TRIBUN WIKI

Hukum Memperingati Maulid Nabi Muhammad dan Keutamaannya

Hukum memperingati Maulid Nabi Muhammad S.A.W adalah mubah atau boleh. Sebab dalam peringatan itu dilakukan hal-hal baik seperti mebaca sholawat

Editor: Array A Argus
Canva
Maulid Nabi Muhammad 1446 Hijriah 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Hari ini, Senin 16 September 2024, umat Islam memperingati Maulid Nabi Muhammad S.A.W.

Maulid Nabi Muhammad diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal.

Adapun Maulid Nabi dalam bahasa Arab yaitu Mawlid an-Nabi.

Ini merupakan sebuah peringatan hari lahir dari Nabi Muhammad SAW.

Baca juga: Kumpulan Bacaan Sholawat Dalam Menyambut Peringatan Maulid Nabi Muhammad yang Bisa Diamalkan

Dalam tayangan Oase Tribunnews, Dosen UIN Saifuddin Zuhri (Saizu) Purwokerto, Mawi Khusni Albar menjelaskan terkait apa hukum memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Hukum memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW ada yang menyebutnya mubah atau boleh.

"Mengapa boleh? ya karena memang di dalam peringatan itu tidak ada hal-hal yang jelek. Misalnya ada pengajian, ini kan bukan hal yang buruk. Lalu ada unsur sedekahnya, hal ini juga tidak buruk," ujar Mawi Khusni.

Kemudian, menurut Imam As-Suyuthi:

"Perayaan Maulid ini termasuk Bid'ah yang baik, pelakunya mendapatkan pahala, sebab di dalamnya terdapat sisi-sisi mengagungkan derajat Nabi Muhammad SAW dan menampakkan kegembiraan dengan waktu dilahirkannya Rasulullah SAW."

Baca juga: 5 Bacaan Sholawat Nabi Pembuka Rezeki, Amalkan Sambil Ikhtiar dan Beribadah

Selanjutnya, menurut Imam Ibnu Taimiyah dari kalangan Madzhab Hambali. Beliau mengatakan:

"Mengagungkan Maulid Nabi dan menjadikannya sebagai Hari Raya telah dilakukan oleh sebagian manusia dan mereka mendapat pahala besar atas tradisi tersebut karena niat baiknya dan karena telah mengagungkan Rasulullah SAW."

Terdapat juga ayat Al Quran yang menjelaskan tentang Allah SWT dan Malaikat itu bersalawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Ayat Al Quran yang dimaksud ada pada Surat Al Ahzab [33] ayat 56:

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

"innallāha wa malā`ikatahụ yuṣallụna 'alan-nabiyy, yā ayyuhallażīna āmanụ ṣallụ 'alaihi wa sallimụ taslīmā"
Artinya: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.

Baca juga: Bacaan Sholawat Jibril, Ibrahimiyah, Kamilat dan Munjiyat, Lengkap Keistimewaannya Masing-masing

Tambahan informasi, Maulid Nabi atau Maulud meruprakan peringatan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW.

Yang mana Maulid Nabi bertepatan pada 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriyah.

Maulid Nabi dalam bahasa Arab dinamakan dengan sebutan Mawlid an-Nabi.

Yang mana ini berarti sebuah peringatan hari lahir dari Nabi Muhammad SAW.

Kata maulid atau milad sendiri dalam bahasa Arab memiliki arti hari lahir.

Umat Islam selalu melakukan tradisi mauludan di setiap maulid Nabi.

Baca juga: Amalan saat Maulid Nabi Muhammad SAW, Lengkap 12 Bacaan Sholawat dan Keutamaannya

Berikut ini dalil maulid Nabi yang tercantum dalam surat Al A'raf ayat 157:

اَلَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ الرَّسُوْلَ النَّبِيَّ الْاُمِّيَّ الَّذِيْ يَجِدُوْنَهٗ مَكْتُوْبًا عِنْدَهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ وَالْاِنْجِيْلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهٰىهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبٰۤىِٕثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ اِصْرَهُمْ وَالْاَغْلٰلَ الَّتِيْ كَانَتْ عَلَيْهِمْۗ فَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِهٖ وَعَزَّرُوْهُ وَنَصَرُوْهُ وَاتَّبَعُوا النُّوْرَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ مَعَهٗٓ ۙاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

Artinya: (Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh mereka berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an), mereka itulah orang-orang beruntung.

Bukan hanya merayakan hari lahirnya Nabi Muhammad, Maulid Nabi tersebut pun sebagai bentuk rasa penghormatan terhadap Nabi.

Keutamaan Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Dosen Tafsir Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta, Ahmadi Fathurrohman Dardiri, mengambil pernyataan dari Kyai Adam Kosasih asal Subang mengenai keutamaan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Baca juga: Bacaan Sholawat Nariyah dan Sholawat Jibril, Latin, Aran dan Artinya

1. Rasa Syukur

"Kita merasa bersyukur atas hadirnya Nabi Muhammad SAW di muka bumi ini," ujarnya.

Lebih menyenangkan lagi, semua terekam baik dalam Al Quran, hadist, sunnah, dan informasi-informasi dari para sahabat.

2. Untuk Memuji

"Bukan berarti Nabi suka dipuji," ungkapnya.

Fakta di balik kelahiran Nabi Muhammad SAW sangat luar biasa, dan karenanya kita harus melakukan pujian kepadanya.

Kalau bukan karena kamu Muhammad, Kalau bukan karena kamu Muhammad, Aku tidak menciptakan alam raya, itu kata Allah SWT dalam hadits Qudsi.

"Artinya, alasan keberadaan Nabi Muhammad sendiri itu adalah alasan yang bukan saja rasional, tetapi juga intelektual. Bahkan Allah menyatakan pentingnya sosok Muhammad, mungkin itu sulit dipercayai, tetapi itulah yang terjadi," jelasnya.

Sebagai pengikutnya, orang yang melihat Nabi Muhammad SAW sebagai figur, akan lebih sering memujinya.

"Untuk lebih melihat sosok Beliau untuk bisa masuk dalam diri kita," tambahnya.

3. Tholabul Ilmi

Pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pasti ada pengajian.

"Di titik tertentu, ini adalah momen mengembangkan pengetahuan," jelasnya.

Ketika wasiat takwa itu disampaikan, seringkali informasi yang ada mampu menimbulkan hikmah.

"Hikmah ini menjadi semangat tersendiri, hikmah itu kumpulan dari pengalaman, dalil, informasi tercampur jadi satu. Dengan hikmah kita bisa merubah berbagai hal, mungkin adanya hikmah melalui pengajian-pengajian itu, level keimanan, pengetahuan dan kebaikan mungkin akan naik," ungkapnya.

4. Teladan

Hubungan meneladani Nabi, melihat Nabi sebagai tuntunan, itu adalah cara menuju kepada Allah.

Menurut Ahmadi, Nabi Muhammad SAW bisa dibilang sebagai wasilah kita kepada Tuhan kita.

"Inilah empat keutamaan memperingati Maulid Nabi, sisanya dapat bersifat personal," tambahnya.

Maulid Nabi merupakan cara kita melihat figur Nabi Muhammad, dibalik figur ini terdapat latar belakangnya, pengalamannya, dan semuanya.

"Kita memahami figur Nabi Muhammad tidak boleh sedikit-sedikit, misal hanya cara makan atau berpakaiannya saja."

"Itu boleh, tidak salah, namun sifatnya parsial. Akan lebih menarik dan membahagiakan lagi jika kita meniru Nabi Muhammad secara keseluruhan. Kita menjadi jujur saja, itu sudah luar biasa," ujarnya.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved