Pembunuh Siswi SMP di Sergai

CCTV Disebut-sebut Menjadi Petunjuk Polisi Mulai Mengungkap Kasus Pembunuhan Siswi SMP di Sergai

Jasad korban ditemukan dibelakang rumah kosong yang jaraknya hanya sekitar 100 meter dari rumah korban satu hari kemudian

|
Penulis: Indra Gunawan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/INDRA GUNAWAN
Rumah kosong diduga tempat korban dibunuh dan diduga diperkosa oleh para pelaku.  

Ia menyebut terakhir bertatap muka dengan anaknya pada pagi hari. Saat itu tidak ada glagat aneh dari anaknya. 

"Masih sempat aku suruh dia beli bensin separuh ke kekedai. Kemudian sempat aku suruh sebelum pergi sekolah itu juga sekalian antar adiknya yang masih kelas 1 SD," katanya. 

Dari CCTV rumah warga inilah disebut-sebut polisi mengamati siapa-siapa saja orang yang sempat melintas di dekat lokasi.

Kemudian baru Minggu sore (15/12/2024) mulai ada yang diamankan.

Kasi Humas Polres Serdang Bedagai, Ipda Dhyka Napitupulu yang dikonfirmasi pun membenarkan soal adanya terduga pelaku yang diamankan.

"Iya ada satu orang yang sudah diamankan. Cuma ini masih diperiksa untuk pengembangan. Nanti perkembangannya kita infokan jugalah," kata Dhyka. 

Sejauh ini belum ada keterangan dari pihak kepolisian apa motif pelaku melakukan pembunuhan dan diduga melakukan pemerkosaan.

Kedua orangtua korban, Supardi dan Rubiah ketika ditemui di samping rumahnya, Senin (16/12/2024).
Kedua orangtua korban, Supardi dan Rubiah ketika ditemui di samping rumahnya, Senin (16/12/2024). (TRIBUN MEDAN/INDRA GUNAWAN)

Pembunuhan sadis yang dialami oleh AS (13) warga Lubuk Saban Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) sampai kini masih terus menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat.

Sebab pelaku membunuh korban yang masih duduk dibangku kelas VII SMP itu dengan begitu sadis.

Sebelum dibunuh korban juga diduga diperkosa. 

Pihak keluarga saat ini meyakini bukan satu orang pelaku kejahatan tersebut.

Dari cerita ayah korban, Supardi Harefa (48) mengatakan usai jasad anaknya ditemukan di belakang rumah kosong yang jaraknya hanya 100 meter dari rumahnya ada keluarganya yang pada malam harinya kerasukan. 

"Kerasukan anakku lah keluarga itu. Sempat kami tanyain siapa yang membunuhmu. Saat itu dibilangnya banyak dia nggak kenal. Kepalanya dipukul dari belakang katanya dan mukanya ditutupi," ujar Supardi saat diwawancarai www.tribun-medan.com, Senin (16/12/2024). 

Disebut saat itu anaknya itupun meminta agar lokasi tempat jasadnya itu ditemukan dipasangin lampu penerangan.

Dari situ mereka pun langsung membeli lilin dan menempatkannya dari lokasi. Karena disebut tidak akan mau kembali kalau belum dipasangi penerangan. 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved