Berita Sumut

Emak-emak Naik Motor Ditendang sampai Jatuh ke Parit, Beringasnya Prajurit TNI Armed Serang Warga

Sri Ulina Perangin-angin, seorang ibu berusia 35 tahun, masih takut untuk keluar rumah setelah mengalami serangan brutal oleh sejumlah prajurit Armed

Editor: Juang Naibaho
TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO
Komandan Batalyon Artileri Medan 2, Letkol Arm Herman Santoso (seragam TNI) menanggapi ratusan warga yang menggeruduk Batalyon Armed akibat sejumlah anak buahnya diduga membantai warga sipil di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, Sabtu (9/11/2024). Ia berjanji bertanggungjawab atas insiden yang menyebabkan korban jiwa dan luka. 

TRIBUN-MEDAN.com - Detik-detik mencekam puluhan prajurit TNI dari Batalyon Artileri Medan-2/Kilap Sumagan menyerang warga sipil secara membabi-buta, masih terekam jelas di benak Sri Ulina Perangin-angin, warga Dusun III Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, Sumatra Utara (Sumut).

Sampai saat ini Sri Ulina Perangin-angin, seorang ibu berusia 35 tahun, masih merasakan ketakutan untuk keluar rumah setelah mengalami serangan brutal oleh sejumlah prajurit Batalyon Armed. 

Sri mengenang kembali malam mencekam tersebut. Sekitar pukul 22.30 WIB, setelah membeli jamu di Pasar 6, ia mengendarai sepeda motor menuju rumahnya di Dusun III Desa Selamat. 

Di tengah perjalanan, ia berhenti karena melihat keramaian di sepanjang jalan. Beberapa warga memberitahunya tentang adanya begal. Namun, ketidakpercayaan membuatnya melanjutkan perjalanan hingga tiba di warung dekat jambore. 

Di sana, ia mendengar suara teriakan dari sekelompok orang yang menggunakan sepeda motor dengan suara knalpot bising. 

Awalnya, Sri mengira mereka adalah geng motor. Namun, ia kemudian mengetahui bahwa mereka adalah prajurit Armed. 

“Terus pas aku mau parkirkan motor di pinggir jalan, datanglah tentara itu. Ditunjanglah motorku. Aku dan motorku masuklah ke parit. Inilah terluka tangan, paha, dan perutku,” ungkap Sri saat diwawancarai pada Selasa (12/11/2024), dikutip dari Kompas.com.

Sejumlah prajurit Armed tersebut dilaporkan membawa senjata tajam dan benda tumpul, serta melakukan penganiayaan terhadap setiap pria yang berada di lokasi. Bahkan, mereka secara brutal masuk ke rumah warga dan menganiaya beberapa orang. 

“Siapa yang enggak kepentingan, masuk-masuk, nanti kena sasaran,” kata Sri, mencontohkan perkataan seorang prajurit TNI saat itu. 

Menyadari situasi berbahaya, Sri berlari ke rumah tetangga yang memiliki warung tidak jauh dari tempatnya terjatuh ke parit.

Ia bersembunyi di sana hingga sekitar pukul 02.00 WIB, sebelum akhirnya berani keluar menuju rumah ibunya. 

Peristiwa tersebut masih membekas dalam ingatan Sri, dan ia serta sejumlah warga Desa Selamat lainnya merasakan trauma yang mendalam. 

Sudah hampir tiga hari ia tidak bekerja sebagai buruh harian lepas di kilang kayu. “Sementara ini tidak keluar dululah. Di rumah aja. Paling dua hari lagilah baru kerja,” kata Sri.

Anak-anak Takut ke Sekolah

Serangan puluhan prajurit TNI dari Batalyon Armed 2/KS juga menyisakan penderitaan psikis bagi anak-anak.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved