Berita Viral
PDIP Jadi Penonton di Pilkada Jakarta? Tak Ada Satu Pun Partai Mau Berkoalisi Usung Anies-Hendrar
PDIP terancam menjadi penonton di Pilkada Jakarta. Mereka tak bisa mengusung Anies Baswedan-Hendrar Prihadi lantaran kekurangan perolehan kursi.
TRIBUN-MEDAN.com - PDIP terancam menjadi penonton di Pilkada Jakarta. Mereka tak bisa mengusung Anies Baswedan-Hendrar Prihadi lantaran kekurangan perolehan kursi.
Anies tak bisa melobi partai yang dulu mengusungnya di Pilpres 2024, PKS dan Nasdem.
Selain itu, PDIP juga tak bisa menjaga kekompakan dengan PPP di Pilkada Jakarta.
Seluruh partai yang bersebranagan dengan KIM memilih mengusung Ridwan Kamil-Suswono.
Tertinggal PDIP yang sendiri tanpa mitra politik dan tak bisa berbuat apa-apa di Pilkada Jakarta.
Jika PDIP tak ikut dalam kontestasi Pilgub Jakarta, maka ini sejarah baru untuk partai berlambang moncong putih ini.
Sebelumnya, Nasdem dan PKS sempat memberi harapan ke Anies Baswedan.
Mereka sempat mengelurkan pernyataan bakal mengusung Anies di Pilkada Jakarta, namun semua hanya harapan kosong.
Namun, perkembangan politik yang dinamis, kini Anies ditinggalkan NasDem, PKB dan PKS.
Sebagai harapan terakhir adalah PDIP. Partai besutan Megawati Soekarnoputri ini bahkan sudah memasangkan Anies dengan Hendrar Prihadi.
Namun, ada syaratnya, yakni asal ada mitra koalisi. Realita politik, saat ini 12 parpol sudah mendukung Ridwan Kamil-Suswono.
Lalu, PDIP mau koalisi dengan siapa? Berarti Anies jadi Korban PHP lagi?
"Kami lagi berupaya sedemikian rupa masih dengan partai-partai lain, sebisa mungkin sebelum tanggal 27 kami cari peluang," kata Ketua DPP PDIP Said Abdullah.
"Kalau peluangnya dapat, kami akan bawa Anies sebagai orang pertama dan Hendi sebagai orang kedua," imbuhnya.

Menurut Said, Anies dan Hendrar sudah bersedia untuk diduetkan dan dicalonkan oleh PDIP.
Said pun mengakui bahwa upaya mengusung Anies-Hendrar tidak mudah, karena tiket pencalonan sudah habis diborong oleh Ridwan Kamil-Suswono.
Sementara, PDIP mesti berkoalisi dengan partai lain untuk bisa mencalonkan gubernur dan wakil gubernur karena kursi PDIP di DPRD DKI Jakarta tidak memenuhi ambang batas pencalonan.
"Tapi kalau toh pada akhirnya kami tidak bisa, katakanlah karena sudah KIM Plus terkonsolidasi, kami tidak punya kawan lagi untuk maju, ya apa boleh buat?" kata Said.
Apabila itu terjadi, Said menyatakan, PDIP bakal memilih untuk tidak mencalonkan gubernur dan wakil gubernur Jakarta pada Pilkada 2024.
Ketua DPP PDIP Adian Napitupulu pun menegaskan, PDIP tidak akan bergabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang mengusung Ridwan Kamil-Suswono.
Menurut dia, deklarasi Ridwan Kamil-Suswono yang tidak mengikutsertakan PDIP menandakan PDIP tidak bisa diperjualbelikan.
"PDI Perjuangan is not for sale,” kata Adian.
Baca juga: Cegah Pencurian Sawit, Samapta Polres Labusel Patroli di Perkebunan
Baca juga: Tekan Angka Kejahatan Malam Hari, Polres Tebingtinggi Perkuat Patroli Dialogis
PDIP dikunci
Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat berpandangan, terbentuknya koalisi besar yang mengusung Ridwan Kamil-Suswono merupakan upaya untuk mengunci PDIP agar tidak bisa mencalonkan jagoannya pada Pilkada Jakarta.
“Deklarasi itu kita bisa melihat bagaimana nantinya kalau itu terjadi maka PDIP secara otomatis tidak bisa mencalonkan,” ujar Djarot.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu pun menduga, diborongnya tiket pencalonan Pilkada Jakarta itu bertujuan untuk membawa Ridwan Kamil-Suswono menjadi calon tunggal atau melawan kotak kosong.
Selain itu, ia juga curiga bahwa Ridwan Kamil-Suswono bakal berhadapan dengan calon dari jalur perseorangan yang sengaja dimajukan sebagai 'boneka'.
"Kalau begitu, kami tantang, apakah berani pasangan yang deklarasi dengan memborong semua partai itu melawan kotak kosong? Ya, melawan kotak kosong," ujar Djarot.
Ia pun menegaskan, PDIP akan melawan upaya membangun situasi Jakarta yang tidak sehat, karena Jakarta adalah cermin perpolitikan nasional.
“Jakarta menjadi percontohan perpolitikan di Indonesia. Jadi kami akan posisi itu, dan kami akan selalu bersama dengan rakyat yang mana rakyat menginginkan ada pilihan-pilihan yang sehat di dalam pertarungan kontestasi kepala daerah, utamanya di Jakarta,” ucapnya.
Masih ada peluang
Pengamat politik Dedi Kurnia Syah berpandangan, PDIP masih punya peluang untuk mengusung Anies pada Pilkada Jakarta.
Menurut dia, PDIP bisa saja berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) meski PKB sudah mendeklarasikan dukungan kepada Ridwan Kamil-Suswono.
Pasalnya, Dedi menilai, dukungan PKB kepada pasangan tersebut masih setengah hati.
"Sebenarnya, selama belum didaftarkan ke KPU, masih mungkin bagi parpol mengubah pilihannya, PKB bisa saja masih setengah hati (dengan KIM)," kata Dedi kepada Kompas.com.
Dedi berpandangan, dukungan PKB ke Ridwan Kamil-Suswono dipengaruhi oleh konflik dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Ia menilai, apabila tidak ada andil kekuasaan yang begitu kuat cawe-cawe dalam konflik antara PKB dan PBNU, tidak mustahil PKB membelokkan arah dukungannya.
"Mengapa harapan lebih mungkin ke PKB, karena sejauh ini yang potensial berani melawan dominasi adalah PKB," katanya.
Namun, sebaliknya, PKB pun bakal terus bersama KIM Plus apabila ada elitenya yang tersandera kasus hukum.
"Karena bukan tidak mungkin, PKB potensial di-"Golkar"-kan jika berupaya tidak mengikuti arus utama (penguasa)," ujar Dedi.
(*/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Anies Baswedan
PDIP terancam menjadi penonton di Pilkada Jakarta
Pilkada Jakarta
Said Abdullah
Tribun-medan.com
Gegara Cemburu Buta, Siswa SMK di Sulbar Tikam Gurunya, Datangi Sekolah Cari Pacarnya Diduga Mabuk |
![]() |
---|
SOSOK Heni Mulyani Kades Cikujang Senyum Lebar Pakai Rompi Tahanan Usai Korupsi dan Jual Posyandu |
![]() |
---|
GIBRAN di Padang: Anak-anak Ini Berhak Merasa Aman, Bahagia, dan Terlindungi di Negerinya Sendiri |
![]() |
---|
TSUNAMI Imbas Gempa Rusia Diprediksi Hantam Talaud dan Gorontalo, Anak Sekolah Diliburkan |
![]() |
---|
NASIB Petugas Dishub Diduga Lakukan Pelecehan Verbal ke Karyawati, Korban Trauma: Sampai Susah Tidur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.