme, mengi, atau ronki), cekugan.
- Kulit dan anggota badan: reaksi alergi (ruam kulit, pruritus, anafilaktik dan
- Anafilaktoid), edema pada tempat injeksi.
Baca juga: Apa Itu Fenemona FOMO, YOLO, dan FOPO, Ini Perbedaannya
Kasus Aulia Risma Lestari
Aulia Risma Lestari, dokter muda yang tengah menempuh pendidikan S2 Anastesi ditemukan tewas di kamar kosnya yang ada di kawasan Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Semarang, Rabu (14/8/2024).
Informasi menyebutkan, Aulia Risma Lestari menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Islam Sultan Agung.
Dia merupakan alumni dari Fakultas Kedokteran angkatan 2014 yang dikenal cukup cerdas.
Hal tersebut diketahui dari pengakuan rekannya yang pernah mengenal Aulia Rima Lestari semasa hidup.
Adapun disebutkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) terakhir mencapai 3.9 dengan status cumlaude.
"Mba risma selama kuliah cerdas sekali orgnya, ipk nya selalu cumlaude dan mmg terkenal cerdas di angkatan. Terakhir ipknya 3,8 atau 3,9 waktu itu. Kasian sekali," tulis akun X @mecobalamiiin.
Tak hanya itu, sejumlah rekan lainnya pernah juga mengenal korban menyebut sempet bekerja sama dalam kegiatan kemenkes.
Seperti cuitan yang dimuat oleh akun X @dr_koko28 setelah mendengar kabar duka soal Dr Aulia Risma Lestari.
"Innalillahi wa inna ilaihi raajiiuun. Dengar kabar ada dokter PPDS yang meninggal. Ternyata tahun lalu, beliau sempat mengisi survei Kemenkes soal depresi.Sebuah kehilangan berharga. Apapun penyebab kematian beliau, harusnya itu jadi kasus yang pertama dan terakhir. Bagaimana kita memandang dan memperlakukan dokter junior dan PPDS ini jelas perlu bentuk pendekatan baru yang lebih memanusiakan mereka. Resiprokal," tulisnya
Sementara itu, ucapan duka disampaikan sejumlah pihak seperti akun instagram Pemkot Tegal.
Melalui akun instagramnya, pemkot Tegal menyampaikan turut berduka cita.
"Pj. Wali Kota beserta Jajaran Pimpinan dan Segenap Staf Pemerintah Kota Tegal.Turut berduka cita sedalam-dalamnya atas berpulangnya ke Rahmatullahdr. Aulia Risma Lestari.Semoga amal ibadah almarhumah diterima di sisi Allah SWT serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan Aamiin," tulisnya.
Program Studi Anestasi Dihentikan
Beredar surat Kementerian Kesehatan menyangkut meninggalnya Aulia Risma Lestari terkait kasus perundungan berujung bunuh diri.
Adapun Kemenkes meminta program studi anestasi di RSUP Dr Kariadi dihentikan sampai dilakukan investigasi dan langkah cepat yang dapat dipertanggung jawabkan oleh jajaran Direksi Rumah Sakit dan FK Undip
Surat tersebut lantas ditandandatangani oleh Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Dr Azhar Jaya SH SKM Mars
Bukan Bunuh Diri
Kapolsek Gajahmungkur Kompol Agus Hartono mengatakan pihaknya menerima kabar tewasnya dokter PPDS pada pukul 23.00 WIB, Senin (12/8/2024).
Menurutnya, memang ada narasi yang beredar jika kematian dokter muda itu karena bunuh diri.
Namun ia menepis jika kematian dokter muda itu karena bunuh diri.
"Kematiannya bukan karena bunuh diri," tuturnya kepada tribunjateng.com, Rabu (14/8/2024).
Agus menerangkan Aulia merupakan dokter ASN di Tegal. Wanita kelahiran 1994 itu mendapat biaya Dinas S2 anastesi.
"Dia (Aulia) sudah satu tahun ngekos tepatnya di samping kantor kelurahan," tuturnya.
Menurutnya, kematian Aulia itu diduga karena merasa berat mengikuti pelajaran maupun menghadapi seniornya.
Hal itu pun berdasarkan cerita dari ibunya maupun isi buku hariannya.
"Nah dia sempat nggak kuat begitu istilahnya otaknya sudah ambyar urusan pelajarannya berat, urusan sama seniornya berat," jelasnya.
Menurut dia, dokter asal Tegal itu diduga menenangkan diri menggunakan obat anastesi. Obat itu disuntikan sedikit ke lengannya.
"Kemarin dicek masih ada sisa campuran obat. Informasi dokter obat itu seharusnya lewat infus. Tapi ini disuntikan sedikit di lengannya agar bisa tidur. Jadi bukan bunuh diri, tidak ada indikasi bunuh diri," ujarnya.
Dikatakannya, tewasnya Aulia diketahui pertama kali oleh pemilik kos dan temannya.
Saat itu pacar Aulia menelpon sekitar pukul 07.00-08.00 WIB namun tidak mendapat respon.
Hingga akhirnya kekasih Aulia meminta teman sekosnya untuk menengok ke kamarnya.
"Nah minta tolong temennya itu, temennya itu kok dicek tutupan mungkin di kosannya tembalang , dicek ke Tembalang sana kosong juga," ujarnya.
Hingga akhirnya teman kos Aulia ke Lempongsari dan meminta pemilik kos mengecek kamarnya.
"Kamar itu terkunci hingga akhirnya pakai kunci serep. Tetap nggak bisa karena dikunci dari dalam. Kemudian panggil tukang kunci dan ditemukan sudah meninggal, dalam posisi miring seperti orang tidur," imbuhnya.
Lanjutnya proses evakuasi baru bisa dilakukan pukul 03.00 WIB menunggu ibu Aulia datang ke kos itu.
Ibunya menyadari anaknya sudah meminta resign karena tak kuat. Aulia telah bercerita dengan ibunya.
"Cerita satu mungkin sekolah, kedua mungkin menghadapi seniornya, seniornya itu kan perintahnya sewaktu-waktu minta ini itu, ini itu, keras," imbuhnya.
Hingga akhirnya ibunya menyadari meminta membawa Aulia ke Kariadi namun tidak diotopsi. Jenazah Aulia dibawa ke Tegal.
"Kondisi jasad Aulia mukanya biru-biru sedikit sama pahanya, seperti orang tidur," tandasnya.
Sementara penjaga kos, Marsono mengatakan jenazah telah dibawa ke Kariadi kemudian di bawa ke082 rumah duka di Tegal. Aulia tinggal satu kos bersama saudaranya.
"Saya tidak tahu penyebab kematiannya. Mungkin karena kecapaian," kata dia.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.