Berita Viral
Siapa Katarina Sumarsih? Namanya Ramai di X Minta Paus Fransiskus Bertemu Dengannya
Siapa Katarina Sumarsih, namanya ramai di X dan tengah viral di media sosial di saat kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia?
TRIBUN-MEDAN.COM – Siapa Katarina Sumarsih, namanya ramai di X dan tengah viral di media sosial di saat kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia?
Adapun sosok seorang ibu bernama lengkap Maria Katarina Sumarsih ramai di media sosial.
Dimana banyak warganet di Instagram yang membagikan poster berisi permintaan kepada Paus Fransiskus untuk bertemu dengan wanita bernama Maria Katarina Sumarsih.
Bahkan hingga Rabu (4/9/2024) pagi, poster tersebut sudah dibagikan lebih dari 4.000 kali.
Keramaian sejenis juga muncul di X (Twitter).
Dalam poster yang beredar, warganet menilai, Sumarsih menunjukkan komitmen yang mencerminkan prinsip-prinsip inti Katolik tentang martabat, keadilan, dan hidup yang suci.
Semasa hidupnya, kata warganet, Sumarsih telah mendedikasikan dirinya untuk memperjuangkan hak asasi manusia.
Warganet juga menyinggung Bernardinus Realino Norma Irmawan alias Wawan, anak Sumarsih sekaligus mahasiswa Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta yang meninggal usai ditembak aparat ketika Tragedi Semanggi I.
“Saya mohon Anda bertemu dengannya untuk mengakui keyakinannya yang teguh dan pembelaannya yang tak kenal lelah terhadap hak asasi manusia,” kata warganet.
Baca juga: Kapolres Pelabuhan Belawan Pimpin Patroli Gabungan, Seorang Remaja Diamankan Bawa Sajam
Baca juga: Sambangi Warga, Iptu Pulungkita Tarigan Sosialisasikan Kamtibmas dan Bahaya Narkoba di Kotapinang
Lantas, siapakah Sumarsih ramai di media sosial?
Sumarsih adalah orangtua Wawan, aktivis Reformasi ‘98 yang meninggal di tangan aparat ketika Tragedi Semanggi I.
Nama Sumarsih juga identik dengan Aksi Kamisan, aksi damai yang diikuti korban pelanggaran HAM dan aktivis kemanusiaan yang digelar di seberang Istana Merdeka setiap hari Kamis.
Dalam Tragedi Semanggi I, aparat tidak hanya menembak Wawan, tapi juga memukuli massa yang menggelar demonstrasi di depan Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta.
Catatan Harian Kompas (14/11/1998), peristiwa berdarah tersebut terjadi ketika aparat bertindak apa saja untuk mengamankan sidang istimewa MPR yang dinilai sebagai konsolidasi para kroni Soeharto MPR menggelar sidang istimewa setelah Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden pada 21 Mei 1998.
Ketika Tragedi Semanggi I meletus, Sumarsih mendapat telepon dari seseorang bernama Ivon yang menanyakan keberadaan Wawan.
Saat itu juga, Sumarsih langsung berteriak sambil bertanya apakah ada massa yang terkena tembakan aparat.
Ivon kemudian menenangkan Sumarsih dan berjanji akan mencari Wawan di tengah lautan massa.
Setelah Ivon menutup teleponnya, giliran Romo Sandyawan Sumardi yang menelpon Sumarsih.
Sumarsih hanya bisa bertanya di mana Wawan pada saat itu tanpa mendengarkan perkataan Romo Sandyawan.
Telepon Sumarsih lalu diambil alih oleh suaminya, Arief Priyadi.
Pada saat itu, Romo Sandyawan meminta agar Sumarsih dan Arief pergi ke Rumah Sakit Jakarta.
“Irma (adik Wawan), saya suruh tunggu di rumah saja, barangkali Ivon masih akan menelepon,” kata Sumarsih dikutip dari Kompas.com, Jumat (24/1/2020).
Baca juga: Azan Magrib Jadi Running Text Saat Paus Fransiskus Pimpin Misa, Ini Tanggapan PBNU, MUI, dan DMI
Kecemasan menyelimuti hati dan pikiran Sumarsih yang memutuskan pergi ke Rumah Sakit Jakarta bersama adik iparnya menggunakan mobil.
Sesampainya di rumah sakit, ia diarahkan menuju basement yang disesaki oleh mahasiswa.
Beberapa orang kemudian memeluk Sumarsih dan memintanya untuk tabah.
Sumarsih pun meronta-ronta sambil bertanya di mana Wawan.
Ia meminta untuk segera dipertemukan dengan anaknya itu. Permintaan Sumarsih akhirnya dipenuhi.
Di basement itu pula, ia melihat Wawan untuk kali pertama setelah Tragedi Semanggi I pecah.
Wawan sudah dalam kondisi terbaring di keranda terbuka dengan kedua tangan dilipat dan dua jempol kaki kanan dan kiri diikat kain putih.
Sumarsih terus berjuang mencari keadilan atas kematian Wawan di tangan aparat.
Baca juga: HEBOH Surat Himbauan Kominfo Adzan Magrib di TV Ganti Running Text Selama Misa Paus Fransiskus
Namun, usahanya tak pernah menemui titik terang sejak 2007 kendati presiden sudah berganti dari Susilo Bambang Yudhoyono ke Joko Widodo.
Ia berjuang melalui Aksi Kamisan yang selalu dilakukan di seberang Istana Merdeka setiap pekan.
Aksi ini tidak hanya diikuti oleh Sumarsih.
Para korban maupun keluarga korban pelanggaran HAM di Indonesia, seperti Tragedi Trisakti dan Semanggi, juga ambil bagian dalam aksi ini.
(*/ Tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram , Twitter dan WA Channel
Paus Fransiskus
Paus Fransiskus ke Indonesia
Katarina Sumarsih
Tribun-medan.com
viral di media sosial
KEBERADAANNYA Dicari Pendemo, Uya Kuya Muncul Minta Maaf Soal Joget-joget di Gedung DPR RI |
![]() |
---|
TAMPANG Sopir Rantis Brimob yang Lindas Ojol, Ngaku Tak Bisa Bedakan Tubuh Affan dengan Batu |
![]() |
---|
PRABOWO Mendadak Kumpulkan 16 Ormas Islam, Perintahkan TNI-Polri Tindak Tegas Aksi Massa Anarkis |
![]() |
---|
GEDUNG DPRD Cilacap Dibakar, Perabotan Dijarah, Satu Mobil Polisi Hangus Terbakar |
![]() |
---|
Mako Brimob Kwitang Kembali Mencekam, Lemparan Massa Dibalas Gas Air Mata, Pasukan TNI Mundur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.