Berita Viral
REAKSI Dedi Mulyadi Disebut 'Pak Presiden', Beri Peringatan Sambil Tunjuk Warga: Jangan Macam-macam
Pria salah satu dari warga ini nampaknya keceplosan bukan karena tidak sengaja. Dia diduga sengaja menggoda Dedi Mulyadi dengan ucapan keceplosan itu.
TRIBUN-MEDAN.com - Beginilah reaksi Dedi Mulyadi dipanggil 'Pak Presiden' oleh warga.
Raut wajahnya berubah.
Ia langsung memberikan perigatan sambil tunjuk warga yang memanggilnya 'Pak Presiden'.
Baca juga: Aldy Diduga Tipu Fans Modus Makan Malam, Kiki Eks Coboy Junior Bereaksi: Kenapa gak Minjem ke Gue
Warga di Depok keceplosan memanggil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dengan sebutan 'Pak Presiden.'
Momen ini terjadi ketika Kang Dedi Mulyadi (KDM) mengunjungi Kampung Baru, Depok yang memiliki memiliki permasalahan tanah.
KDM menemui warga yang didominasi warga suku Batak.
Baca juga: Apa Itu Satelit Kosmos 482 Milik Uni Soviet yang Jatuh di Sebelah Barat Jakarta
Mereka sampai berkerumun berebut salaman dan ingin foto bersama orang nomor satu di Jawa Barat tersebut.
Keceplosan memanggil 'Pak Presiden' terjadi ketika Dedi tengah berbincang dengan warga yang berkerumun tersebut.
Awalnya KDM berbincang dengan ibu-ibu yang kemudian diminta KDM untuk memanggil suaminya.
Ketika suaminya datang, ucapan itu keluar di hadapan Dedi.

"Makasih Pak Presiden, eh sorry pak," ucap pria berkumis ketika bersalaman dengan KDM dikutip video unggahan KDM, Minggu (11/5/2025).
"Eeeh !," respons Dedi Mulyadi ketika mendengar panggilan mengejutkan tersebut.
Pria salah satu dari warga ini nampaknya keceplosan bukan karena tidak sengaja.
Dia diduga sengaja menggoda Dedi Mulyadi dengan ucapan keceplosan tersebut.
"Jangan macam-macam kau !," ucap Dedi Mulyadi dikelilingi warga yang tergelak tawa.
Baca juga: SOSOK Wiebie Dwi Andriyas, Manajer Arema FC Jadi Tersangka Kasus Rokok Ilegal, Pernah di PSMS Medan
"Sorry pak, maaf, maaf pak. Ini terlalu di mimpi pak, mudah-mudahan, amin pak," timpal pria tersebut.
KDM pun kemudian sampai menunjuk-nunjuk ke arah pria itu.
KDM atau Kang Dedi Mulyadi langsung berucap tegas soal ucapan 'Pak Presiden' tersebut.
"Presiden saya Prabowo Subianto !," ucap tegas KDM.
Baca juga: KLASEMEN LIGA SPANYOL Saat Ini Usai Barcelona Kalahkan Real Madrid 4-3
"Dua periode !," sambung Dedi Mulyadi.
Pria itu kemudian kembali mengucapkan kata minta maaf sambil menangkupkan kedua tangannya.
Pada momen ini, para warga suku Batak lain yang berkerumun masih terus tertawa.
"Aku tahu orang sana (Medan) suka berpolitik," timpal KDM direspon tawa kerumunan yang makin terbahak-bahak.
"Visioner pak, visioner," timpal warga lain di tengah tawa warga.
Dilaporkan ke Komnas HAM
Beginilah reaksi Dedi Mulyadi usai dilaporkan ke Komnas HAM.
Ia menganggap laporan itu sebagai risiko dari usahanya memperbaiki generasi muda.
Gubernur Jawa Barat itu pun mengajak diskusi jika ada solusi lebih baik daripada memasukkan anak bermasalah ke barak militer.
Baca juga: TAMPANG Ibu Kandung Siksa Bayi 2 Tahun Bersama Kekasihnya, Rekayasa Kematian Korban: Bertengkar
Dalam unggahannya di Instagram, Sabtu (10/5/2025) Dedi Mulyadi menyatakan bahwa kritik dan pelaporan tersebut adalah bagian dari risiko yang harus dihadapinya demi masa depan anak-anak di Jawa Barat.
Terkait pelaporan itu, Dedi Mulyadi mengucapkan terima kasih.
"Terima kasih ya bagi semua pihak yang memberikan perhatian khusus terhadap upaya Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mengatasi anak-anak di Jawa Barat, remaja yang berperilaku khusus."
"Saya yakin seluruh kritik, saran, tuduhan dan pelaporan sebagai gubernur yang melanggar HAM dan hak anak, bagi saya ini adalah bagian risiko saya yang harus saya hadapi di tengah konsen dan upaya saya agar anak-anak di Jawa Barat memiliki masa depan yang baik," kata Dedi Mulyadi dalam unggahannya di Instagram, Sabtu (10/5/2025).
Baca juga: Lirik Lagu Karo Sedak Dipopulerkan oleh Dessy Anggreini Br Bangun
Ia menilai, pelaporan ini merupakan bagian dari perhatian khusus semua pihak terhadap upaya Pemprov Jawa Barat dalam mengatasi anak-anak, remaja yang berperilaku khusus atau istimewa.
"Saya yakin seluruh kritik, saran dan pelaporan itu didasarkan pada concern dan keberpihakan pada anak-anak dan remaja di Jawa Barat," lanjut Dedi Mulyadi.
Dedi mengajak semua pihak untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan anak-anak berperilaku khusus.
"Kami dengan tangan terbuka mengajak untuk bersama menyelesaikan (soal masalah anak-anak berperilaku khusus ini)," ujar Dedi Mulyadi.

Jika ada orang tua yang keberatan soal kegiatan ini, maka Dedi Mulyadi tak ingin memaksakan.
Pasalnya, jika keluarga masih bisa mengatasi masalah tersebut, maka tugas gubernur juga akan semakin ringan.
"Agar tugas pemprov dan gubernur, wali kota, bupati ringan, saya sangat berharap bapak dan ibu untuk menerima anak-anak ini, (silakan) dididik, diarahkan dengan pola yang dimiliki bapak ibu semua yang jauh lebih baik dibanding dengan pola yang kami miliki."
"Saya bisa terkonsentrasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang lain," jelas Dedi Mulyadi.
Baca juga: Lirik Lagu Karo Kutimai Dipopulerkan oleh Fida Purnama Tarigan
Dengan tangan terbuka, Dedi Mulyadi menyatakan akan menerima uluran tangan pihak terkait seperti yayasan atau lembaga pendidikan jika bisa turut membantu menyiapkan tempat pendidikan anak-anak berperilaku khusus, atau berperilaku istimewa tersebut.
Pendidikan di Barak Militer
Dedi Mulyadi juga mencatat bahwa banyak orang tua yang mendaftarkan anak-anak mereka untuk menjalani pendidikan di barak militer.
Antusiasme ini terlihat saat banyaknya orang tua mengantre menunggu giliran pemanggilan.
Namun, ia menegaskan bahwa tidak akan memaksakan diri jika ada orang tua yang keberatan dengan kegiatan tersebut.
Rencana Peraturan Gubernur
Menindaklanjuti program ini, Dedi Mulyadi berencana untuk membuat Peraturan Gubernur (Pergub) guna memperkuat aturan terkait pengiriman siswa nakal ke barak militer.
Ia berharap bahwa semua kepala daerah dapat berpartisipasi dalam program ini untuk mengatasi maraknya aksi kekerasan yang melibatkan pelajar.
Dedi Mulyadi menegaskan bahwa pergub ini bukanlah bentuk ancaman, melainkan langkah untuk menciptakan keamanan di lingkungan masyarakat.
“Kami bukan mengancam. Apakah bupati masih nyaman kalau di depan kantornya banyak orang bawa celurit?” tanya Dedi Mulyadi.
Dengan langkah-langkah ini, Dedi Mulyadi berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung perkembangan anak-anak di Jawa Barat.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com
(*/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.