TRIBUN WIKI
Sosok Delisa Korban Tsunami Aceh Kisahnya Hingga Difilmkan Berjudul 'Hafalan Shalat Delisa'
Delisa Fitri Rahmadani atau Delisa merupakan korban tsunami Aceh yang kehilangan satu kakinya. Ia lahir di Ulee Lheue Banda Aceh pada 15 Desember 1997
TRIBUN-MEDAN.COM,- Sosok Delisa Fitri Rahmadani atau Delisa merupakan gadis asal Aceh yang menjadi korban tsunami tahun 2004 silam.
Saat bencana dahsyat itu terjadi, Delisa Fitri Rahmadani masih berusia 8 tahun.
Kala itu, gadis yang kini sudah tumbuh dewasa tersebut harus kehilangan satu kakinya.
Karena kisah pilunya itu pula, cerita kehidupan Delisa diangkat ke layar lebar dengan judul Hafalan Shalat Delisa.
Setelah 20 tahun berlalu, Delisa kini sudah dewasa.
Baca juga: Sosok Nicola Reza Samudra, Suami Momo Geisha Pengusaha yang Hadiahi Anak Stadion Berstandar FIFA
Ia bahkan sudah bekerja di Bank Syariah.
Kondisi terkini Delisa Fitri Rahmadani itu diungkap oleh Dosen ITB, Imam Santoso melalui akun Instagramnya @santosoim.
"Bernama lengkap Delisa Fitri Rahmadani @delisafitrir_ adalah gadis kecil yang tahun 2004 harus kehilangan Ibu dan satu kakinya. Tsunami Aceh begitu dahsyatnya, mengambil 227,000 korban jiwa termasuk Ibunya Delisa. Kaki Delisa sempat diamputasi 3 kali. Dibantu alm ayahnya, Delisa tetap ceria walau berdiri dengan satu kaki," tulis Imam Santoso, dikutip dari Tribunjabar.id, Selasa (12/11/2024).
Saat itu ada satu sosok yang menyemangatinya yang merupakan seorang jurnalis Australia.
Jurnalis bernama Cindy Workner itu menyemangati Delisa menggunakan tongkat untuk pertama kali.
Baca juga: Sosok Merry Riana, Staf Khusus AHY, Kisah Hidupnya Penuh Perjuangan Sebelum Sukses Jadi Motivator
"Beliau merupakan jurnalist yang meliput di Aceh, membantu dan menyemangati Delisa menggunakan tongkat untuk pertama kali," lanjut imam.
Kini, Delisa tumbuh menjadi gadis dewasa yang menginspirasi banyak orang.
"Delisa telah tumbuh menjadi gadis dewasa, saat ini sukses berkarir di Bank Syariah Indonesia. Delisa adalah contoh keterbatasan fisik berjalan dengan kaki prostatik, tak menghalanginya untuk tetap berprestasi," pungkas Imam.
Postingan Imam itupun kemudian banjir komentar dari warganet.
Banyak yang penasaran dengan sosok Delisa ini.
Baca juga: Profil Andi Sudirman Sulaiman, Calon Gubernur Sulsel yang Merupakan Anak TNI
Sosok Delisa Fitri Rahmadani
Delisa Fitri Rahmadani lahir di Ulee Lheue, Banda Aceh pada 15 Desember 1997.
Ulee Lheu adalah kawasan yang pernah dihantam gelombang tsunami tahun 2004 silam.
Kala itu, Delisa yang masih berusia 8 tahun harus kehilangan ibu, dan ketiga saudaranya.
Ia hidup dalam keprihatinan.
Namun, kisahnya itu mengundang perhatian masyarakat, hingga sampai dibuatkan film berjudul Hafalan Shalat Delisa.
Baca juga: Profil Brian Armstrong, CEO Coin Base yang Diisukan Pernah Menikahi Raline Shah
Film tersebut dirilis pada tahun 2011.
Saat ini, Delisa sudah bekerja di Bank Syariah Indonesia (BSI) di Banda Aceh.
Ia berhasil menyelesaikan pendidikan S-1 Ekonomi Manajemen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sabang (STIES) pada pertengahan tahun 2023.
Selain bekerja di perbankan, Delisa pun sering mendapatkan undangan untuk menjadi motivator.
Sangat banyak sisi kehidupan Delisa yang bisa menjadi inspirasi.
Baca juga: Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Alumnus AAU Diisukan Calon Dirut PT Garuda Indonesia
Dikutip dari Prohaba, selain dikenal sebagai sosok yang cantik dan ramah, Delisa juga selalu bersemangat menjalani kehidupan dan melawati harihari.
Kaki palsu tak menjadi penghambat baginya dalam beraktivitas.
Setiap hari, dia naik sepeda motor dari Ujong Batee ke kantor BSI di Banda Aceh.
Pada peringatan tsunami tahun ini, Delisa mendapatkan kesempatan istimewa, bertemu dengan Presiden Ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), beserta putranya yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), di ATA Kopi Banda Aceh, Senin (25/12/2023) malam.
Tidak hanya bagi Delisa, momen pertemuan ini juga memberikan kesan khusus bagi SBY dan AHY.
Baca juga: Profil Irfan Setiaputra, Dirut PT Garuda Indonesia yang Diisukan Bakal Diganti Bos Lion Air
Terbukti, AHY kemudian memosting foto pertemuan Delisa dengan SBY di twitter bercentang biru miliknya.
AHY pun menuliskan kesannya terhadap pertemuan dengan Delisa ini.
“Senang sekali berkunjung ke Aceh kali ini, selain bertepatan dengan peringatan 19 tahun bencana tsunami, saya & pak @SBYudhoyono bertemu langsung dengan salah satu korban tsunami Aceh yang selamat. Namanya mba Delisa.
Kisahnya yang inspiratif sempat dijadikan novel dan film berjudul “Hafalan Shalat Delisa”.
Saat ngobrol, saya bisa merasakan semangat dan energi positif untuk terus maju dan mewujudkan cita-citanya.
Baca juga: Profil Djoko Siswanto, Ketua SKK Migas yang Baru Lulusan Universitas Skotlandia
Saya yakin semangat Mba Delisa ini juga dimiliki oleh anak-anak muda Aceh yang selalu berjuang untuk selalu bangkit, menjaga persatuan serta terus membangun Aceh kedepan,” tulis AHY.
Bagi Delisa, momen pertemuan dengan Presiden SBY ini merupakan sebuah kehormatan.
Sudah sejak lama Delisa menyimpan harapan untuk bisa bertemu dengan sosok pemimpin yang dianggapnya sangat demokratis itu.
“Merupakan suatu kehormatan bertemu bapak SBY, dimana tepatnya pada 18 tahun lalu Delisa pernah terbesit harapan dan keinginan di depan televisi saat Bapak sedang berpidato bahwa Delisa ingin suatu saat nanti bertemu dengan Bapak.
Dan alhamdulillah Allah maha baik, kemarin malam saat saweu Aceh, Delisa diundang bertemu dengan Bapak SBY,” kata Delisa saat diwawancarai Serambinews. com, Selasa (26/12/2023).
Di mata Delisa, SBY merupakan panutan dan sosok pemimpin yang sangat demokratis dalam mengambil keputusan.
Selain itu, selama masa jabatannya sebagai Presiden keenam, SBY banyak berkontribusi untuk Aceh dalam hal kebencanaan.
Saat pertemuan itu berlangsung, Delisa mengaku tak mampu membendung air matanya.
“Kemarin momen Delisa bertemu dengan bapak (SBY), saya terharu, tidak bisa berkata-kata.
Saya juga sempat menangis di depan bapak, bahwa sosok pemimpin yang selama ini diidamkan menjadi panutan berdiri di hadapan Delisa, itu suatu kehormatan dan harapan yang terwujud di tahun ini,” imbuhnya.
Tak lupa, Delisa juga menyampaikan pesan kepada generasi milenial untuk selalu waspada terhadap bencana.
Mulai memperbanyak ilmu soal mitigasi bencana, karena menurutnya bukan tidak mungkin kejadian bencana tidak akan terulang lagi.
“Pesan Delisa kepada milenial tentunya kita tahu bahwa 19 tahun berlalu tsunami Aceh, bukan yang singkat namun masih terasa seperti kemarin kejadiannya.
Jadi harapan Delisa peringatan tsunami ini setiap tahunnya tidak hanya untuk dikenang tetapi juga diambil intisarinya, seperit edukasi terkait penanggulangan bencana, khususnya di Aceh, bagaimana menyiapkan diri dalam keadaan darurat seperi tsunami, gempa dan lain-lain.”
“Kita tidak pernah tahu 50 tahun atau 100 tahun ke depan apakah kejadian yang sama akan terulang kembali, tapi setidaknya kita memitigasi risiko bencana, mengurangi korban jiwa dan potensi kerugian, itu harapan delisa, semoga tiap tahunnya semoga setiap tahunnya ada cara lain dari milenial untuk edukasi seluruh lapisan masyarkat terkait bencana tsunami ini,” katanya.
Terakhir, Delisa turut mendoakan para syuhada yang telah menghadap Sang Khalik pada kejadian tsunami Aceh 2004 lalu.
“Jangan lupa untuk terus mendoakan kepada seluruh korban tsunami Aceh, baik yang selamat maupun tidak selamat.
Kita doakan semoga dalam perlindungan Allah SWT dan yang telah kembali kita doakan ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah SWT,” pungkasnya.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.