Debat Calon Gubernur Sumut
KATA Akademisi Komunikasi Soal Pengaruh Debat Pilgub Sumut : Floating Mass 45 Persen
Fauzan menilai, Edy Rahmayadi dengan gaya khasnya yang lugas, tegas dan apa adanya, menunjukkan karakter
Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Agenda debat Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut dinilai akademisi komunikasi belum dapat dikatakan ideal.
Hal itu disampaikan akademisi komunikasi, dosen Fakultas Syariah dan Hukum UINSU, Fauzan Ismail diwawancarai Tribun Medan, Selasa (5/11/2024)
Fauzan Ismail menilai, sepanjang debat perdana, dua pasangan calon lebih banyak terjebak adu sindiran, dibanding adu gagasan ide.
Bahkan debat melebar dari program konkrit dan tema yang ditetapkan KPU Sumut.
"Saya melihat keduanya lebih dominan saling sindir daripada mengutarakan gagasan dan ide satu sama lain, walaupun secara kemampuan berkomunikasi, keduanya cukup berimbang dengan karakternya masing-masing," katanya.
Fauzan menilai, Edy Rahmayadi dengan gaya khasnya yang lugas, tegas dan apa adanya, menunjukkan karakter yang memang memiliki kematangan sebagai seorang tokoh nasional berlatar belakang militer. Dan sempat memimpin PSSI.
"Hanya saja, perlu kiranya pada debat kedua ini, beliau lebih banyak memaparkan apa yang sudah dilakukan selama 5 tahun menjadi Gubernur Sumut untuk menjawab argumentasi atau kritik dari lawannya, Bobby Nasution," katanya.
Sementara itu, ke Bobby Nasution, Fauzan melihat sebagai rival lebih dominan mengoreksi kinerja Edy Rahmayadi sebagai petahana. Menurut ini wajar saja.
"Karena memang resiko sebagai petahana, Edy memang harus siap dikoreksi kinerjanya selama menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara 2018-2023. Tinggal bagaimana kemampuan Pak Bobby Nasution dalam menawarkan solusi yang lebih baik untuk Sumut ke depan dibandingkan rivalnya," katanya.
"Bobby harus lebih berhati-hati dalam melontarkan kritik, datanya harus kuat, jangan sampai kritik yang disampaikan malah berbalik pada diri sendiri. Karena kita tahu bahwa Bobby Nasution hingga saat ini adalah Walikota Medan yang belakangan ini kinerjanya juga ramai dikritik oleh masyarakat," jelasnya.
"Di luar dugaan, saya melihat sosok Pak Hasan Basri Sagala sebagai wajah baru pada konstelasi politik di Sumatera Utara cukup menarik perhatian publik, gaya berkomunikasinya saya lihat cukup baik, walaupun di sisi lain, beliau saya lihat gampang terbawa suasana sehingga terkesan emosional pada momen tertentu, terutama ketika disinggung masalah infrastruktur yang kerap disindir oleh pasangan Bobby-Surya," katanya
Ke calon wakil Bobby yakni Surya, menyarankan pada debat kedua lebih memperkuat data yang disampaikan. Khususnya soal infrastruktur.
"Beliau saya lihat sering terjebak saat mengkritik jalan rusak di Sumut, yang justru malah berbalik arah ke kinerja beliau sendiri sebagai Bupati Asahan selama 10 tahun," katanya.
Dampak Debat ke Pemilih
Fauzan Ismail ditanya mengenai apakah debat publik ini berpengaruh atau tidak mengatakan jelas punya pengaruh.
Terutama kepada massa mengambang (floating mass)
"Menurut saya ya pasti berpengaruh, terutama untuk segmentasi pemilih floating mass (massa mengambang) yang belum menentukan pilihan. Menurut survey terakhir, saya lihat jumlahnya mencapai 44,9 persen, tentunya ini bukan jumlah yang sedikit, jadi kedua paslon memang harus benar-benar menunjukkan kemampuan terbaiknya pada debat kedua nanti," ujarnya.
Evaluasi Penyelenggara Seleksi Peserta Debat
Untuk penyelenggara, Fauzan alumni USU ini melihat pada debat perdana kemarin banyak insiden yang berasal dari masalah-masalah teknis.
Dan akhirnya menyebabkan kericuhan massa pendukung, misal terkait kerusakan layar monitor dan masalah audio di live streaming.
"Saran untuk penyelenggara, agar lebih selektif dalam menentukan siapa-siapa saja yang diizinkan untuk hadir di dalam area debat publik. Harus diakui, banyak sekali kericuhan yang terjadi di debat publik perdana berasal dari massa pendukung, dan itu cukup memalukan bagi Sumatera Utara," katanya.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut kembali menggelar Debat Publik Kedua Pilkada Sumut dengan menghadirkan Cagubsu dan Cawagubsu nomor 1 Bobby-Surya dan Nomor 2 Edy-Hasan. Debat kedua digelar Rabu (6/11/2024) di Hotel Santika Dyandra Medan.
Moderator debat publik kedua ini yakni Nurleli dari Inews dan Setia Pandia dari TVRI. Sama seperti sebelumnya, debat ini, akan berlangsung dalam durasi 180 menit (3 jam) yang akan disiarkan secara langsung (live) di dua televisi yakni TVRI dan INews yang dimulai tepat pukul 20.00WIB.
"Debat publik kedua bertemakan peningkatan daya saing daerah dan pembangunan berkelanjutan. Sedangkan sub tema memajukan daerah dan menyelesaikan persoalan daerah. Dibagi dalam enam segmen dengan moderator sebagai penanya yang pertanyaannya bersumber dari panelis dan ahli atau pakar," kata Ketua KPU Sumut, Agus Arifin.
Menurutnya, debat nantinya diawali dengan pembukaan penyampaian visi dan misi masing-masing paslon, lalu masuk ke segmen di mana-masing masing paslon akan mendapat dua pertanyaan setiap segmennya.
"Acara debat nantinya maksimal diperuntukkan untuk kapasitas 300 hadirin mulai KPU Sumut, crew, para undangan dua pasangan calon serta massa pendukungnya," jelasnya.
"KPU Sumut memperbolehkan masing-masing paslon membawa 100 orang massa pendukungnya," katanya.
Sebelumnya, KPU Sumut telah menetapkan sembilan panelis dan tema debat pertama Debat Publik Pilkada Sumut 2024. Terdapat sembilan panelis untuk debat pertama Pilgub Sumut ini berasal dari kalangan profesional, akademisi, dan tokoh masyarakat.
Adapun panelis Debat Pertama Pilgub Sumut yakni Dr Nispul Khair, Dr Hatta Ridho, Dadang Darmawan Pasaribu, Prof Hisarma Saragih, Mahmul Siregar, Moammar Andar Roemare Siregar, Prof Hasan Sazali, Assoc Prof Mujahiddin dan Zakaria Siregar.
KPU Sumut juga menetapkan Tim perumus debat publik yang terdiri dari kalangan akademisi dan tokoh masyarakat dari Dr Taufik Walhidayah (UMA), Dr Maraimbang Daulay, MA (UINSU), Dr Zakaria Siregar, Dr Hisar Siregar SH, MHum, Dr Ibnu Affan, SH, MHum (Rektor UNU Sumut), Dr Edy Ikhsan, SH, MH (Warek I USU), Dr Sarintan E Damanik, MSi, Prof Dr Agus Sani, MAP (Rektor UMSU) dan Dr H Tigor Panusunan Siregar (tokoh masyarakat).
“Hal itu sesuai dengan Keputusan KPU Nomor 1363 Tahun 2024 Tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Kampanye Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota Wakil Walikota," pungkasnya
(Dyk/Tribun-Medan.com)
| VIDEO SALING SERANG Massa Bobby Nasution VS Edy Rahmayadi Usai Debat Pilgub Sumut 2024 |
|
|---|
| Bobby Singgung Infrastruktur Provinsi yang Stagnan, RE Nainggolan: Paslon No 1 Kembali Unggul |
|
|---|
| Terjadi Keributan di Debat Pilgub Sumut 2024, Pendukung Edy Rahmayadi Ngaku Diancam |
|
|---|
| Bobby Nasution-Surya akan Bawa Keluhan Masyarakat soal Jalan Rusak di Debat Kedua Pilgub Sumut 2024 |
|
|---|
| Bobby Nasution Akan Bawa Keluhan Masyarakat Soal Jalan Rusak di Debat Kedua Calon Gubernur Sumut |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.