Berita Internasional

Pengantin Pria Hilang di Hari Pernikahan dan Permalukan Keluarga Calon Istri, Diduga karena Mahar

Sebuah pernikahan mendadak batal setelah pengantin pria menghilang tanpa jejak pada hari H pernikahan.

TRIBUN MEDAN/ISTIMEWA
PENGANTIN KABUR: Ilustrasi pernikahan batal. Pengantin pria tiba-tiba menghilang di hari pernikahan, kesal calon ibu mertua meminta tambahan mahar, Rabu (14/5/2025). 

TRIBUN-MEDAN.com - Sebuah pernikahan mendadak batal setelah pengantin pria menghilang tanpa jejak pada hari H pernikahan.

Insiden ini menjadi sorotan luas di media sosial, memicu perdebatan soal tradisi mahar yang dianggap semakin memberatkan pihak pria.

Dikutip dari Sanook.com Rabu (14/5/2025), peristiwa bermula saat keluarga mempelai wanita, bermarga Gao dan berusia hampir 30 tahun, meminta tambahan uang mahar hanya satu hari sebelum upacara pernikahan berlangsung.

Sebelumnya, kedua keluarga telah sepakat atas jumlah mahar sebesar 168.000 yuan (sekitar Rp775 juta).

Namun secara mendadak, ibu mempelai wanita menelepon dan meminta tambahan 60.000 yuan (sekitar Rp276 juta), yang disebut sebagai “biaya turun dari mobil pengantin”.

Pengantin pria tidak menolak permintaan tersebut dan bahkan menerimanya dengan nada santai.

Namun, pada hari pernikahan, tidak ada seorang pun dari pihak mempelai pria yang datang.

Belakangan terungkap bahwa sang mempelai pria justru membawa kedua orang tuanya berlibur tanpa pemberitahuan kepada pihak mempelai wanita.

Kepada media lokal, Nona Gao mengaku kecewa dan merasa dikhianati.

Ia menjelaskan bahwa permintaan tambahan mahar dari ibunya hanya dimaksudkan untuk menguji keseriusan calon menantu, bukan benar-benar ingin uang lebih.

Sayangnya, respons dari pengantin pria justru mempermalukan keluarganya dan membuatnya merasa dipermainkan.

Dalam pernyataannya, mempelai pria mengaku telah menggunakan seluruh uang mahar untuk membiayai perjalanan liburan keluarga.

Ia juga menyatakan tidak memiliki niat untuk melanjutkan pernikahan setelah insiden tersebut.

Kisah ini memicu beragam tanggapan di media sosial.

Sebagian warganet menyayangkan tindakan pengantin pria yang memilih menghilang tanpa penjelasan, dianggap tidak dewasa dan tidak menghargai keluarga pasangan.

Namun, tidak sedikit pula yang membela keputusan pria tersebut, dengan alasan hubungan yang diawali dengan syarat-syarat materi tidak layak untuk dipertahankan.

Kasus ini kembali menyoroti praktik mahar yang kontroversial di Tiongkok, yang kerap kali menjadi sumber konflik antar keluarga.

Dalam beberapa tahun terakhir, tuntutan mahar yang tinggi bahkan menyebabkan meningkatnya angka pembatalan pernikahan.

Salah satu contoh lain datang dari seorang pria asal Shanghai bernama Nan, yang membagikan kisahnya melalui sebuah forum daring.

Nan mengaku telah menyiapkan mahar sebesar 1 juta yuan (sekitar Rp4,6 miliar) dan sebuah properti untuk calon istrinya yang berasal dari Jiangxi.

Namun, keluarga pihak wanita masih menuntut tambahan berupa uang tunai sebesar 18,88 juta yuan (sekitar Rp87 miliar), rumah atas nama mempelai wanita, unit properti tambahan di kampung halaman, serta biaya perjalanan dan hadiah mewah untuk seluruh keluarga besar.

(cr31/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved