Berita Medan

Elsam Gelar Diskusi di Medan, Bahas Prinsip Bisnis dan HAM dalam Lanskap Perkebunan Sawit

Dalam diskusi publik ini membahas mengenai strategi pelokalan prinsip-prinsip bisnis dan HAM

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/HUSNA
Diskusi Publik Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) menggelar diskusi publik yang berlangsung di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan (Unimed), Senin (28/4/2025). Dalam diskusi publik ini membahas mengenai strategi pelokalan prinsip-prinsip bisnis dan HAM untuk penguatan hak komunitas dalam lanskap perkebunan sawit di Sumatera Utara. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) menggelar rangkaian roadshow-nya di Medan, yang berlangsung di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan (Unimed), Senin (28/4/2025).

Dalam diskusi publik ini membahas mengenai strategi pelokalan prinsip-prinsip bisnis dan HAM untuk penguatan hak komunitas dalam lanskap perkebunan sawit di Sumatera Utara.

Diskusi ini merupakan bagian dari rangkaian roadshow ELSAM yang sebelumnya juga melaksanakan berbagai kegiatan.

Seperti penelitian mengenai peran paradoks perantara dalam rantai pasok sawit, pelatihan mekanisme akses pemulihan bagi korban perkebunan yang terdampak.

Serta peliputan kasus eksploitasi buruh sawit.

Dengan mengundang narasumber yakni Flora Nainggolan, Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) KemenHAM Sumut dan Kepri, Majda El Muhtaj, akademisi Universitas Negeri Medan, Prihatini Simbolon, staff studi dan advokasi BAKUMSU dan Wina Khairina, akademisi FISIP Universitas Sumatera Utara.

Direktur Eksekutif Elsam, Wahyu Djafar menyampaikan diskusi ini menjadi sangat menarik dan penting, mengingat bagaimana arah pengembangan juga implementasi prinsip-prinsip dasar bisnis dan hak asasi manusia di Indonesia.

“Terutama dalam konteks bagaimana memastikan keberlanjutan dari industri kelapa sawit,” ujarnya.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Dr. Ratih Baiduru menyampaikan pertemuan ini membahas mengenai prinsip bisnis dan hak asasi manusia yang bersumber pada standar global.

“Nah pembicaraan yang global ini diharapkan bisa kita terapkan secara lokal di Sumatera Utara. Kita semua paham bahwa dibalik kontribusi besar industri sawit tersembunyi persoalan serius antara lain yaitu komflik agraria, pelanggaran hak masyarakat adat, kemudian ada ketimpangan gender dan kerusakan lingkungan,” jelasnya.

Untuk itu disebutnya perlu menguatkan komitmen bersama terhadap hak asasi manusia bukan hanya yang diberikan oleh negara perusahaan atau pasar, tetapi yang melekat pada diri kita.

Acara ini juga turut dihadiri oleh Kombes Gidion Arif Setyawan, mahasiswa-mahasiswi Universitas Negeri Medan. Serta berbagai pegiat masyarakat sipil yang aktif dalam sesi diskusi dan tanya jawab.

(cr26/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA
    Komentar

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved