Tribun Wiki

3 Komjen Pernah Bertugas di Sumut, Dua Jadi Kapolda dan 1 Kapolrestabes, Masuk Bursa Wakapolri

Ada tiga Komisaris Jenderal atau Komjen di Polri yang ternyata pernah menjadi Kapolda Sumut dan Kapolrestabes Medan. Kini masuk bursa calon Wakapolri.

Editor: Array A Argus
Internet
Kolase foto tiga Komjen yang pernah bertugas di Sumut 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Bursa calon Wakapolri hingga hari ini masih ramai dibahas.

Namun belum tahu siapa yang nantinya bakal menggantikan posisi Komjen Agus Andrianto tersebut.

Dari daftar pejabat Polri yang menyandang pangkat Komjen, setidaknya ada 18 orang perwira tinggi yang kini berpangkat bintang tiga.

Mereka yang berpangkat Komjen itu adalah Akpol 1988, hingga Akpol 1993.

Baca juga: Daftar Komjen Akpol 1988 Hingga 1993, Siapa Calon Wakapolri?

Namun, dari 18 orang itu, tiga diantaranya pernah bertugas di Sumatera Utara.

Dua orang pernah menjabat sebagai Kapolda Sumut, satunya lagi pernah menjadi Kapolrestabes Medan.

Mereka adalah Komjen Pol Agung Setya Imam Effendi, Komjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak dan Komjen Pol Nico Afinta Karokaro.

Agung dan Panca pernah menjadi Kapolda Sumut.

Sedangkan Nico pernah menjadi Kapolrestabes Medan.

Berikut ini profil dan data dari ketiga jenderal bintang tiga tersebut.

Baca juga: Profil Komjen Verdianto Iskandar Bitticaca, Akpol 1988 yang Ikut Masuk Bursa Calon Wakapolri

Profil Komjen Pol Nico Afinta Karokaro

Komjen Pol Nico Afinta Karokaro lahir di Kota Pahlawan, Surabaya, 30 April 1971. 

Ia merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1992 yang berpengalaman di bidang reserse.

Karier pertamanya setelah lulus dari Akpol adalah sebagai Pamapta Polrestabes Semarang pada 1993.

Baca juga: Profil Irjen Pol Roycke Harry Langie, Kapolda Sulut yang Baru Berpengalaman di Bidang Reserse

Setelahnya, ia menjadi Kanit Polrestabes Semarang (1994), Danton Taruna Akpol (1996), dan Danki Taruna Akpol (1997).

Di tahun saat Nico Afinta menjabat Danki Taruna Akpol, ia ditugaskan sebagai UN IPTF Pas PBB XIV Bosnia Herzegovina selama satu tahun, yaitu 1997-1998.

Setelahnya, Nico menjadi Kapolsek Metro Ciputat Polres Jaksel tahun 2000.

Setahun menjabat Kapolsek Metro Ciputat, ia lulus dari Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) pada 2001 dan meraih gelar S1.

Di tahun 2006, Nico lulus dari Sespim Polri dan melanjutkan S2 di Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung.

Kemudian, pada 2016, Nico Afinta berhasil meraih gelar S3 dan lulus dari Sespimti Sespim Lemdiklat Polri.

Baca juga: Profil Sarah Menzel, Gadis Berdarah Jerman Bakal Tinggalkan Azriel Hermansyah Setelah Lamaran

Berlanjut pada karier Nico, ia dimutasi ke Jawa Tengah pada 2003, untuk menjadi Kanit Ekonomi Ditreskrimum Polda Jateng.

Ia kembali ke Semarang pada 2004 dan menjabat sebagai Wakasat Reskrim Polwiltabes Semarang.

Di tahun 2006, Nico ditarik ke Polda Metro Jaya dan mengemban berbagai jabatan strategis, yaitu Kepala Unit Sumdaling Ditkrimsus (2006), Kepala Subdit V Ranmor Ditreskrimum (2006), Kepala Subdit III Umum/Jatanras Ditreskrimum (2008), dan Wadirreskrimum (2011).

Kemudian, Nico Afinta dimutasi ke Medan dan dilantik menjadi Kapolrestabes Medan pada 2013.

Tiga tahun di Medan, Nico lalu ditunjuk sebagai Kabagdindik Sespimma Sespim Polri Lemdikpol.

Jabatan itu menjadi posisi pertama yang ia isi selama tahun 2016.

Baca juga: Profil Maxime Bouttier Mantan Pacar Prilly Latuconsina, Kini Jalin Asmara dengan Luna Maya

Setelah dari Lemdikpol, Nico menjabat Analis Kebijakan Madya Bidang Pidum Bareskrim Polri (2016), lalu kembali ke Polda Metro Jaya sebagai Dirresnarkoba (2016).

Dari Dirresnarkoba, ia berpindah menjadi Dirreskrimum Polda Metro Jaya tahun 2017.

Pada 2018, Nico Afinta kembali ke Bareskrim Polri dan menjabat Karobinopsnal dan Dirtipidum (2019).

Belum genap menjadi Dirtipidum Bareskrim Polri selama setahun, ia dimutasi menjadi Sahlisospol Kapolri.

Selanjutnya, Nico dimutasi menjadi Kapolda Kalimantan Selatan pada 2020.

Di tahun yang sama, ia kemudian dipindah ke tanah kelahirannya dan menjabat sebagai Kapolda Jatim.

Baca juga: Sosok Philip Mark Mehrtens, Pilot Susi Air yang Akhirnya Dibebaskan KKB Setelah 1,5 Tahun Ditawan

Pada Oktober 2022 lalu, Nico Afinta dimutasi menjadi Sahlisosbud Kapolri buntut tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur yang menewaskan lebih dari 130 orang.

Kala itu, Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo, mengungkapkan mutasi dilakukan dalam rangka tour of duty dan tour of area.

"Ya betul, TR tersebut adalah tour of duty dan tour of area, mutasi adalah hal yang alamiah diorganisasi Polri dalam rangka promosi dan meningkatkan kinerja organisasi," kata Dedi saat dihubungi, Senin (10/10/2022).

Jabatannya sebagai Kapolda Jatim diisi oleh Irjen Teddy Minahasa.

Namun, sebelum pelantikan, posisi tersebut diisi oleh Irjen Toni Harmanto karena Teddy Minahasa terjerat kasus narkoba.

Baca juga: Profil Salsabila Syaira, Eks Presenter yang Sempat Diisukan Punya Hubungan dengan Rocky Gerung

Berhasil Bujuk Pelaku Pencabulan Santriwati untuk Serahkan Diri

Pada Juli 2022, Irjen Nico Afinta memegang peran penting dalam kasus pencabulan santriwati di Jombang, Jawa Timur.

Kala itu, ia berhasil membujuk pelaku yang merupakan putra kiai di Jombang, MSAT (42) alias Mas Bechi, untuk menyerahkan diri.

Proses negosiasi itu berlangsung selama 15 jam, sejak Kamis (7/7/2022) pagi hingga pukul 23.30 WIB.

Untuk membujuk Mas Beci, Nico berkomunikasi dengan keluarga pelaku di Pondok Pesantren Shiddiqiyaah, Jombang.

Selama proses komunikasi itu, tim gabungan Polda Jatim dan Polres Jombang mengepung Ponpes Shiddiqiyyah untuk mencegah Mas Bechi kabur.

"Baru tadi setengah jam yang lalu dan sejak pagi saya mengikuti berkomunikasi dengan pihak keluarga yang bersangkutan supaya proses ini berjalan dengan baik," ungkap Nico, Kamis dini hari, dikutip dari TribunJatim.com.

"Dan akhirnya pada hari ini yang bersangkutan (Tersangka MSAT) menyerahkan diri kepada kami untuk ditahapduakan," imbuhnya.

Diketahui, proses penangkapan Mas Bechi ini berjalan cukup alot

Sejak pukul 08.00 WIB polisi sudah bersiaga di depan Ponpes Shiddiqiyyah untuk melakukan penangkapan,

Tapi, Mas Bechi baru bisa ditangkap pada malam harinya sekitar pukul 23.00 WIB.

Nico Afinta, mengatakan Mas Bechi berhasil ditangkap setelah hampir seharian bersembunyi di ponpes.

"Sembunyinya perlu kami sampaikan bahwa yang bersangkutan selama ini ada di sini," kata Nico dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Jumat (8/7/2022).

Proses penangkapan pun sempat diwarnai aksi penghalangan oleh para simpatisan, yang berujung penangkapan pada 320 orang.

Dicopot Usai Tragedi Kanjuruhan

Irjen Pol Nico Afinta Karokaro sempat kena apes ketika menjabat sebagai Kapolda Jawa Timur.

Kala itu, terjadi kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, usai laga sepak bola antara Arema FC dan Persebaya, Sabtu (1/10/2022) malam.

Kerusuhan berawal saat Aremania yang kecewa karena tim kesayangannya ditaklukan Persebaya 3-2, memutuskan turun ke lapangan untuk menyampaikan protes.

Saat berusaha mengendalikan situasi, jajaran pengamanan menembaki gas air mata ke beberapa arah kerumunan suporter dan tribun yang masih banyak suporter Aremania.

Namun, tembakan gas air mata itu justru memicu kepanikan para penonton dan membuat mereka lari serta berdesak-desakan untuk keluar dari stadion.

Di tengah kepanikan itu, ada yang mengalami sesak napas lalu terjatuh dan terinjak-injak.

Akibatnya, 131 orang meninggal dunia karena insiden tersebut.

Sementara itu, buntut dari tragedi Kanjuruhan, Polri telah mencopot sejumlah jajarannya terkait kejadian itu, yakni Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat dan 9 anggota Brimob.

Nico Afinta Karokaro pun turut terkena imbasnya.

Biodata:

Nama Asli: Irjen. Pol. Dr. Nico Afinta Karo-Karo, S.I.K., S.H., M.H.

Lahir: Kota Pahlawan, Surabaya, 30 April 1971 (umur 51).

Istri:  Juliana Taruli

Anak

1. Jovan Dewanta Natanael

2. Kevin Alvaro Natanael

3. Kenan Arista Natanael

Pendidikan:

1. Sekolah Dasar VII Surabaya pada 1983.

2. SMPN 1 Surabaya pada 1986.

3. SMAN 2 Surabaya pada 1989.

4. Akpol Tahun 1992.

Profil Komjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak

Nama lengkap Komjen Pol. Drs. Ridwan Zulkarnain (RZ) Panca Putra Simanjuntak, M.Si.

RZ Panca Putra Simanjuntak lahir di Balige, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, 19 Januari 1969.

RZ Panca Putra Simanjuntak lulusan Akpol 1990.

Panca berpengalaman dalam bidang reserse.

Sejak 8 September 2023 mengemban amanat sebagai Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional (Sestama Lemhannas).

Jabatan terakhir jenderal bintang dua ini adalah Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapolda Sumut).

Riwayat jabatan Panca Putra:

Kapolres Banyumas

Kapolres Tegal (2010—2011)

Wadirreskrimsus Polda Jawa Tengah (2011—2012)

Dirreskrimsus Polda Kalimantan Tengah (2012—2013)

Dosen Utama STIK Lemdikpol (2013—2017)

Wadirtipidum Bareskrim Polri (2017—2018)

Direktur Penyidikan KPK (2018—2020)

Widyaiswara Kepolisian Utama Tingkat I Sespim Lemdiklat Polri (2020)

Kapolda Sulawesi Utara (2020—2021)

Kapolda Sumatera Utara (2021—2023)

Sekretaris Utama Lemhannas (Sestama Lemhannas) (2023)

Profil Komjen Pol Agung Setya Imam Effendi

Dia merupakan pria kelahiran Wonosobo, Jawa Tengah, 8 Maret 1967.

Agung ternyata satu angkatan dengan mantan Kapolri Jenderal Idham Azis dan Wakapolri Komjen Gatot Edy Pramono.

Agung tercatat pernah menjabat sebagai Kapolres Bengkulu.

Lalu, sebagai Kanit III Dit II/ Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri tahun 2010, dan Kasubdit III Dirtipideksus Bareskrim Polri tahun 2011.

Kemudian Agung juga pernah menjadi Analis Kebijakan Madya Bidang Piddeksus Bareskrim Polri pada 2014, Wakil Direktur Pideksus Bareskrim Polri, kemudian tahun 2016 menjadi Direktur Pideksus Bareskrim Polri.

Pada tahun 2018, Agung ditunjuk sebagai Deputi VI Bidang Intelijen Siber Badan Intelijen Negara (BIN).

Selang setahun, dia dipromosikan menjadi Kapolda Riau.

Pada tahun 2021, Agung dimutasi menjadi Asisten Operasi (Asops) Kapolri.

Pada 24 Juni 2023, Irjen Agung dipromosikan menjadi Kapolda Sumatera Utara menggantikan Irjen Panca Putra Simanjuntak.

Harta kekayaan

Dilansir dari Kompas.com, menurut laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) yang dilaporkan pada 31 Desember 2022, Agung punya harta senilai Rp 1,6 miliar.

Dilihat dari situs e-LHKPN Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), jumlah itu di antaranya terdiri dari tanah dan bangunan senilai Rp 311.769.000. Tanah dan bangunan tersebut tersebar di sejumlah daerah di Kota Salatiga dan Kota Bengkulu.

Selain itu, Agung juga tercatat memiliki alat transportasi senilai Rp 271.000.000. Perinciannya, satu unit mobil Honda Freed tahun 2015 seharga Rp 140 juta.

Lalu, mobil VL Micro/Minibus tahun 2015 seharga Rp 50 juta, motor Piaggio Scooter tahun 2015 senilai Rp 5 juta, dan motor Honda Revo seharga Rp 6 juta.

Alat transportasi lainnya yang dimiliki Agung yakni sepeda S Works tahun 2022 seharga Rp 70 juta.

Periwra tinggi Polri itu juga mempunyai harta bergerak lainnya sebesar Rp 263.500.000, lalu kas dan setara kas senilai Rp 783.751.935.

Dengan perincian tersebut, total harta kekayaan Irjen Agung sebesar Rp 1.630.020.935.

Dibandingkan dengan LHKPN yang dilaporkan setahun sebelumnya pada 31 Desember 2021, harta kekayaan Agung naik sekitar Rp 200 juta. Saat itu, Agung mencatatkan LHKPN sebesar Rp 1.431.000.935.

Sementara, pada LHKPN periode 31 Desember 2019, harta kekayaan Agung sebanyak Rp 1.288.857.146.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved