TRIBUN WIKI
Profil Mochtar Riady atau Lie Moe Tie, Pendiri Lippo Group Showan ke Jokowi, Hartanya Rp 33,6 T
Mochtar Riady atau Lie Moe Tie merupakan pendiri Lippo Group. Ia lahir di Malang, Jawa Timur, pada 12 Mei 1929. Mochtar melintasi berbagai zaman.
Ia tidak hanya mendirikan Lippo Group saja, tapi juga merupakan pendiri Mochtar Riady Institute of Nanotechnology yang bergerak di bidang riset nanoteknologi di Tanah Air.
Dilansir dari Kontan, Rabu (16/3/2022), Mochtar Riady adalah anak dari Li A Pi (1898-1959) yang berasal dari Desa Sin Tian, Provinsi Hokkian, China.
Dikenal sebagai pengusaha dan bankir andal, Mochtar ternyata memang bercita-cita menjadi bankir karena terpesona dengan gedung-gedung megah bergaya Eropa saat pergi ke sekolah.
Baca juga: Profil Syamsuddin Batola, Pelatih Persewangi Banyuwangi Meninggal Dunia Kecelakaan
Namun, saat Mochtar Riady berusia 20-an tahun, dia malah menjadi pengelola toko milik mertuanya di Jember, Jawa Timur.
Dalam memoarnya, Otobiografi Mochtar Riady: Manusia Ide (2016), Mochtar Riady memutuskan untuk meninggalkan toko dan memilih hijrah ke Jakarta demi meraih mimpinya.
Kendati demikian, kesempatan untuk menjaga pegawai bank tak langsung datang. Di Jakarta, dia pun memutuskan untuk berbisnis.
Sayangnya, berbisnis di zaman demokrasi liberal (1950-1959) bukan hal mudah bagi para keturunan sepertinya.
Namun, ia tetap memutuskan untuk berbisnis sepeda, meski tetap ingin bekerja kantoran sebagai pegawai bank.
Baca juga: Profil Taylor Swift, Ratu Pop Amerika Serikat yang Hadiahi Kru Konsernya Hingga Rp 3 Triliun
Pada 1959, Mochtar Riady berkenalan dengan Andi Gappa, kakak kandung dari Andi Muhamad Jusuf yang menjadi Menteri dan Panglima ABRI pada zaman pemerintahan Presiden Soeharto.
Andi Gappa yang merupakan pemilik Bank Kemakmuran mengajak Mochtar Riady bergabung sebagai mitra usaha.
Saat itu, aset bank tersebut tercatat sekitar 3 juta dollar AS dengan modal kerja sekitar 100.000 dollar AS.
"Syarat menjadi mitra baru harus menyuntik modal segar 200.000 dollar AS untuk menguasai 66 persen saham,” kata Mochtar dalam memoarnya.
Kala itu, posisi Mochtar Riady adalah sebagai presiden direktur, meski dia tidak bisa membaca laporan keuangan.
"Di Bank Kemakmuran, saya banyak mendapat pelajaran dan pengalaman sehingga bisa mengenal sifat manusia yang umumnya serakah dan egoistik,” aku Mochtar.
Baca juga: Profil Mohammed Al Bashir, Perdana Menteri Suriah yang Baru, Sempat Bekerja di Pabrik Gas
Jejak Mochtar Riady di perbankan
Mochtar Riady kemudian berpikir untuk mencari rekan yang berperilaku baik sekaligus memiliki modal yang lebih kuat untuk menjadi mitra dalam membangun bank baru.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.