Ramadan 2025

Dua Kali Masuk Bui, Ini Kisah Haru di Balik Hijrahnya Acun Sang Mantan Penjual Narkoba

Kisah dunia kelam Acun, berawal dari sekitar tahun 2006 lalu dimana ia pertama kali mengenal narkoba dari rekan kerjanya. 

Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD NASRUL
MANTAP BERHIJRAH : Surya Dharmanto, seorang pria yang kini aktif menjalani kesehariannya mengabdikan diri ke Masjid Istihrar, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, saat ditemui belum lama ini. Pria yang akrab disapa Acun ini, merupakan mantan penjual narkoba yang kini telah mantap berhijrah usai mendapat hidayah setelah kehilangan anak keduanya. (TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD NASRUL) 

TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Allah SWT menyimpan sejuta misteri dalam memberikan kasih sayangnya kepada umat manusia. Seperti halnya hidayah, yang merupakan satu dari sekian banyak cintanya Allah menyayangi hambanya untuk kembali ke jalan yang benar setelah menjalani serangkaian ujian dan hal buruk dalam menjalani kehidupan. 

Ini jugalah yang dirasakan oleh Surya Dharmanto, seorang pria yang kini aktif menjalani kesehariannya mengabdikan diri ke Masjid Istihrar, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo.

Saat diajak berbincang, pria berjanggut ini ternyata menyimpan sejumlah kisah selama menjalani kehidupan sebelum akhirnya memantapkan diri untuk berhijrah kembali ke jalan Allah. 

Akrab disapa Acun, Surya mengaku jika nama tersebut merupakan nama yang ia dapat setelah bertaubat dimana singkatan dari Anak Cucu Nabi. Tak hanya satu nama hijrah, ia bercerita setelah hijrah juga memiliki nama lain yaitu Salim Suhail. 

Sebelum memutuskan hijrah, ternyata Acun yang pada jamannya sekitar tahun 2009 cukup terkenal sebagai salah satu penjual narkoba kawakan di kawasan Berastagi, Kabupaten Karo, memiliki kisah haru di balik pertaubatannya.

Kisah dunia kelam Acun, berawal dari sekitar tahun 2006 lalu dimana ia pertama kali mengenal narkoba dari rekan kerjanya. 

"Ada banyak cara Allah untuk ngasih cara kita hijrah, dan kita juga enggak tau jalan mana kita masuk ke syurga. Sebelum hijrah, saya dulu banyak maksiat yang saya buat, paling besar itu jual narkoba di sekitar Berastagi inilah, masih bagus dulu barangnya enggak kaya sekarang," ujar Acun. 

Saat itu, Acun yang bekerja sebagai sales di salah satu perusahaan bersama rekannya melakukan bisnis haram ini dengan modal dari tempat ia bekerja. Setelah beberapa tahun mengelabuhi perusahaan, akhirnya ia harus masuk penjara karena terbuki melakukan penyelewengan dalam jabatan. 

Setelah menjalani hukuman selama 1,5 tahun di penjara dengan kasus penggelapan, ternyata tak juga menyurutkan niat Acun untuk melakukan hal serupa. Diceritakannya, setelah keluar dari penjara ia kembali diterima di perusahaan lainnya yang juga bekerja sebagai sales. 

"Itupun belum tobat saya, di perusahaan lain main juga gitu, akhirnya masuk lagi saya ke penjara tahun 2015. Karena sudah berulang, makin lama saya di dalam, sekitar dua tahun," katanya. 

Dua kali terbelenggu di dalam jeruji besi, ternyata tak juga menggetarkan hati Acun untuk bertaubat dan masih menjalani bisnis haram menjual narkotika.

Akhirnya, pada tahun 2017 lalu Acun mulai benar-benar meninggalkan dunia hitam yang setelah bertahun-tahun dijalaninya. 

Bukan sekadar mendapatkan hidayah belaka, pertaubatan Acun di tahun 2017 lalu juga sebagai teguran baginya karena sang buah hati yang masih berusia 7 tahun dipanggil menghadap Illahi. Akhirnya, cobaan dan teguran langsung dari Allah itulah yang akhirnya membuat pria kelahiran bulan Desember tahun 1980 ini benar-benar berniat untuk kembali ke jalan Allah. 

"Dua kali saya masuk penjara enggak juga tergerak hati saya. Akhirnya sampai anak saya meninggal baru saya bertaubat, pas kali di hari ulang tahun saya meninggal anak saya. Sedihnya anak saya ini yang masih kelas 1 SD, meninggal di pangkuan saya saat mau kami bawa ke Puskesmas. Jadi itulah, mahal hidayah ini, enggak tau kita dari mana Allah nunjukkan hidayahnya," ungkapnya. 

Usai mengalami peristiwa luka mendalam kehilangan anak keduanya, Acun mengaku itulah merupakan titik baliknya berhijrah kembali ke jalan yang benar.

Saat ini, Acun mengaku ia telah meninggalkan semua aktivitas terlarang yang sempat dijalaninya di masa kelam. 

"Sekarang sudah saya tinggalkan semuanya bang, bahkan merokok lagi pun sudah enggak lagi," katanya. 

Semenjak meninggalkan dunia hitam, Acun mengaku dirinya saat ini menjalani kehidupan dengan usaha berjualan kerupuk.

Tak hanya berjualan, dirinya juga menjadi bagian dari pengurus Badan Kemakmuran Masjid (BKM) di Masjid Istihrar, Berastagi. 

Awal mula ia aktif di Masjid Istihrar, dikatakannya bermula dari ia mulai sering shalat berjamaah di masjid yang terletak di Jalan Perwira, Berastagi ini. Di sana, awalnya ia juga sempat membantu beberapa pekerjaan di masjid seperti bersih-bersih dan akhirnya saat ini ia sudah beraktivitas rutin di masjid ini. 

"Sekarang gini lah bang, bantu-bantu di masjid. Apalagi puasa gini kan, bantu nyiapin takjil untuk yang mau buka puasa di sini, saya pun masak juga untuk yang habis buka langsung makan," katanya. 

"Mulai dari jaman covid, mulai sering shalat di masjid istihrar dan sering langsung membantu bersih-bersih masjid. Ditawari untuk bantu-bantu masjid," tambah Acun. 

Dirinya menceritakan, dirinya yang memang memiliki hobi memasak menjadi lebih betah menjalani hijrah dengan memberikan pelayanan terutama saat bulan Ramadan.

Dirinya mengaku, sepengetahuannya masak merupakan amalan pahala yang paling tinggi karena bisa menjadi amal jariah. 

Dalam hijrahnya, Acun mengaku ia tak hanya berjalan sendiri melainkan mendapatkan dukungan dan saat ini jejaknya berhijrah diikuti oleh sang istri yang sudah mantap mengenakan hijab. 

(mns/tribun-medan.com) 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved