Breaking News

Berita Viral

Fakta-fakta Tewasnya Abdul Karim Santri SMP Tewas di Sukoharjo Gegara Tak Beri Rokok ke Senior

Berikut fakta-fakta tewasnya Abdul Karim Putra Wibowo, santri SMP di Sukoharjo karena tak beri rokok ke senior

KOLASE/TRIBUN MEDAN
Fakta-fakta Tewasnya Abdul Karim Santri Tewas di Sukoharjo Gegara Tak Beri Rokok ke Senior 

TRIBUN-MEDAN.COM – Berikut fakta-fakta tewasnya Abdul Karim Putra Wibowo, santri SMP di Sukoharjo karena tak beri rokok ke senior.

Abdul Karim Putra Wibowo seorang santri SMP Pesantren Tahfidz Ponpes Az-Zayadiyy, Sanggrahan, Sukoharjo tewas diduga korban bullying.

Abdul Karim meninggal pada Senin (16/9/2024).

Abdul Karim diduga dianiaya seniornya hingga tewas karena tak beri rokok.

Berikut fakta-fakta tewasnya Abdul Karim santri SMP yang tewas karena tak beri rokok ke senior.

1.Berawal Pelaku Minta Rokok

Ayah Korban yakni Tri Wibowo mengatakan apa yang dia dengar dari kasus penganiyaan ini berawal dari pelaku yang meminta rokok. 

Tri Wibowo tak kuasa menahan tangis saat menceritakan nasib malang anaknya tersebut.

Ia mendapat informasi anaknya dianiaya seniornya sebelum kehilangan nyawa.

“Saya belum mendapat kepastian dari kepolisian. Saya menunggu hasil otopsi.

Tapi kalau berdasarkan informasi yang saya dapatkan anak saya ini mohon maaf bisa dibilang korban kekerasan salah satu santri kakak tingkat,” ungkapnya dilansir Tribun-medan.com dari Tribun Solo, Rabu (18/9/2024).

Diduga pelaku memukul korban karena masalah sepele.

Baca juga: Sosok, Profil, Biodata Jessica Felicia di Kasus Dugaan Perselingkuhan Azizah Salsha - Salim Nauderer

Pelaku meminta rokok namun entah bagaimana hal itu berujung penganiayaan.

“Sebab dan musababnya remeh, minta rokok. Dengan senioritasnya berbuat kekerasan ke anak saya. Sampai mengakibatkan anak saya meninggal. Ada pemukulan,” jelasnya.

Ia baru seminggu yang lalu bertemu dengan anaknya tersebut.

Setelah ada kabar putra sulungnya ini dibawa ke klinik, ia sudah tidak bernyawa.

“Istri saya diinfokan bada dzuhur 12.30 siang. Kita berangkat ke pondok. Sudah ke pondok. Di pondok langsung transit langsung ke klinik. Ke klinik Ngudi Sehat. Di tengah perjalanan saya dikabari anak saya meninggal,” tuturnya.

Baca juga: SOSOK Agus Petugas KSOP Kendari Dicopot, Tendang Barang Pedagang Asongan, Emosi Sudah Sering Ditegur


2.Keluarga Dikabari Saat Perjalanan ke Klinik


Tak ada yang bisa menggambarkan hancurnya hati Tri Wibowo. 

Iamenceritakan, dia mendapat kabar anaknya tiada ketika dalam perjalanan ke klinik. 

“Istri saya diinfokan bada dzuhur 12.30 siang. Kita berangkat ke pondok. Sudah ke pondok.

Di pondok langsung transit langsung ke klinik.

Ke klinik Ngudi Sehat. Di tengah perjalanan saya dikabari anak saya meninggal,” tutur Tri Wibowo. 

Baca juga: Polisi Gagalkan Penyelundupan 8 Kg Sabusabu, Dibawa dari Malaysia dan Disimpan di Ban Dalam Motor

3.Tunggu Hasil Otopsi

Tri Wibowo tak kuasa menahan tangis saat menceritakan nasib malang anaknya tersebut.

Ia mendapat informasi anaknya dianiaya seniornya sebelum kehilangan nyawa.

“Saya belum mendapat kepastian dari kepolisian. Saya menunggu hasil otopsi. Tapi kalau berdasarkan informasi yang saya dapatkan anak saya ini mohon maaf bisa dibilang korban kekerasan salah satu santri kakak tingkat,” jelasnya saat ditemui di rumah duka Pucangsawit RT 1/14, Jebres, Solo Senin (16/9/2024).

Diduga pelaku memukul korban karena masalah sepele.

Pelaku meminta rokok namun entah bagaimana hal itu berujung penganiayaan.

“Sebab dan musababnya remeh, minta rokok.

Dengan senioritasnya berbuat kekerasan ke anak saya. Sampai mengakibatkan anak saya meninggal. Ada pemukulan,” pungkasnya.

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram Twitter dan WA Channel

Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved