Berita Viral

Kagetnya Dedi Mulyadi, Tahu Siswa Dipungut Rp 450 Ribu Untuk Buku Kenangan: Jangan Lagi Ada Wisuda

Padahal menurutnya, buku kenangan seharusnya tidak perlu dicetak dalam bentuk fisik, melainkan bisa dialihkan ke format digital.

Kolase Instagram @lambeturah_official dan TikTok @dedimulyadiofficial
LATIHAN RENANG DI LAPANGAN: Video siswa SD melakukan praktek renang di halaman sekolah (kanan). Dedi Mulyadi (kiri) pun kesal. 

TRIBUN-MEDAN.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi heran siswa bayar Rp 450 ribu untuk buku kenangan.

Ia menanggap bahwa tradisi buku kenangan di sekolah membebani orangtua.

Padahal menurutnya, buku kenangan seharusnya tidak perlu dicetak dalam bentuk fisik, melainkan bisa dialihkan ke format digital.

Dedi Mulyadi menyampaikan hal itu dalam obrolannya dengan salah seorang guru yang dikutip dari akun Instagramnya @dedimulyadi71, Sabtu (1/3/2025).

Dalam obrolan tersebut, sang guru mengatakan ada kebiasaan di siswa untuk membuat buku kenanganan sekolah.

Biayanya Rp 150.000-450.000 per anak.

Kepala sekolah dan guru pun sudah menyarankan untuk mengubahnya ke bentuk digital disimpan dalam Google Drive atau platform lain.

“Tapi kalau yang sekarang sepertinya tanggung, Pak,” ujar guru tersebut ke Dedi Mulyadi.

Mendengar itu Dedi tampak heran.

Sebab semua kenangan anak bungsunya, Ni Hyang juga disimpan dalam bentuk digital, bukan berbentuk cetak yang rentan hilang atau rusak.

Ia berharap sekolah-sekolah bisa mulai beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan mencari solusi yang lebih efisien bagi para siswa dan orangtua.

“Kita bisa simpan semua kenangan di akun Google Drive masing-masing. Kalau bentuk album fisik kan suka hilang,” kata Dedi, melansir dari Kompas.com.

Selain itu, ia juga menyoroti maraknya kegiatan wisuda di jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Menurutnya, wisuda seharusnya lebih cocok untuk lulusan perguruan tinggi, seperti sarjana atau diploma.

“Saya melarang sekolah mengadakan wisuda untuk jenjang TK, SD, dan SMP. Buat saya, wisuda itu lebih cocok untuk S1 atau D3. Lebih baik kelulusan diselenggarakan sederhana di sekolah, seperti zaman dulu,” tegasnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved