Berita Viral

ISRAEL Rebut Gunung Hermon Tempat Yesus Bertransfigurasi Bersama Petrus, Yakobus, dan Yohanes

PM Israel, Benjamin Netanyahu juga telah memerintahkan militernya untuk merebut kembali wilayah tersebut usai ditinggalkan oleh pasukan Suriah

|
Editor: AbdiTumanggor
AFP
MIILITER Israel kuasai zona penyangga Dataran Tinggi Golan. Israel dilaporkan menguasai buffer zone atau zona penyangga di Dataran Tinggi Golan bagian dari teritori Suriah usai ditinggalkan oleh pasukan militer Presiden Bashar Al Assad. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu juga telah memerintahkan militernya untuk merebut kembali wilayah tersebut usai ditinggalkan oleh pasukan Suriah. (AFP) 

Sebelumnya baku tembak dilaporkan terjadi di pusat ibu kota Suriah, Damaskus. Ini terjadi ketika kelompok pemberontak yang menentang pemerintahan Presiden Assad melanjutkan serangan kilat mereka di seluruh negeri. Klaim kelompok pemberontak bahwa Damaskus telah mereka kuasai terjadi setelah mereka mengaku telah "membebaskan sepenuhnya" kota Homs.

masyarakat suriah berpesta
Masyarakat Suriah berpesta setelah Kelompok HTS di Suriah di bawah kepempinan Abu Mohammed al-Jawlani berhasil menggulingkan rezim Presiden Assad. (AFP)

Bebaskan seluruh tahanan

Saat pasukan pemberontak menyerbu Suriah, mereka membebaskan tahanan dari penjara pemerintah.

Rekaman video menunjukkan para tahanan dibebaskan dari penjara Saydnaya yang terkenal di Suriah—termasuk seorang anak kecil yang ditahan bersama ibunya—setelah pemberontak menguasai negara tersebut.

Anak tersebut terlihat dalam rekaman video unggahan Asosiasi Tahanan dan Orang Hilang di Penjara Sednaya (ADMSP) yang berbasis di Turki, memperlihatkan para perempuan dibebaskan dari tahanan tersebut.

"Dia (Assad) telah jatuh. Jangan takut," ucap suara daralam video tesebut, yang tampaknya mencoba meyakinkan para perempuan bahwa kini mereka aman.

Video yang diverifikasi oleh kantor berita AFP menunjukkan warga Suriah bergegas untuk melihat apakah kerabat mereka termasuk di antara mereka yang dibebaskan dari Saydnaya, tempat ribuan pendukung oposisi dikatakan telah disiksa dan dieksekusi di bawah rezim Assad.

Sebelumnya, Kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) telah menguasai Aleppo, kota terbesar kedua di Suriah, melalui serangan mendadak yang dipimpin oleh Abu Mohammed al-Jawlani (Abu Mohammed al-Golani).

Al-Jawlani adalah sosok yang pernah membelot dari al-Qaeda dan ISIS. Dia juga dikenal sebagai pemimpin kelompok penentang pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.

Abu Mohammed al-Jawlani, yang dituduh sebagai pelanggar hak asasi manusia, memimpin HTS, yang merupakan jaringan al-Qaeda dan telah dilabeli sebagai organisasi teroris oleh banyak negara.

Dulunya, pemerintah Amerika Serikat (AS) menawarkan hadiah sebesar $10 juta (sekitar Rp158 miliar) bagi siapa saja yang dapat menangkapnya. 

Dikutip dari BBC, identitas asli al-Jawlani menjadi perdebatan. Dalam wawancara dengan PBS, ia mengaku bernama asli Ahmed al-Sharaa, lahir di Riyadh, Arab Saudi, dan dibesarkan di Damaskus, Suriah.

Namun, laporan lain menyebutkan bahwa ia mungkin lahir di Deir ez-Zor, Suriah Timur, dengan rentang tahun kelahiran yang berbeda-beda, antara 1975 hingga 1981.

Pemimpin Kelompok HTS di Suriah Abu Mohammed al-Jawlani
Pemimpin Kelompok HTS di Suriah, Abu Mohammed al-Jawlani (AFP)

Karier Militer dan Kepemimpinan HTS
 
Al-Jawlani bergabung dengan al-Qaeda di Irak setelah invasi militer koalisi yang dipimpin AS pada 2003. 

Ia ditangkap oleh pasukan AS pada 2010 dan dipenjara di Camp Bucca, di mana ia bertemu dengan berbagai kombatan militan. 

Setelah dibebaskan, ia menjadi komandan kelompok bersenjata Nusra, yang terafiliasi dengan ISIS, sebelum memutuskan hubungan dengan ISIS pada 2013 dan beralih ke al-Qaeda.

Pada 2017, al-Jawlani menggabungkan berbagai kelompok milisi di Suriah untuk membentuk Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan menjabat sebagai pemimpin.

Di bawah kepemimpinannya, HTS menjadi kelompok dominan di wilayah Idlib dan sekitarnya, yang kini dihuni sekitar empat juta jiwa akibat arus pengungsi.

Sebelum masa peperangan, sekitar 2,7 juta warga tinggal di wilayah itu. Sejumlah pihak memperkirakan penduduk di daerah tersebut bertambah menjadi sekitar empat juta jiwa lantaran arus masuk pengungsi.

Kelompok al-Jawlani menguasai "Pemerintahan Keselamatan" yang bertindak layaknya otoritas lokal di Provinsi Idlib dengan memberikan layanan kesehatan, pendidikan, serta keamanan.

Pada 2021, al-Jawlani berkata media PBS bahwa pihaknya tidak mengikuti strategi jihad global ala al-Qaeda, melainkan fokus pada upaya menjungkalkan Presiden al-Assad.

AS dan negara-negara Barat pun memiliki tujuan yang sama dengan dirinya. "Wilayah ini tidak merepresentasikan ancaman keamanan kepada Eropa dan Amerika," katanya.

HTS diketahui menegakkan hukum Islam di wilayah kendalinya, tetapi dengan cara yang lebih longgar dibanding kelompok-kelompok jihad lainnya. Kelompok tersebut juga secara terbuka menjalin hubungan dengan komunitas Kristen dan kelompok non-Muslim lain.

Hal ini membuat HTS sempat dikritik kelompok jihad lain karena dianggap terlalu moderat. Sementara itu, organisasi HAM menuduh HTS melakukan penindasan terhadap aksi protes dan telah melakukan pelanggaran HAM. Namun al-Jawlani membantah tuduhan ini. HTS dikategorikan sebagai organisasi teroris oleh sejumlah negara Eropa, Timur Tengah, serta Dewan Keamanan PBB.

(*/Tribun-medan.com/Tribunnews.com/BBC)

Sumber: bbc
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved