Breaking News

TRIBUN WIKI

Profil dan Biodata Pratikno, Rektor ke 14 UGM yang Disebut Bantu Jokowi Rusak Demokrasi Indonesia

Pratikno adalah seorang akademisi yang sempat menjabat sebagai Rektor UGM ke 14. Ia dipercaya Jokowi menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara

Editor: Array A Argus
HO
Pratikno disebut-sebut paling ngotot Gibran Rakabuming jadi cawapres Prabowo Subianto.  

TRIBUN-MEDAN.COM,- Pratikno adalah seorang akademisi yang pernah menjabat sebagai Rektor UGM (Universitas Gajah Mada) ke 14.

Ia ditunjuk oleh Presiden RI Jokowi sebagai Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) sejak tahun 2014 lalu.

Saat ini, nama Pratikno muncul di berbagai pemberitaan.

Pratikno dituding membantu Jokowi merusak demokrasi Indonesia, jelang lengsernya presiden ke 7 Indonesia tersebut.

Beberapa portal pemberitaan nasional menyebut, bahwa Pratikno berperan dalam kekacauan tatanan demokrasi di Indonesia.

Bahkan, namanya beberapa kali disebut dalam podcast Bocor Alus Tempo.

Lantas, seperti apa sosok Pratikno ini?

Profil Pratikno

Pratikno lahir di Bojonegoro 13 Februari 1962.

Sebelum terjun di pemerintahan, Pratikno sempat menjabat sebagau Wakil Dekan Bidang Akademik FISIP UGM 2001-2004.

Kemudian ia menjadi Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UGM pada 2008-2012 sebelum diangkat sebagai Rektor UGM yang ke-14.

Sejak 2003 hingga saati ini, Pratikno masih tercatat sebagai direktur dan pengajar di Program Pascasarjana Prodi Ilmu Politik Konsentrasi Politik Lokal dan Otonomi Daerah di UGM.

Pratikno mempunyai rekam jejak panjang di UGM.

Latar belakang pendidikan Pratikno erat dengan ilmu politik dan pemerintahan.

Pratikno juga menjadi moderator debat capres tahun 2009.

Kemudian sebagai tim seleksi anggota KPU RI dan Bawaslu RI.

Biodata

- Nama: Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc., 

- Lahir: Bojonegoro, 13 Februari 1962.

- Agama: Islam

- Istri:  Siti Faridah

- Anak 3: Anisa Firdia Hanum (sudah menikah), Hilda Mutia Hanum, dan Gita Nadia Hanum.     

Pendidikan 

- SMP Bojonegoro (1970-an)

- SMA di Kota Bojonegoro (1980)

- Sarjana di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol Universitas Gadjah Mada (1985)

- Master di Development Administration, Birmingham University, Inggris (1990)

- Doktor di Political Science, Flinders University, Australia (1997)

- Profesor di Political Science, Universitas Gadjah Mada (2008)

Karier

- Pendiri lembaga swadaya masyarakat, Ademos Indonesia (1990-an)

- Dosen di Fisipol Universitas Gadjah Mada (1986-2019)

- Wakil Dekan bidang akademik Fisipol Universitas Gadjah Mada (2001-2004)

- Dekan Fisipol Universitas Gadjah Mada (2008-2012)

- Rektor Universitas Gadjah Mada (2012-2014).

- Mensesneg Presiden Jokowi (2014-2024).

Kesederhanaan Pratikno Dulu

Sederhana, kata itulah yang secara spontan dapat mewakili sosok seorang Pratikno.

Dikutip dari artikel Kompas.com yang tayang 27/10/2014, Pratikno seorang anak desa yang  lahir pada 13 Februari 1962 di Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mementingkan pendidikan dan pemberdayaan sosial sampai akhirnya Jokowi kepincut dan menunjuknya sebagai menteri di kabinetnya.

Sejak lulus sekolah dasar, ia melanjutkan ke SMP yang jaraknya puluhan kilometer dari rumah sehingga terpaksa indekos. Kedua orangtuanya yang berprofesi sebagai guru SD mengizinkannya indekos demi satu makna, yakni melanjutkan pendidikan.

Kampung halaman Pratikno dikelilingi hutan jati dan perkebunan tembakau. Jaraknya sekitar 40 kilometer dari Kota Bojonegoro dan baru dialiri listrik pada awal 1990-an.

"Saya kos karena sekolahnya jauh dari kampung saya. Waktu saya itu kan enggak ada teman yang melanjutkan ke SMP, dari 13," kata Pratikno, Selasa (21/10/2014) lalu.

Pratikno bercerita, ia dan keluarganya selalu hidup dalam kesederhanaan. Semuanya ia nikmati meski akrab dengan kesulitan. Ia melanjutkan SMA di Kota Bojonegoro dan lulus tahun 1980.

Setelah itu, Pratikno melanjutkan kuliah di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol UGM. "Saya kan anak desa, kalau universitas yang kami kenal dan ternama, ya hanya UGM," ujarnya.

Semasa menjadi mahasiswa di UGM, Pratikno sempat merasa minder karena status sosialnya. Tetapi, berbekal tekad kuat, ia pernah menjadi mahasiswa terbaik di jurusannya saat memasuki semester III. Ia juga bergabung dengan kelompok diskusi dan sering memenangi lomba riset mahasiswa.

Selain itu, pada pertengahan tahun 1980, Pratikno telah mulai mengirimkan tulisan ke beberapa media terkemuka di Pulau Jawa. Honor yang ia dapat digunakan untuk biaya hidup di Yogyakarta. Pratikno melanjutkan pendidikan master dan doktornya di luar negeri.

Ketika kembali ke desanya pada medio 1990-an, ia membentuk sebuah lembaga swadaya masyarakat bernama Ademos Indonesia. Lembaga ini merupakan wadah untuk masyarakat bersama-sama mengembangkan diri, mengadvokasi, serta membentuk kelompok peternak dan mengembangkan teknologi peternakan.

"Selesai saya studi, saya merasa harus membuat masyarakat happy, harus membantu masyarakat, makanya saya dirikan lembaga untuk sinau bareng (belajar bersama)," ucap pria yang sejak 2012 menjabat sebagai Rektor UGM itu.

Dalam bayangannya, ia tak pernah berpikir akan menjadi seorang menteri. Pada awal masa kuliahnya, sempat tebersit mimpi ingin menjadi camat. "Camat itu sangat dihormati di desa saya, rumah saya dari kantor kecamatan itu jaraknya 18 kilometer," tuturnya.

Sebagai seorang akademisi, Pratikno mengenal Jokowi cukup dekat. Ia dipercaya menjadi anggota tim sinkronisasi Tim Transisi Jokowi-Jusuf Kalla. Pratikno, bersama Andrinof Chaniago dan Cornelis Lay, adalah orang yang menyatukan semua usulan kelompok kerja Tim Transisi dan menetapkan langkah prioritas pelaksanaannya sebagai masukan kepada Presiden.

Saat ditanya soal tawaran menteri, ia tak pernah memikirkannya sampai akhirnya namanya diumumkan Jokowi sebagai Menteri Sekretaris Negara di Kabinet Kerja pada Minggu (26/10/2014) sore. "Saya enggak pernah dihubungi Pak Jokowi dan berbicara soal menteri. Ibarat wawancara, itu wawancara sudah lama terjadi,"pungkasnya saat itu.

Harta Kekayaan Pratikno Kini

Pratikno dalam LHKPN KPK per 30 Maret 2023 periodik tahun 2022, melaporkan harta kekayaannya sebanyak Rp 14.039.342.457 atau Rp 14 miliar.

Berikut rincian data harta kekayaan Pratikno:

A. TANAH DAN BANGUNAN Rp. 7.013.425.000

1. Tanah dan Bangunan Seluas 304 m2/112 m2 di KAB / KOTA SLEMAN, HASIL SENDIRI Rp1.995.000.000
2. Tanah dan Bangunan Seluas 300 m2/200 m2 di KAB / KOTA SLEMAN, HASIL SENDIRI Rp2.467.500.000
3. Tanah dan Bangunan Seluas 851 m2/250 m2 di KAB / KOTA SLEMAN, HASIL SENDIRI Rp1.640.125.000
4. Tanah Seluas 552 m2 di KAB / KOTA SLEMAN, HASIL SENDIRI Rp910.800.000

B. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp725.000.000

1. MOBIL, TOYOTA YARIS MINIBUS Tahun 2010, HASIL SENDIRI Rp90.000.000
2. MOBIL, TOYOTA CROWN SEDAN Tahun 2009, HASIL SENDIRI Rp285.000.000
3. MOBIL, SUZUKI JIMNY Tahun 2020, HASIL SENDIRI Rp350.000.000

C. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp332.950.499

D. SURAT BERHARGA Rp400.616.851

E. KAS DAN SETARA KAS Rp5.285.761.102

F. HARTA LAINNYA Rp281.589.005

Sub Total Rp14.039.342.457

III. HUTANG Rp. ----

IV. TOTAL HARTA KEKAYAAN: Rp14.039.342.457

Naik Rp 8 Miliar dari Tahun 2019

Dari data elhkpn.kpk.go.id tahun 2019, Pratikno memiliki harta kekayaan Rp 6 miliar.

Data tersebut merupakan laporan periodik tahun 2018 yang dilaporkan pada 31 Maret 2019.

Pratikno memiliki harta bergerak dan harta tak bergerak.

Ia memiliki harta tak bergerak berupa dua bidang tanah dan bangunan yang berada di Sleman, Yogyakarta.

Secara rinci Tanah dan Bangunan seluas 304 meter persegi/ 112 meter persegi yang merupakan hasil sendiri Rp1,25 miliar.

Lalu, Tanah dan Bangunan seluas 300 meter persegi/ 200 meter persegi yang juga merupakan hasil sendiri Rp1,75 miliar.

Pratikno juga tercatat memiliki harta berupa alat transportasi dan mesin senilai Rp550 juta.

Angka itu merupakan akumulasi dari Mobil Toyota Yaris Minibus Tahun 2010 Rp110 juta; Mobil Nissan Serena Minibus Tahun 2012 Rp200 juta.

Lalu, Mobil Honda Brio Minibus Tahun 2013 Rp140 juta; dan Mobil Nissan March Tahun 2015 Rp100 juta.

Pratikno juga memiliki harta bergerak lainnya senilai Rp400.887.400.

Selain itu, memiliki surat berharga dengan nilai Rp395.946.489, serta Kas dan Setara Kas Rp2.390.049.468.

Total kekayaan Pratikno pada tahun 2019 sebanyak Rp 6.736.883.357. atau Rp 6 miliar.

(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved