Berita Viral
Jenderal Maruli Ambil Tindak Tegas Oknum TNI Bantai Warga Sipil di Sibiru-biru
Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengatakan, Angkatan Darat (AD) tidak mentolerir penyerangan terhadap warga sipil.
Penulis: Fredy Santoso | Editor: Salomo Tarigan
TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN- Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak angkat bicara terkait personel TNI dari Batalyon Artileri Medan 2 Kilap Sumagan menyerang warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara.
Akibat serangan membabi-buta ini, satu orang tewas dan belasan luka-luka akibat dibacok hingga dipukuli.

Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengatakan, Angkatan Darat (AD) tidak mentolerir penyerangan terhadap warga sipil.
Ia menyebut, personel TNI yang terlibat akan ditindak tegas baik hukum internal maupun proses hukum yang berlaku.
Namun demikian, ia belum membeberkan berapa jumlah keseluruhan prajurit terlibat dan status hukumnya apakah sudah ditetapkan sebagai tersangka atau belum.

"Tindakan tegas, sesuai dengan hukum. Nanti pengadilan yang ungkap fakta berapa orang terlibat,"kata Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, Selasa (12/11/2024) melalui pesan singkat.
Diketahui, sejumlah anggota TNI menyerang ke pemukiman warga di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara Jumat 8 November malam hingga Sabtu dinihari mengakibatkan satu warga bernama Raden Barus meninggal dunia dan belasan luka-luka.
Dalam satu malam, penyerangan disebut berlangsung sebanyak tiga kali.
.
Terpisah, Kapendam I Bukit Barisan Kolonel Dody Yudha mengatakan, kasus ini telah ditangani oleh Pomdam I Bukti Barisan.
Pihaknya juga telah mengambil langkah-langkah, usai peristiwa penyerangan tersebut.
"Dari pihak Kodam masih melaksanakan penyelidikan, jadi kita sudah ada langkah-langkah yang dilakukan oleh Kodam, dari pihak Pangdam sudah melaksanakan mediasi kepada pihak korban dan kepada masyarakat, di Armed 2/105," kata Dody, Minggu (10/11/2024).
Katanya, sampai saat ini ada 33 orang prajurit yang diduga terlibat dalam peristiwa penyerangan di pemukiman warga.
Dody menyampaikan, atas kejadian itu Pangdam I Bukit Barisan juga telah melaksanakan jam komandan di Batalyon Armed 2/ Kilap Sumagan.
Pihaknya juga bertanggungjawab atas korban masyarakat yang luka akibat diserang oleh para prajurit Armed 2/105 Kilap Sumagan.
"Delapan orang korban masyarakat yang luka-luka sudah dipindahkan dari rumah sakit Sembiring ke Rumah Sakit Putri Hijau, dan akan diberikan pengobatan secara terbaik, sehingga mereka sampai sembuh," pungkasnya.
Sudah 3 Kali Lakukan Penyerangan
Tokoh masyarakat, sekaligus warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, Tony Sinuhaji mengungkap, penyerangan yang dilakukan personel TNI dari Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan terhadap warga sebanyak tiga kali.
Pertama, pada Jumat 8 November sekira pukul 21:30 WIB, sekitar puluhan personel TNI berpakaian preman datang ke desa membuat kerusuhan.
Mengendarai sepeda motor knalpot tidak sesuai standar, bawa senjata tajam dan balok mereka mulai menyisir jalan-jalan kecil permukiman.
Warga pun kalang kabut menyelamatkan diri melihat keberingasan mereka karena tanpa basa-basi memukuli masyarakat.
Tony Sinuhaji menyebut, saat datang ke permukiman, mereka tidak permisi mencari siapa dan keperluannya apa.
Belakangan baru diketahui, mereka mencari seseorang yang sore harinya sempat cekcok dengan dua personel TNI.
"Awal mulanya, sekitar pukul 21:30 WIB mereka (TNI) datang, jadi mereka datang itu gak semua, ada yang di jalan dan ada yang masuk. Ada yang memarkirkan kereta, entah nampaknya anak muda disini, entah siapa atau di curigainya, ngejar, masuk ke gang-gang, tapi ada juga (warga) yang nanya mau kemana, pak langsung di pukuli. Jadi disitu kayak brutal gitulah,"ungkap Tony, ditemui di lokasi kejadian, Senin (11/11/2024) sore.
Aksi anarkis yang dilakukan TNI ini rupanya menuai reaksI masyarakat desa, yang awalnya ketakutan mulai bersatu melawan.
Antara warga dan puluhan TNI disebut sempat bentrok hingga akhirnya warga desa berhasil mengusir mereka sampai kalang kabut.
Bahkan, dua personel TNI belakangan sempat dikabarkan hilang atau terpisah dari gerombolannya.
Sekitar lima sepeda motor mereka pun sempat ditinggal begitu saja karena kalah dengan masyarakat.
"Jadi yang pertama, seperti itulah kejadiannya, karena anak kampung disitu udah ramai juga, melawan juga mereka hingga (TNI) lari terbirit-birit karena pasukannya masih sekitar 30-an. Ternyata kabarnya, ada 2 orang (TNI) gak balik ke asrama, itu nyasar dari gereja katolik itu sampai ke kuburan china sana. Kami tak tau."
Beberapa waktu kemudian, prajurit Angkatan Darat (AD) itu kembali lagi dengan jumlah yang lebih banyak yakni sekitar ratusan.
Di sinilah mereka semakin bringas, mendobrak pintu rumah, menyeret hingga membacok warga sampai Raden Barus tewas.
Penyerangan kedua ini mereka mencari keberadaan dua rekannya yang tertinggal dari rombongan.
Mereka mengira, dua kawannya disekap warga sehingga tidak ada di Batalyon.
Padahal belakangan, dua perajurit tersebut ketakutan lari terbirit-birit ke kebun warga sampai akhirnya ada yang tiba ke klinik terdekat akibat luka saat bentrokan.
Makanya, kata Tony, personel TNI saat penyerangan kedua mencari dua nama rekannya sambil mendobrak pintu rumah warga.
"Jadi belum nyampe ke asrama kurasa 2 kawannya sehingga mereka berpikir ‘aduh kawan kita disekap itu’ itulah pengertian mereka. Datanglah rombongan yang ke-2 situ makin ramai, nyari kawannya la dia ‘di mana si ginting’ di sinilah (warung) kejadian kedua."
Dari penyerangan kedua yang dilakukan personel TNI ini, sebanyak 8 warga dibacok, dihajar, lalu dibawa ke Batalyon Armed.
Mereka adalah warga berjenis kelamin laki-laki, di antaranya Rofikar Sanjaya Tarigan, yang mengalami luka di kepala dan sekujur tubuhnya.
Sedangkan, Raden Barus, sudah tewas ditusuk dan dihajar ketika dia mencari keberadaan cucunya karena khawatir akan jadi korban.
Usai dibawa ke Batalyon, mereka dipulangkan karena mulai banyak tekanan ataupun informasi ke Batalyon salah sasaran. Situasi pun sempat mereda.
"Dipulangkan setelah suasana dingin, sudah banyak telepon ke Batalyon Armed. Yang menyebutkan bahwasanya itu sudah salah tangkap. Dipulangkan itu pada malam Sabtu dini hari."
Dari penyerangan ke dua, satu orang tewas yakni Raden Barus dan 8 orang luka berat.
Sedangkan 8 orang warga lainnya mengalami luka ringan.
"Untuk total keseluruhan berkisar 20 orang yang alami luka-luka."
Beberapa saat kemudian, rupanya ratusan TNI kembali datang ke Desa Selamat membuat rusuh.
Kedatangan mereka karena dua orang rekannya lagi sempat keterusan dari lokasi kejadian saat penyerangan kedua. Kemudian mereka takut saat balik ke Batalyon harus melewati Desa Selamat.
Sehingga, mereka menjemput dua kawannya sambil menghajar masyarakat yang melintas.
Bahkan, dalam penyerangan ketiga ini, perajurit Angkatan Darat tersebut mengancam akan membakar rumah-rumah warga.
"Karena tidak berani lewat kemudian dia menelepon rekan-rekannya, berapa lama kemudian ratusan orang kembali datang ke sini untuk menjemput kawannya yang tadi,"ungkap Tony.
"Di sini, warung ini lah, ada yang dengar, mereka bilang, 'ku bakar kampung ini'. Jadi kami warga kan kalau mendengar kabar dibakar, dengan kedatangan brutal aja pun kami udah trauma apa lagi dengan kata kata dibakar,"sambungnya.
Salah Sasaran Hingga Dugaan Awal Pemicu Keributan
Tony menjelaskan, prajurit Kodam I Bukit Barisan yang menyerang warga Desa Selamat salah sasaran.
Dari informasi yang didapatnya, Jumat 9 November sore ada dua anggota TNI sedang mengisi BBM bersamaan dengan sekelompok pemuda mengendarai sepeda motor.
Sekelompok pemuda dikabarkan mau ke rumah rekannya yang ada di Kecamatan Patumbak mengadakan acara kecil-kecilan karena baru pulang merantau dari Jepang.
Rupanya, saat dua TNI dan pemuda sama-sama ke arah Kecamatan Patumbak, personel TNI sempat menegur para pemuda karena ugal-ugalan.
Sekelompok pemuda ini salah satunya disebut bernama Dewa, warga kampung sebelah dari Desa Selamat.
Karena ditegur, mereka kembali ke SPBU, tempat sebagian kawannya masih menunggu yang lainnya.
Di sinilah mereka disebut mengadu kalau mereka ditegur oleh personel TNI karena caranya membawa sepeda motor dan suara kendaraan yang bising.
Setelah itulah sekelompok pemuda yang mau ke rumah kawannya jadi terlibat cekcok dengan dua personel TNI.
Salah satu pemuda, disebut bernama Dewa diduga sempat menantang dua prajurit tersebut dan mengaku sebagai preman di Desa Selamat atau biasa disebut Pasar 9.
Namun personel TNI tersebut mundur karena kalah jumlah.
"Mencari si Dewa karena si Dewa ini bilang kalau dia ini nggak takut sama TNI ini dan dia preman di pasar 9. Dia menyebut pasar 9 karena kan kawasan kita ini masuk ke pasar 9."
Pangdam I/BB Minta Maaf
Satu orang warga sipil bernama Raden Barus (61), tewas dianiaya oleh 33 Prajurit TNI AD dari Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan.
Peristiwa mengerikan itu terjadi di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Deliserdang, pada Jumat (8/11/2024) malam.
Tidak hanya menimbulkan korban jiwa, penyerangan itu juga mengakibatkan belasan orang terluka.
Atas kejadian itu, Pangdam I Bukit Barisan, Letjen Mochammad Hasan, pun minta maaf kepada para keluarga korban.
Pernyataan itu disampaikannya, saat melayat ke tempat disemayamkannya korban Raden di Jambur Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Deliserdang, pada Minggu (10/11/2024).
"Atas nama keluarga besar Kodam I Bukit Barisan, kami menyampaikan permohonan maaf sedalam-dalamnya, atas peristiwa kemarin yang terjadi," kata Hasan dihadapan keluarga korban.
Ia mengatakan, akan memproses kasus penyerangan yang dilakukan oleh anggotanya tersebut sampai tuntas.
"Kami sudah memproses permasalahan ini, kemarin juga sudah langsung mengambil langkah-langkah. Kami memastikan peristiwa ini tidak terulang kembali," sebutnya.
Hasan mengaku, sangat menyesali ulah para anggotanya tersebut yang melakukan penyerangan hingga menimbulkan korban jiwa dan luka.
"Atas nama besar Kodam I Bukit Barisan kami memohon maaf sebesar-besarnya, kalau pun saya bisa menggantikan almarhum, saya siap, saya ikhlas," ucapnya.
Ia juga berjanji, akan bertanggungjawab terhadap para korban yang saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit putri hijau.
"Sekali lagi kami mohon maaf, untuk anak-anak kita yang di rawat akan kami tangani sebaik-baiknya," pungkasnya.
(Cr25/Tribun-medan.com)
Baca juga: Bocoran 7 Pemain U22 Dipanggil STY Perkuat Timnas Indonesia di ASEAN Cup 2024
(*/TRIBUN-MEDAN.com)
Baca juga: Susno Duadji Tanggapi Pencopotan Kapolsek Baito, Tak Cukup Dicopot: Bisa Diproses Pidana
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.