Berita Olahraga

Sosok M Zhagi, Putra Eks Pemain PSMS Medan yang Dipanggil Bergabung dengan Timnas Pelajar Indonesia

tlet pelajar cabang olahraga (Cabor) sepakbola binaan Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Sumatra Utara, Muhammad Zhagi Alsyahmi.

TRIBUN MEDAN/HO
Mantan Pemain PSMS Medan, Yudhi Ramanda (Kiri) dan Putranya M Zhagi (kanan). Putra semata wayang Yudhi Ramanda mendapat panggilan bergabung dengan Timnas Pelajar Indonesia. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Atlet pelajar cabang olahraga (Cabor) sepakbola binaan Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Sumatra Utara, Muhammad Zhagi Alsyahmi Rasly mendapat panggilan bergabung bersama Timnas Pelajar Indonesia untuk mengikuti pemusatan latihan di Solo, Jawa Tengah.

Pesepakbola muda yang akrab disapa Zhagi itu lahir pada 17 Juli tahun 2007 silam. Zhagi merupakan anak dari mantan pesepakbola Indonesia, Yudhi Ramanda. 

Ketika di temui Tribun Medan, Ayahanda Zhagi, Yudhi Ramanda menceritakan, bahwa buah hatinya tersebut memang menggemari sepakbola sejak kecil.

Katanya, sejak usia 5 tahun, anak semata wayangnya tersebut sudah mulai gemar bermain bola. 

Oleh sebab itu, Yudhi pun memutuskan untuk mendaftarkan buah hatinya bergabung dengan Sekolah Sepakbola (SSB) Generasi Medan. 

"Dari umur 5 tahun sudah nendang-nendang bola. Mamanya di rumah kerap marah-marah, semua perabotan rumah pecah-pecah karena ditendang bola. Ya sudah, saya masukkan sekolah bola saja ini, usia 7 tahun kan belum bisa, jadi usia 8 tahun kita masukkan lah di SSB Generasi Medan. Kalau tidak perabotan rumah pecah itu semua," ungkap Yudhi kepada Tribun Medan, Selasa (22/10/2024). 

Lebih lanjut, katanya, sejak bergabung dengan SSB Generasi Medan, Zhagi terlihat semakin serius menggeluti sepakbola. 

Bahkan, ada sebuah moment yang tak bisa dilupakan Yudhi, perihal tekad besar yang dimiliki anaknya untuk bermain sepakbola. 

Moment itu terjadi, setelah Yudhi memiliki SSB sendiri, yakni SSB Cadika Medan. Di mana saat itu Zhagi menjadi salah satu anak didiknya di SSB tersebut. 

"Kemauan dia juga cukup besar lah untuk bermain bola. Bahkan saya masih ingat, dulu jadwal latihan (Cadika Medan) jam 03.00 sore, ternyata hujan deras. Jadi latihan diliburkan, dia nangis-nangis nggak mau tidak latihan. Dia tetap memaksakan diri latihan," katanya. 

Sejak saat itu, Yudhi pun semakin fokus memperhatikan perkembangan anaknya. Buah memang tidak jatuh jauh dari pohonnya. Jaghi ternyata juga punya bakat sepak bola seperti ayahnya.

Ia juga mengakui, pada suatu turnamen Askot yang memperebutkan Piala Walikota Medan, anaknya berhasil menjadi pencetak gol terbanyak. 

"Saya melihat Zhagi punya kelebihan di passing,seperti long passingnya dan passing pendeknya. Dia tidak punya kecepatan yang terlalu kencang. Kalau kalau saya dulu mungkin punya kecepatan yang bagus, tapi Zhagi itu kurang di kecepatan, tetapi punya passing dan kontrol yang cukup bagus. Makanya sudah kelihatan di umur 11 tahun dan 12 tahun, dia akhirnya bermain di posisi gelandang di tengah," kata mantan pemain PSMS Medan itu. 

Sejak saat itu, kata Yudhi, anaknya tersebut pun semakin fokus mendalami sepakbola. Hingga pada akhirnya, di tahun 2022 lalu, Zhagi pun berhasil lulus diterima di PPLP Sumut. 

Hal ini pun membuat Yudhi semakin bahagia. Mengingat, Yudhi juga merupakan alumnus dari PPLP Sumut. 

Kendati begitu, Yudhi juga tak memungkiri ada rasa sedih berpisah dengan anak semata wayangnya tersebut. Pasalnya, setelah diterima di PPLP Sumut, Zhagi harus menetap di asrama yang telah disediakan. 

"Jadi dari 2 tahun lalu dia sudah di asrama  hanya bisa pulang 2 minggu sekali lah. Ya pasti rindu lah, makanya saat saya pulang kerja atau saya tidak melatih, sempat-sempatlah ke asrama PPLP untuk melihat Zhagi," ungkap pria yang pernah memperkuat Semen Padang tersebut. 

Bagi Yudhi, dirinya tak menyangka putranya mendapat kesempatan mengikuti pemusatan latihan bersama Timnas Pelajar Indonesia di Solo. 

"Ya alhamdulillah, mungkin di luar ekspektasi lah bisa terpanggil Timnas pelajar ini, suatu kebanggaan. Namanya orang tua pasti bahagia, apalagi bisa dipanggil tim nasional begini,pasti luar biasa lah," ujarnya. 

Namun, dirinya tak pernah lupa untuk mengingatkan putranya tersebut agar selalu menjaga sikap dan bekerja keras dalam latihan. 

"Saya tidak patokan Zhagi harus seperti saya, biarlah mengalir saja. Tapi kta akan support,mendoakan dan akan mendukung sepenuhnya. Yang penting jangan sombong, jangan angkuh, kadang-kadang orang Indonesia ini kan Star syndrome, ini gawat sekali, baru Timnas Pelajar, tapi jalannya sudah sombong, itu yang tidak boleh," pungkasnya. 

(Cr29/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan  

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved