Ramadan 2025

Mengenal Sosok Haji Jasolim Simanjuntak, Pendiri Masjid Assalam Nagari Somanimbil

Pendiri Masjid Assalam Nagari Somanimbil di Desa Parsuratan, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba adalah Haji Jasolim Simanjuntak. 

Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/MAURITS PARDOSI
RAMADAN 2025: Masjid Assalam Nagari Somanimbil berada di Desa Parsuratan, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba. Selama bulan Ramadhan, umat Islam Masjid Assalam Nagori Somnaimbil di Desa Parsuratan, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba adakan berbagai kegiatan. 

TRIBUN-MEDAN.com, BALIGE - Pendiri Masjid Assalam Nagari Somanimbil di Desa Parsuratan, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba adalah Haji Jasolim Simanjuntak

Haji Jasolim Simanjuntak dikenal sebagai pedagang kerbau dan lembu. Ia berniaga dari Toba hingga ke Padang Bolak.

Jalur yang digunakan saat itu melalui Kecamatan Habinsaran dengan menggunakan sado.

Perjalanan memakan waktu seharian, sehingga Jasolim tiba di Padang Bolak tepat saat sore hari, magrib. 

"Ia dikenal sebagai pedagang kerbau dan lembu ke kawasan Padang Bolak, yang berdekatan dengan Candi Bahal. Kita ketahui, daerah itu sudah menjadi tempat kaum muslim bermukim. Perjalanan melalui jalur Habinsaran tepatnya di Kecamatan Nassau. Transportasi yang digunakan adalah sado," kata Sulaiman Simanjuntak, keturunan Haji Jasolim Simanjuntak yang saat ini sebagai Ketua Badan Kenaziran Masjid (BKM) Assalam Nagari Somanimbil. 

Dari kisah secara turun-temurun, penganut aliran kepercayaan parmalim diyakini dengan dengan penguasa alam. Saat itu, meminta agar hujan turun dapat dilakukan dengan untaian doa. Hujan pun turun.

"Mereka melakukan perjalanan selama seharian untuk menempuh kawasan Padang Bolak. Kegigihan mereka juga disertai keyakinan akan Tuhan mereka. Buktinya, kalau mereka meminta agar hujan turun, hujan pun turun," sambungnya.

Perjumpaan dengan umat muslim yang tengah sholat magrib menjadi awal palanan rohaninya sebagai muslim. Ia melihat secara detail bagaimana kaum muslim memulai ibadatnya dengan terlebih dahulu membersihkan diri. 

"Haji Jasolim Simanjuntak melihat bagaiamana kaum muslim melakukan peribadatan. Karena seharian melakukan perjalanan, ia tiba di Padang Bolak pada sore hari, magrib," katanya.

Diawali membersihkan diri, lalu berdoa. Hal ini membuatnya terperangah dan mulai mendekati ustad yang ada di masjid tersebut.

Hingga saat ini, Sulaiman Simanjuntak belum bisa memastikan nama mesjid dan lokasi yang disambangi Haji Jasolim Simanjuntak saat berada di Padang Bolak.

"Ustad yang mengajari Haji Jasolim Simanjuntak terlihat sabar dan telaten. Akhirnya, Haji Jasolim semakin tertarik dan waktu yang dihabiskan di Padang Bolak pun semakin lama," terangnya.

Biasanya, Haji Jasolim Simanjuntak menghabiskan waktu selama tiga hari. Karena sambil belajar menjadi seorang muslim, Haji Jasolim Simanjuntak menghabiskan waktu hingga sepekan. 

"Usahanya sebagai pedagang tetap berjalan. Setelah mendapatkan pembelajaran di Padang Bolak, ia kembali ke Nagari Somanimbil dan mengajar soal keislamannya," lanjutnya. 

Setelah ilmu keislamannya bertumbuh, Haji Jasolim Simanjuntak membagikan pengetahuannya kepada masyarakat sekitar. Bahkan, beberapa warga sekitar kemudian berangkat ke daerah muslim belajar dan memperdalam pemahaman keislaman.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved