Berita Viral
Alasan Sebenarnya Ibu di Jakarta Kunci Anak di Kamar, Tak Disangka Musibah Kebakaran Datang
Mereka ditinggal di dalam kamar tersebut ketika ibundanya sedang menjemput kakak korban di sekolah yang tak jauh dari rumah.
TRIBUN-MEDAN.com - Tiga balita korban tewas kebakaran di Jalan Cipinang Bunder, Cipinang, Jakarta Timur diketahui ditinggal dalam kamar yang terkunci sebelum kejadian.
Mereka ditinggal di dalam kamar tersebut ketika ibundanya sedang menjemput kakak korban di sekolah yang tak jauh dari rumah.
Kapolsek Pulogadung, Kompol Suroto, mengatakan, pada saat kejadian ketiga korban berada di lantai dua rumah yang kamarnya dalam keadaan terkunci.
"Kamar dalam keadaan dikunci agar anak-anaknya tidak keluar dari dalam kamar, karena takut anak-anaknya terjatuh dari lantai dua," kata Suroto.
Dari keterangan ibu korban, di dalam kamar lantai dua itu hanya ada kipas yang menyala.
Lebih lanjut Suroto mengatakan, api mulai berkobar sekitar pukul 9.40 WIB.
Api yang diduga berasal dari kamar itu kemudian membesar dengan cepat dan menyambar ke rumah-rumah lainnya di gang tersebut.
Menurut Suroto, pada saat kejadian kakek korban sebenarnya sudah berupaya menyelamatkan ketiga cucunya, namun nahas tak berhasil.
"Pada saat itu saksi 3 (kakek korban) lalu memberitahu dan meminta bantuan warga lainnya untuk memadamkan kebakaran," kata Kapolsek.
Ditemukan dalam Posisi Tertimpa Puing-puing Rumah
Adapun saat kebakaran terjadi, ketiga korban terjatuh dari lantai dua dan tertimpa puing-puing rumah yang ludes terbakar itu.
Saripudin (40), kerabat korban sekaligus salah seorang saksi mata mengungkapkan, jenazah ketiga balita itu ditemukan berdekatan di lantai dasar.
"Pas di bawah tingkat, di pojokan, sudah tertimpa. Dari atas jatuh ke bawah tertimpa kayak kayu-kayu sisa kebakaran itu," ucap Saripudin.
Kronologi Kejadian
Terkait kronologi kebakaran, sekitar pukul 9.30 WIB, istri Saripudin menyaksikan asap tebal serta mencium bau gosong menyeruak dari atas rumahnya.
Adapun rumah Saripudin berada persis di sebelah rumah yang ditempati korban, di dalam sebuah gang di Jalan Cipinang Bunder.
"(Asal api) itu dari rumah korban, enggak tahu asalnya dari korslet listrik atau gimana," katanya.
Api lalu dengan cepat menyambar rumah-rumah lainnya dalam gang sempit itu.
Saripudin akhirnya keluar rumah dan berteriak mengabarkan warga lainnya bahwa ada kebakaran.
Saat itu, karena dilanda kepanikan, Saripudin tak ingat bahwa masih ada tiga balita yang terjebak di dalam rumah itu.
"Enggak inget ada balita karena fokus api mau madamin, sudah besar banget apinya," kata Saripudin.
"Pas saya teriak kebakaran baru mereka keluar, dikiranya kan api di bawah tuh, enggak tahunya posisi api dari atas," ucapnya lagi.
Kebakaran selanjutnya ditangani petugas pemadam kebakaran yang memadamkan api hingga pukul 11.52 WIB.
Setelah api padam total, baru lah warga setempat mengetahui ada tiga balita yang tewas terjebak di dalam rumah.
"Karena bangunan sudah hancur jadi jatuh ke bawah, ini kan bukan rumah dakan, rumah yang kayu triplek, jadi (ketiga korban) dari atas jatuh ke bawah," ucapnya.
"Posisi korban sudah tertimpa, dari atas jatuh ke bawah tertimpa kayak kayu-kayu sisa kebakaran itu," katanya memperjelas.
Dimakamkan dalam Satu Liang Lahat, Tangis Keluarga Pecah
Tiga balita korban tewas dalam kebakaran dikuburkan di dalam satu liang lahat yang sama, mereka dimakamkan di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu (21/9/2024).
Pemakaman dilakukan setelah proses autopsi jenazah ketiga korban di RS Polri Kramatjati selesai, Jumat (20/9/2024) malam.
Jenazah ketiganya dijemput dari RS Polri sekitar pukul 23.00 WIB, lalu disemayamkan di rumah duka di Cipinang sebelum akhirnya dibawa ke TPU Rorotan pukul 9.00 WIB, Sabtu pagi.
Setibanya di TPU, jenazah ketiga korban yang sudah ditempatkan di dalam peti satu per satu diturunkan ke dalam liang lahat.
Kemudian, setelah ketiga peti jenazah itu diturunkan, paman korban Andri (24) segera mengumandangkan adzan.
Petugas gali kubur lalu melanjutkan prosesi pemakaman dengan menumpahkan tanah ke liang lahat.
Saat itu, tangisan dari keluarga korban pecah di TPU Rorotan.
Dua wanita yang merupakan tante dan nenek korban bahkan tak kuat lagi menahan kepedihan sampai akhirnya pingsan.
Sementara itu, ayah dan ibu korban, Yedi Julianda dan Dwi Maulisa hanya bisa termenung selama proses pemakaman.
Begitupun kedua kakak korban, Fathia dan Bilqis yang turut mengantarkan adik-adiknya pergi untuk selamanya.
Keduanya terus menatap ke arah nisan kayu yang ditanamkan di tempat peristirahatan terakhir anak-anak mereka.
Adapun akibat kebakaran ini, sebanyak 17 rumah terbakar dan 90 jiwa juga terpaksa mengungsi.
(*/ Tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram , Twitter dan WA Channel
NASIB Guru Usai Tuduh Siswa SMK Pakai Narkoba, Orangtua Kini Polisikan Meski Sudah Minta Maaf |
![]() |
---|
ALASAN Lurah Perintis Medan Timur Ngotot Polisikan Warga yang Dorongnya Masuk ke Parit |
![]() |
---|
KAKEK Tarman Dipolisikan, Bank Singgung Nomor Seri Mahar Cek Rp3 Miliar Diduga Palsu |
![]() |
---|
Sosok Anti Puspita Dikenal Istri yang Tangguh, Bantu Suami Cari Makan, Pernah Ketahuan Selingkuh |
![]() |
---|
Berubah Sejak Nikah, Heryanto Pembunuh Dina Oktavinani, Sang Ayah Singgung Sosok Ini: Tertutup |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.