advertorial

Kolaborasi Dosen Teknik UNIMED, UNHAM Dan UNPAB Bantu Mesin Perontok Padi Bagi Petani

Tridarma perguruan tinggi merupakan kewajiban yang harus dikerjakan oleh setiap dosen sebagai tanggungjawab penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi

Editor: Ilham Akbar
HO
foto bersama petani di lokasi mitra 

TRIBUN-MEDAN.com, Kolaborasi tim Dosen dan mahasiswa Universitas Negeri Medan (UNIMED), Universitas Amir Hamzah Medan (UNHAM) dan Universitas Pembangunan Pancabudi (UNPAB) dalam kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Pegagan Julu VII, Kecamatan Sumbul, Sumatera Utara telah selesai dilaksanakan, dimana kegiatan ini menjadi bagian dari kewajiban Tridarma perguruan tinggi dalam menerapkan ilmu pengetahuan pada masyarakat. Tridarma perguruan tinggi merupakan kewajiban yang harus dikerjakan oleh setiap dosen sebagai tanggungjawab dalam melaksanakan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kegiatan pengabdian kolaborasi peguruan tinggi ini mempunyai andil dalam memberikan pemahaman secara nyata kepada masyarakat luas, oleh karena itu dosen menjadi penggerak utama dalam pelaksanaannya, satu diantaranya yaitu melakukan pengabdian kepada masyarakat (PKM). Kegiatan PKM ini di pelopori oleh ketua tim Eswanto, S.T., M.Eng (Unimed), Anggota: Ir. Husni Thamrin, M.Sc (Unham) dan Dr. Zulkarnain Lubis (UNPAB) serta dibantu dengan mahasiswa Anggito, Osin dan Valdino. Pelaksanaan kegiatan PKM dalam skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat mendapatkan dukungan dari Kemdikbud melalui Dirjen Vokasi telah memberikan manfaat yang sangat baik, dan langsung dirasakan oleh masyarakat penerima manfaat yaitu berupa mesin perontok padi dengan menginovasi mekanisasi kerja, sehingga alat tersebut berbeda dengan alat yang ada di pasaran saat ini. Kegiatan tersebut bentuk dari pengabdian masyarakat kolaborasi perguruan tinggi di Desa Pegagan Julu VII yang bertujuan untuk membantu masyarakat meningkatkan hasil padi suapaya tidak banyak terbuang atau hilang akibat kerja alat perontok yang ada sebelum di inovasi sebagai wujud nyata kolaborasi tridarma perguruan tinggi.

Dalam kegiatan ini berupa Pemberdayaan Berbasis Masyarakat yang dilakukan oleh kolaborasi tim dosen adalah memberikan solusi terhadap permasalahan masyarakat mitra terkait dengan kondisi saat musim panen padi, khususnya dalam perontokan padi dari tangkainya. Selama ini yang dilakukan dilokasi mitra saat musim panen padi yaitu melakukan penyewaan mesin pada saat proses perontokan padi tetapi hasilnya tidak maksimal, banyak gabah terbang ikut terhembus kipas mesin, banyak tercecer di bawah mesin menyebabkan kerja menjadi dua kali atau jika ingin mengirit biaya dapat dilakukan perontokan padi secara manual, dengan cara dipukul-pukulkan ke kayu yang ada di sekitar sawah atau kayu yang dibawa dari rumah. 

Pada PKM ini kolaborasi dosen tim pengabdi membuatkan mesin perontok padi berbasis screw dan blower kapasitas produksi 200-500 kg/jam, dimana mesin tersebut telah diserah terimakan kepada mitra. Dalam wawancara dengan tim kreatif secara terpisah Eswanto mengatakan kegiatan PKM ini dimulai sejak bulan Maret 2024 yaitu mulai sosialisasi ke warga tentang Teknologi Tepat Guna (TTG), pengelolaan alat, inovasi desain alat, sampai proses pembuatan mesin perontok padi siap untuk diterapkan. Selain itu proses pengerjaannya dilakukan secara swadaya bersama-sama masyarakat, hal ini dilakukan agar masyarakat dapat belajar membuat sendiri jika nanti tim PKM telah selesai dalam kegiatan di lokasi mitra ini. Kemudian dalam sambutannya Ir. Husni Thamrin, M.Sc sebagai anggota tim  menambahkan bahwa kegiatan yang dilakukan untuk memberi solusi terhadap permasalahan warga saat musim panen, untuk memudahkan pekerjaan petani dan yang paling penting menambah keuntungan hasil panen padi tersebut, dengan adanya hasil inovasi mesin perontok padi ini warga masyarakat dapat secara bersama-sama memanfaatkan mesin tersebut yang dikelola oleh kelompok masyarakat setempat. Kemudian Bapak Dr. Zulkarnain Lubis, MT, yang juga sebagai anggota tim PKM juga memberikan masukannya kepada warga agar mesin yang telah diberikan ini dapat dijaga dengan baik, pemakaian alat harus sesuai prosedur dan sering-seringlah dilakukan perawatan khususnya bagian-bagian mesin yang bergerak.

Pada saat yang sama lebih lanjut Eswanto sebagai ketua tim mengatakan bahwa mesin hasil inovasi ini telah dirancang dan dibuatkan sesuai dengan kondisi sawah yang dimiliki mitra saat ini dan tentunya berbeda dengan alat perontok padi yang ada dipasaran saat ini, yang menjadi pembedanya yaitu inovasi pada bagian blower dan screw yang ditambahkan pada alat tersebut, sedangkan kapasitas alat yang dibuat ini mencapai 200-500 kg/jam. Tim PKM juga mengajari mitra cara pemakaian mesin dan menjelaskan cara perawatan agar alat tersebut dapat bertahan lama. Selanjutnya pada akhir kegiatan tim PKM menyerahkan unit mesin kepada mitra. Dalam penyerahan alat di lokasi mitra turut hadir dan didampingi dari perwakilan LPPM Unimed Bapak Asran Siregar, S.E. (*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    Komentar

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved