Berita Viral
PILU Hidup MR Balita Hanyut di Selokan Surabaya, Dititipkan ke Ayah Asuh, Orang Tua Kandung Jadi TKI
Bocah laki-laki itu tinggal bersama ayah asuh di sebuah kontrakan, karena orang tua kandungnya jadi TKI di Malaysia.
TRIBUN-MEDAN.com - Pilu hidup MR, balita hanyut di selokan surabaya.
Ia dititipkan ke ayah asuh, sementara orang tua kandung MR jadi TKI di Malaysia.
Ada kisah pilu di balik sosok balita laki-laki yang hanyut ke selokan saat bermain hujan, di Surabaya, Jawa Timur.
Baca juga: Dumaria Simangunsong Syok dan Histeris, Suami yang Ditahan Dua Hari di Polrestabes Medan Tewas
Untuk diketahui, balita berinisial MR (3) itu hanyut ke selokan saat sedang bermain hujan-hujanan bersama temannya di depan rumah di kawasan Babatan Kelurahan Babatan, Kecamatan Wiyung, Surabaya pada Selasa (24/12/2024).
Dua hari berlalu, keberadaan MR masih jadi misteri hingga terus dicari oleh warga setempat serta petugas BPBD Surabaya.
Ternyata, balita berusia 3,5 tahun itu tidak tinggal dengan orang tua kandungnya.
Baca juga: Gelandang AC Milan Bangga Berdarah Indonesia, Senang Eliano Reijnders Pilih Merah-Putih
Bocah laki-laki itu tinggal bersama ayah asuh di sebuah kontrakan, karena orang tua kandungnya jadi TKI di Malaysia.
Ayah asuh korban, Wibi Harianto (50) mengatakan, tim SAR sampai saat ini masih melakukan pencarian terhadap korban.
"Saya sekarang ini ada di lokasi pencarian, semua anggota tim sudah ada memasuki sungai yang jalurnya dari arah Babatan itu sudah lengkap semua. Jadi pertolongan dari anggota tim sudah siap mencari anak saya yang hanyut itu," katanya dikutip dari Youtube TV One, Kamis.
Bahkah sejak dikabarkan hanyut, Wibi yang sedag bekerja di proyek langsung pulang dan ikut mencari keberadaan korban hingga pukul 04.00 WIB keesokan harinya.
Baca juga: Pelatih Kiper Timnas U-20 Indonesia Sahari Gultom Manfaatkan Libur Melepas Rindu dengan Keluarga
"Ya gimana, namanya orang tua, buah hati, kepikiran kalau enggak ikut cari, ditawari atau enggak ya pengen ikut," jelas dia.
Wibi juga menjelaskan, dirinya dan sang istri merupakan orang tua asuh korban.
"Orang tuanya korban itu kerja di Malaysia, jadi anak itu dititipkan ke saya, sama Pak Le nya juga tinggal sama saya di kontrakan, Surabaya," tutur dia.
Ia juga mengatakan bahwa istrinya sudah sempat melarang sang anak untuk bermain hujan.
"Sebelum hujan sudah dilarang, tapi ada temannya satu perempuan, bermain ke sebelah sumur, jadi anak itu main hujan-hujanan, terus langsung melompat ke arah selokan," katanya.
Selama ini, kata Wibi, sang anak biasanya hanya main di sekitar rumahnya saja.

"Udah dilarang sama istri saya, jangan ke mana-mana mau masak, setelah itu malah kejadian seperti itu," tambahnya.
Ia pun mengaku setiap hari mengawasi sang anak namun ternyata kecolongan.
"Kalau pengawasan setiap hari, cuma keadaannya memang begitu, mau gimana lagi. Namanya anak kecil senang main air," jelas dia lagi.
Dilarang main ke luar, MR pun sempat mengurai ucapan patuh kepada sang ibu asuh.
Baca juga: MEGAWATI Soekarnoputri Siap Pasang Badan Kalau Sampai Hasto Kristiyanto Ditangkap KPK
Tak disangka kata-kata itu adalah ucapan terakhir sang bocah sebelum hanyut ke selokan.
"Udah dilarang sama istri saya, dibilangin 'jangan ke mana-mana ya saya mau cuci beras. (kata korban) 'iya mi'. Kalau pengawasan setiap hari, cuma keadaannya begitu, namanya anak kecil senangnya main di air," kata Wibi.
Namun di lingkungannya ada seorang anak perempuan yang menarik perhatian korban sehingga ikut bermain hujan-hujanan.
Diakui Wibi, ia memang dititipi untuk merawat MR oleh orang tua kandungnya.
Karenanya setelah kejadian nahas yang menimpa MR, Wibi langsung memberitahukan orang tua kandung korban.
Tampaknya kabar tersebut membuat orang tua korban terpukul.
"Sudah (orang tua kandung korban sudah tahu), langsung saya telepon ke Malaysia," imbuh Wibi.
Baca juga: Polisi Akan Prarekonstruksi Kasus ASN Todong Senjata ke Warga di Asahan
Wibi mengungkapkan, keluarga yang tinggal dalam satu tempat kos tersebut terus melakukan pencarian hingga dini hari. Bahkan, mereka tidak bisa tidur karena merasa kehilangan korban.
"Sampai subuh tadi, baru pulang mencari, sekitar pukul 04.00 WIB, enggak bisa tidur semua satu rumah. Cari di selokan enggak ada, padahal dalamnya itu ukuranya enggak sampai 50 sentimeter," ujarnya.
Kronologi
Diberitakan sebelumnya, Berdasarkan video rekaman CCTV yang beredar, korban yang tidak mengenakan busana terlihat tengah bermain hujan bersama seorang anak perempuan dan satu laki-laki.
Kemudian, korban mendatangi selokan yang berdempetan dengan sebuah rumah.
Akan tetapi, bocah tersebut melangkahkan kakinya hinga tercebur ke selokan dengan arus yang deras.
Selanjutnya, tubuh korban langsung terbawa arus hingga menghilang dari pandangan teman-temanya.
Kedua anak yang melihat peristiwa tersebut akhirnya menangis dan berlari.
"Kejadianya pukul 15.30 WIB. Diinformasikan ke kami, langsung menghubungi BPBD untuk upaya pencarian," kata Kapolsek Wiyung, Kompol Slamet Agus Sambodo, saat di lokasi, Selasa (24/12/2024).
Petugas bersama warga setempat membuka upaya pencarian tersebut dengan mengecek selokan perkampungan. Namun, mereka masih belum menemukannya di lokasi korban hanyut itu.
"Pencarian dari titik yang viral di video itu, terus tadi dilakukan beberapa upaya. Karena dicurigai (korban) tersangkut, karena saluran itu lebarnya kurang lebih 50 sampai 60 centimeter," jelasnya.
"Di (selokan) situ, ada pipa yang menghalangi sampah, itu sudah sempat didodol (dirusak) sama warga, sudah sampai ke dalam (saluran), sudah tembus, tidak ditemukan," tambahnya.
(*/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.