Pilgub Sumut 2024
INILAH Peta Pemilih Bobby Nasution dan Edy Rahmayadi Versi Survei Terbaru Litbang Kompas
Hasil survei Litbang Kompas memperlihatkan peta pemilih pasangan Bobby Nasution - Surya dan Edy Rahmayadi - Hasan Basri Sagala.
Penulis: Anugrah Nasution | Editor: Juang Naibaho
TRIBUN-MEDAN.com - Litbang Kompas merilis hasil survei untuk Pilkada Sumatera Utara 2024. Hasil survei memperlihatkan peta pemilih pasangan Bobby Nasution - Surya dan Edy Rahmayadi - Hasan Basri Sagala.
Dari survei yang digelar 22-28 Oktober 2024, elektabilitas calon gubernur dan wakil gubernur Sumut nomor urut 1 Bobby Nasution-Surya, unggul dari cagub-cawagub Sumut nomor urut 2 Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala.
Selisih elektabilitas kedua pasangan itu bahkan terpaut cukup lebar.
Bobby-Surya memperoleh elektabilitas 44,9 persen, sedangkan Edy-Hasan 28 persen.
Sementara pemilih yang tidak tahu atau belum menentukan pilihan (undecided voters) mencapai 27,1 persen.
"Kalau kita lihat selisihnya 16,9 persen hampir 17 persen. itu sudah jauh melebih sampling errornya. Artinya bisa kita katakan pasangan Bobby-Surya ini relatif lebih unggul dari pasangan Edy-Hasan," ujar Peneliti Senior Litbang Kompas Yohan Wahyu saat diwawancarai dalam acara Obrolan Newsroom Kompas.com, Selasa (5/11/2024).
Baca juga: Bolak-balik Diungkit di Debat Pilgub Sumut, Bobby Nasution Tantang Edy Rahmayadi Laporkan Blok Medan
Dari hasil survei Litbang Kompas, Bobby-Surya juga mengungguli Edy-Hasan dari segi popularitas.
Sebanyak 79,2 persen responden mengenal Bobby-Surya dan 20,8 persen menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.
Sementara 70,5 persen mengenal Edy-Hasan dan responden yang menjawab tidak tahu atau tidak menjawab 29,5 persen.
Yohan menjelaskan, ada beberapa faktor yang membuat Bobby-Surya lebih populer dari Edy-Hasan.
Salah satunya kinerja ketika menjadi kepala daerah.Bobby-Surya lebih dikenal masyarakat dari segi kinerja selama mereka menjadi kepala daerah.
Seperti diketahui, Bobby merupakan Wali Kota Medan dan Surya adalah mantan Bupati Asahan dua periode.
"Rekam jejak ini tertanam di responden bahwa dua orang ini mantan kepala daerah sehingga ketika ditanya apa kelebihan Bobby-Surya, karena rekam jejak kinerja," ujar Yohan.
Sementara untuk Edy-Hasan, masyarakat lebih mengingat karakter secara personal.
Meskipun Edy merupakan mantan Gubernur Sumut satu periode, tapi dari sisi kinerja pasangan Bobby-Surya dinilai lebih diingat. Adapun Hasan merupakan mantan tenaga ahli Kementerian Agama (Kemenag).
"Faktor apa yang (membuat) selisihnya jauh? Boleh jadi pasangan Edy ini tidak begitu menonjol dari sisi rekam jejak, terutama calon wakil gubernurnya, Hasan," ujar Yohan.
Baca juga: KRONOLOGI Ricuh Debat Pilgub Sumut, Mobil Bobby Ditimpuki Batu, Muka Edy Dilempar Botol Kemasan
Survei Litbang Kompas juga memetakan bahwa Bobby-Surya memperoleh dukungan signifikan dari pemilih yang mengidentifikasi diri dengan sejumlah partai besar, seperti Gerindra, PKB, PDIP, Golkar, Nasdem, PAN, dan Hanura.
Meski begitu, menurut survei ini tidak semua para pemilih parpol di Sumut memberikan dukungannya kepada paslon usungan partai (split voting ticket).
Hal tersebut tergambar ketika sebanyak 50,6 persen pemilih PKS justru cenderung mendukung Edy-Hasan, meski di sisi lain mayoritas pemilih dari PKB, Gerindra, Golkar, PAN, dan Perindo tetap memilih Bobby-Surya.
Kurang solidnya arah dukungan partai juga terjadi pada pemilih PDIP.
Sebanyak 48,9 persen pemilih PDIP tercatat memilih Bobby-Surya sebagai cagub-cawagub Sumut. Sementara hanya 29,2 persen yang mendukung Edy-Hasan.
Demikian pula dengan Hanura yang memberikan 70,0 persen suara kepada Bobby-Surya, sedangkan 10,0 persen untuk Edy-Hasan.
Sementara itu, pemilih Demokrat justru menunjukkan kecenderungan yang seimbang, yakni sebesar 30,4 persen kepada kedua paslon.
Para pemilih juga menganggap Bobby-Surya lebih mewakili identitas sosial masyarakat Sumut dibandingkan Edy-Hasan.
Edy Rahmayadi yang memiliki darah Melayu Deli justru dianggap lebih mewakili daerah Sabang.
Karakter personal disebut sebagai alasan utama resistensi publik terhadap pasangan petahana Edy-Hasan.
Aspek karakter menjadi penilaian negatif terbesar, karena paslon ini dianggap kurang merakyat dan berwibawa, serta menampilkan sosok yang kurang ramah.
Di sisi lain, ketidaksukaan publik terhadap paslon Bobby-Surya lebih dipengaruhi oleh pengalaman dan kekurangan dalam memimpin daerah pada periode sebelumnya.
Meski Sumut merupakan wilayah dengan agama dan etnis yang beragam, tetapi hasil survei menunjukkan bahwa dalam memilih pemimpin, masyarakat masih terorientasi pada identitas putra daerah.
Oleh sebab itu, Edy-Hasan mendapat lebih banyak dukungan dari kalangan pemilih etnis Batak Pakpak dari kelima subsuku Batak lainnya.
Metode Penelitian Litbang Kompas Survei melalui wawancara tatap muka ini diselenggarakan Litbang Kompas dari tanggal 22-28 Oktober 2024.
Sebanyak 800 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di Provinsi Sumatera Utara.
Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, “margin of error” penelitian +/- 3,46 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
Meskipun demikian, kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi. Survei dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas (PT Kompas Media Nusantara).
Respons Kubu Edy-Bobby
Merespons hasil survei Litbang Kompas, Wakil Ketua DPD PDIP Sumut Aswan Jaya mermbeberkan hasil survei internal partai banteng.
Aswan bilang, elektabilitas Edy-Hasan lebih tinggi dibandingkan Bobby-Surya.
“Hasil survei kami, elektabilitas Edy-Hasan di angka 41,6 persen sedangkan Bobby-Surya di angka 36 persen,” kata Aswan, kemarin.
Menurut Aswan, ada beberapa hal yang membuat elektabilitas Edy-Hasan di atas Bobby-Surya.
Seperti ketokohan Edy sebagai mantan Gubernur Sumut. Selain itu program yang diusung juga jadi pertimbangan masyarakat mendukung Edy.
“Sudah mulai ada kesadaran masyarakat Sumut, bahwa menjadi gubernur ini bukan semata-mata karena sesuatu di belakangnya. Apakah menantu presiden, atau didukung oleh aparat hukum, atau didukung partai besar. Tapi kapasitas dan kemampuan harus memadai. Ada kesadaran itu sehingga berbalik mendukung Edy. Itu fakta yang kita temukan," kata Aswan.
Aswan mengatakan, keunggulan Edy-Hasan juga atas dukungan kader PDIP yang gencar konsolidasi mendekati hari pemilihan 27 November 2024.
"Termasuk dukungan dari kader dan simpatisan PDIP yang terus melakukan konsolidasi," katanya.
Sementara Ketua Tim Pemenangan Bobby-Surya, Hinca Panjaitan merasa tak kaget dengan hasil survei Litbang Kompas.
Hinca mengatakan, keunggulan Bobby-Surya karena kerja tim pemenangan yang terus dilakukan saat ini. "Nggak kaget dengan hasil survei itu karena kami pun sudah keliling ke seluruh Sumatera Utara," kata Hinca, Rabu.
Hinca mengatakan hasil survei memang berkorelasi dengan fakta di lapangan. Menurutnya, keunggulan Bobby dan Surya juga tercermin di masyarakat.
"Dari apa yang kami lihat di lapangan, kami yakinlah hasil survei (Litbang Kompas) itu benar dan kami gunakan sebagai cermin untuk bekerja keras," katanya.
Anggota DPR RI dari Demokrat itu yakin Bobby-Surya bisa menang di atas 60 persen pada Pilkada Sumut mendatang.
"Menuntaskan di 20 hari, target kami tembus 60 persen," katanya. (cr17/kompas.com)
Litbang Kompas
Survei Terbaru Litbang Kompas
Bobby Nasution
Edy Rahmayadi
pemilih Bobby dan Edy
Pilgub Sumut 2024
Hasan Basri Sagala
| SEBARAN Suara Pilgub Sumut, Bobby-Surya Sapu Bersih 30 Kab/Kota, Edy-Hasan Cuma Unggul 3 Daerah |
|
|---|
| Pengamat Politik Sebut Jokowi jadi Faktor Penting Bobby Unggul Jauh dari Edy |
|
|---|
| Hasil Pilgub Sumut Versi Quick Count, Bobby-Surya Unggul Telak 63,39 Persen, Edy-Hasan 36,07 Persen |
|
|---|
| Aktivitas Cagub Sumut Jelang Pencoblosan, Edy Rahmayadi Sungkem, Bobby Nasution Bersihkan Kelingking |
|
|---|
| Jelang Masa Tenang, Inilah 3 Hasil Survei Pilgub Sumut, Bobby Nasution atau Edy Rahmayadi Unggul? |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.