Berita viral

CURHAT Pilu Ibu Pratama, Mahasiswa FEB Unila yang Tewas Diduga Dianiaya Senior: Sudah Tiada Jiwaku

Sang ibunda Pratama Wijaya Kusuma yang bernama Novita mengunggah pesan menyentuh usai kepergian putranya itu. 

Tiktok @novitachoirunnisa
PILU ANAKNYA TEWAS - Mahasiswa FEB Unila, Pratama Wijaya Kusuma semasa hidupnya saat foto bersama ibunya Novita Choirunnisa, Rabu (28/5/2/2025). Novita pilu anaknya tewas diduga akibat penganiayaan dari senior (Tiktok @novitachoirunnisa). 

TRIBUN-MEDAN.com - Beginilah curhat pilu ibu Pratama, mahasiswa Mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Lampung (Unila) yang tewas diduga dianiaya senior.

Korban tewas bernama Pratama Wijaya Kusuma itu diduga mengalami kekerasan saat mengikuti pendidikan dan latihan dasar (Diksar) yang digelar Mahasiswa Ekonomi Pencinta Lingkungan (Mahepel).

Tindak kekerasan itu diduga dilakukan dari senior Pratama.

Baca juga: Apa Itu Sparkling Apple Cider, Minuman Prabowo dan Macron yang Ramai Disorot Warganet

Sang ibunda Pratama Wijaya Kusuma yang bernama Novita mengunggah pesan menyentuh usai kepergian putranya itu. 

Melalui akun Tiktok @novitachoirunnisa, Rabu (28/5/2025), Novita mengungkap sakit hatinya ditinggal sang putra. 

"Sakitnya rasanya saat anak kesayangan ku sudah tiada jiwa ku rasanya ikut lemah," tulisnya menyertai unggahan foto bersama almarhum  Pratama Wijaya Kusuma.

"Anak ku, setelah kepergianmu, duniaku sudah tidak lagi sama, semangat itu rasanya terkubur bersama ragamu waktu itu," 

"Nak, kalau jika seandainya kamu di surga sana masih melihat mama di sini menangis, kamu jangan ikut sedih ya nak di sana. Karena hanya dengan menangis bisa sedikit menghilangkan rasa sesak di dada saat mama merindukanmu nak, mama sangat rindu, semoga kita bisa berkumpul kembali suatu saat nanti,"

Mahasiswa Unjuk Rasa

Pratama tewas diduga akibat disiksa seniornya saat mengikuti kegiatan pendidikan dasar (diksar) Mahasiswa Ekonomi Pencinta Lingkungan (Mahepel) yang digelar pada 11-14 November 2024 dan ia tutup usia 28 April 2025.

Pasca meninggalnya Pratama Wijaya Kusuma, mahasiswa FEB pun menggelar unjuk rasa, Rabu (28/5/2025) sore. 

Baca juga: JAM TAYANG Final Liga Champions Inter Milan vs PSG, Disiarkan Langsung Malam Ini

Para mahasiswa yang berjumlah seratusan orang tersebut mendatangi gedung Rektorat Unila. 

Para mahasiswa membentangkan poster dengan tulisan "Katanya zona akademik tapi tempat aman untuk kekerasan", "FEB Krisis Gak Keadilan", hingga "Justice For Pratama".

Korlap Aksi, Zidan mengatakan, pihaknya menggelar aksi tersebut karena wujud solidaritas antar mahasiswa. 

"Aksi ini sudah dilakukan dari hari Senin, ada 7 tuntutan yang kami sampaikan. Pertama sarana prasarana, transparansi anggaran kemahasiswaan. Tetapi yang mencuat adalah meninggalnya rekan kami," kata  Zidan, saat diwawancarai Tribun Lampung di depan Rektorat Unila, Rabu (28/5/2025).

Baca juga: Sudah 4 Tersangka Kasus Aborsi Mahasiswi S2 Makassar, Terbongkar Janin Bayi Dikubur Belakang Rumah

Ia mengatakan, Pratama meninggal dunia diduga karena ada tindakan kekerasan dari Mahasiswa Ekonomi Pencinta Lingkungan (Mahepel). Bukti tersebut, menurutnya, sudah ada. 

"Untuk tuntutan memang ada tujuh tapi yang paling utama nyawa teman kami Pratama Wijaya Kusuma," kata Zidan. 

Zidan mengatakan, rekannya Pratama bersama lima orang lainnya mengikuti kegiatan pendidikan dasar (diksar) yang digelar oleh Mahasiswa Ekonomi Pencinta Lingkungan (Mahepel).

Korban mengikuti kegiatan diksar organisasi kemahasiswaan lingkungan dari 10-14 November 2024 di Gunung Betung, Pesawaran. 

Korban mulai sakit-sakitan setelah mengikuti kegiatan tersebut.

SOSOK Pratama Wijaya Kusuma, Mahasiswa FEB Unila Tewas Diduga Disiksa Senior Saat Diksar Mahepel
DIDUGA DISIKSA SENIOR - Mahasiswa menggelar unjuk rasa (kanan) di depan Rektorat Unila, Rabu (28/5/2025) setelah meninggalnya Pratama Wijaya Kusuma (kiri), mahasiswa jurusan bisnis digital FEB tahun 2024, Rabu (28/5/2025) sore. Pratama diduga meninggal akibat mengalami kekerasan setelah mengikuti diksar mahasiswa pecinta alam.

"Almarhum Pratama sejak mengikuti kegiatan sampai dengan bulan puasa tidak berdaya, hingga akhirnya 28 April 2025 beliau wafat," kata Zidan. 

Ia menduga temannya tersebut meninggal karena adanya tindakan dari kakak tingkat (kating) korban.

Mahasiswa yang ikut kegiatan tersebut ada 6 orang, sementara dua orang mengalami kondisi parah.

Baca juga: Akhirnya Nathalie Holscher Buka Suara, Tolak Alasan Rujuk dengan Sule Demi Adzam

Termasuk  korban yang mengalami pecah gendang telinga.

Selain itu korban diduga ditendang di bagian perut hingga dada, dan disuruh minum spritus.

Unila Bentuk Tim Investigasi

Universitas Lampung (Unila) membentuk tim investigasi pasca kematian Pratama Wijaya Kusuma, mahasiswa jurusan Bisnis Digital Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unila tahun 2024. 

Warek Kemahasiswaan dan Alumni Unila, Prof Sunyono mengatakan, pihaknya membentuk tim investigasi pasca meninggalnya mahasiswa Pratama Wijaya Kusuma tersebut setelah mengikuti pendidikan dasar (diksar) salah satu ormawa. 

"Kami diminta rektor untuk membentuk tim investigasi terkait dengan kekerasan yang dilakukan salah satu ormawa di lingkungan FEB Unila," kata Warek Kemahasiswaan dan Alumni Unila, Prof Sunyono saat diwawancarai awak media di Gedung Rektorat Unila, Rabu (28/5/2025).

Mantan Dekan FKIP Unila ini mengatakan, tim harus segera bekerja dan dirinya juga tadi sudah berjanji bahwa dirinya akan membuat timeline berkaitan kejadian tersebut.

"Semua ini bisa diselesaikan tentu saja saya akan punya target investigasi, semua itu akan dilakukan agar cepat selesai," kata Prof Sunyono.

Baca juga: INI MOTIF IF Ganti Pelat Mobil BMW yang Tabrak Mahasiswa UGM, Nyelinap ke Polsek Tipu Polisi Piket

"Kalau hari ini masih pening jadi belum bisa berfikir, tapi insyaallah saya kirimkan ke BEM terkait timeline yang saya buat untuk nanti saya berikan kepada tim investigasi," sambungnya.

Pihak juga sudah meminta alamat korban, baik yang masih hidup maupun sudah meninggal. 

"Insyaallah nanti jika waktu pas saya akan datang ke rumahnya, karena informasi takut didatangi orang Unila, makanya pelan dan tidak boleh ujuk-ujuk, supaya mendapatkan informasi yang akurat dan itu yang penting," kata Prof Sunyono. 

Baca juga: Terungkap Gaji Adhi Kismanto, Orang Titipan Budi Arie di Kominfo, Padahal Cuma Lulusan SMK

Saat ditanya apakah korban diintimidasi, pihaknya akan  mencari tahu apakah benar atau tidak tapi ini baru katanya dan informasi nanti dilakukan kroscek.

"Jadi jika benar ya akan kita lakukan sanksi, tapi kita lihat kode etiknya dan jika melanggar etik akan diberi sanksinya," tambahnya.

Ia mengatakan, di dalam sidang kode etik itu akan dilihat ada kesalahan ditingkat mana dan sanksi itu akan diberikan.

"Kami belum melakukan investigasi karena saya baru tahu kemarin ketika ketua BEM FEB dan BEM Unila menemui saya, dan saya laporkan ke rektor," kata Prof Sunyono.

Saat ditanya apakah telah berkoordinasi dengan aparat, Prof Sunyono mengatakan, kepolisian menyerahkan dulu kepada internal Unila. 

Baca juga: Terungkap Gaji Adhi Kismanto, Orang Titipan Budi Arie di Kominfo, Padahal Cuma Lulusan SMK

Tim investigasi akan diminta ditemani oleh mahasiswanya karena mereka yang tahu alamatnya hanya satu orang.

Terkait investigasi transparan, Prof Sunyono mengatakan, tim investigasi sifatnya rahasia dan tidak terbuka.

"Lalu ketika hasilnya sudah didapat nanti kita sidang lihat tingkat kesalahan, hukuman yang pasti semua apabila terbukti dan meyakinkan maka akan ditindak," kata Prof Sunyono.

Tim investigasi segera bekerja dan diharapkan kepada para mahasiswa untuk tenang sajalah.

Artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id 

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved