Berita Viral

KASAT RESKRIM SINGKAWANG AKP Deddi Sitepu Ungkap Motif Pembunuhan Balita Rafa Fauzan

Kasat Reskrim Polres Singkawang, AKP Deddi Sitepu Ungkap Motif Pembunuhan Balita Rafa Fauzan di Singkawang

Editor: AbdiTumanggor
Tribun Pontianak
Kasat Reskrim Polres Singkawang, AKP Deddi Sitepu, mengungkap motif Uray Abadi (AB) nekat menghabisi nyawa anak berusia 1 tahun 11 bulan, Rafa Fauzan, di  RT 14 RW 05 Jalan RA Kartini, Sekip Lama, Singkawang Tengah, Kota Singkawang, Pontianak. Awalnya Rafa Fauzan dilaporkan hilang oleh pengasuhnya pada Selasa 10 Juni 2025. Kemudian, Rafa Fauzan ditemukan tidak bernyawa di depan pintu Masjid Jami Husnul Khatimah, Jalan Veteran, Kelurahan Sekip Lama, Singkawang Tengah, pada Jumat 13 Juni 2025, pukul 04.00 WIB subuh. (Tribun Pontianak) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Kasat Reskrim Polres Singkawang, AKP Deddi Sitepu, mengungkap motif Uray Abadi (AB) nekat menghabisi nyawa anak berusia 1 tahun 11 bulan, Rafa Fauzan, di  RT 14 RW 05 Jalan RA Kartini, Sekip Lama, Singkawang Tengah, Kota Singkawang, Pontianak.

Awalnya Rafa Fauzan dilaporkan hilang oleh pengasuhnya pada Selasa 10 Juni 2025.

Kemudian, Rafa Fauzan ditemukan tidak bernyawa di depan pintu Masjid Jami Husnul Khatimah, Jalan Veteran, Kelurahan Sekip Lama, Singkawang Tengah, pada Jumat 13 Juni 2025, pukul 04.00 WIB subuh.

Jamaah penemu jasad Rafa Fauzan mengatakan ciri-ciri jasad Rafa Fauzan masih sama dengan sebelum hilang, berbaju kaos biru serta mengenakan popok.

Namun, baju kaos yang dikenakan Rafa Fauzan tampak berubah warna dari biru menjadi kehijauan.

Selain itu jasad Rafa Fauzan juga ditemukan dalam keadaan terbaring telentang.

KASUS RAFA FAUZAN - AB pria pelaku hilangnya balita Rafa Fauzan di Singkawang saat digiring ke Mapolres Singkawang pada Sabtu 14 Juni 2025 malam.
KASUS RAFA FAUZAN - AB pria pelaku hilangnya balita Rafa Fauzan di Singkawang saat digiring ke Mapolres Singkawang pada Sabtu 14 Juni 2025 malam. (Istimewa)

Polisi lakukan penyelidikan

Atas penemuan jasad Rafa ini, Kepolisian pun langsung melakukan penyelidikan dan mengerahkan anjing pelacak dari tim K9 Polda Kalbar.

Polisi juga menemukan sejumlah sidik jari di TKP penemuan jasad Rafa Fauzan.

Kasatreskrim Polres Singkawang, AKP Deddi Sitepu mengatakan pihaknya pun menganalisa hasil temuan sidik jari tersebut.

"Memang ada beberapa sidik jari yang kita dapatkan di lokasi penemuan jenazah tersebut, dan kita langsung menganalisa hasil temuan sidik jari yang ada di TKP," kata AKP Dedi Sitepu.

AKP Deddi juga mengatakan pihaknya sudah menemukan beberapa bukti dan pentunjuk.

"Dari hasil olah TKP, kita sudah menemukan beberapa bukti petunjuk, namun masih dalam proses menganalisa dan kita masih memintai keterangan saksi-saksi yang ada di TKP ataupun yang mengetahui kejadian tersebut," katanya.

"Ada baju korban, dapat kita persesuaikan dari hasil keterangan saksi atau dari pengasuhnya itu memang baju yang dipakai oleh korban pada saat hilang," tambah AKP Deddi Sitepu.

Keluarga Tolak Autopsi

AKP Deddi Sitepu,mengatakan pihak keluarga telah sepenuhnya menerima dan mengikhlaskan kepergian anaknya, sehingga menolak proses autopsi.

“Kami dari pihak kepolisian sudah menyampaikan kepada keluarga terkait pentingnya autopsi untuk mengetahui penyebab dan waktu kematian. Namun, berdasarkan pertimbangan keluarga, mereka menolak karena telah menerima dan mengikhlaskan kematian anaknya,” ujar Deddi Sitepu.

Ia menegaskan, berdasarkan keterangan dokter yang melakukan pemeriksaan awal, penyebab kematian balita tersebut belum bisa dipastikan tanpa proses autopsi.

Meski keluarga menolak, Deddi memastikan Satreskrim Polres Singkawang tetap melanjutkan proses penyelidikan.

“Kami ingin masyarakat tahu, meskipun tidak dilakukan autopsi, bukan berarti kasus ini kami hentikan. Penyelidikan tetap kami lakukan untuk mengungkap tabir kematian korban,” tegasnya.

Pelaku ditangkap 

Setelah mengumpulkan bukti-bukti, polisi pun memburu pelaku.

Terduga pelaku mengarah kepada tetangga korban, yang bernama Uray Abadi (AB).

Akhirnya Uray berhasil ditangkap pada Sabtu 14 Juni 2025 malam.

Berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengumpulan barang bukti, pelaku Uray Abadi mengakui perbuatannya dan melakukan aksi tersebut dengan tangan kosong, tanpa menggunakan alat bantu seperti yang banyak diduga sebelumnya.

Dari hasil pemeriksaan maraton, Uray Abadi mengaku melakukan aksinya karena sakit hati terhadap pengasuh anak korban.

Uray Abadi merasa tersinggung oleh ucapan pengasuhnya dan ia berasumsi jika anak hilang, maka pengasuh akan disalahkan oleh orang tua korban.

Namun demikian, polisi menegaskan pengasuh dan keluarga korban tidak memiliki kaitan apapun dengan peristiwa tersebut. 

Semua tudingan terhadap pihak pengasuh dinyatakan tidak berdasar dan dibantah dengan bukti konkret hasil penyidikan.

“Saya mohon agar masyarakat tidak menyebarkan informasi yang tidak benar. Kami pastikan, pelaku dalam kasus ini adalah tunggal,” pungkas AKP Deddi Sitepu.

Uray Abadai diamankan polisi di kawasan Pasar Hongkong, Kota Singkawang. Ia merupakan tetangga korban yang tinggal di Sekip Lama, Singkawang Tengah.

Lantas seperti apa sosok Uray Abadi terduga pelaku atas meninggalnya Rafa Fauzan?

Ketua RT 14 RW 05 Kelurahan Sekip Lama, Singkawang Tengah, Budi Saroso, membeberkan sosok dan keseharian Uray Abadi.

Budi Saroso menjelaskan bahwa Uray Abadi memang merupakan warganya dan juga tetangga korban Rafa Fauzan.

Kediaman Uray Abadi tepat berada di belakang dapur rumah pengasuh Rafa Fauzan.

"Bahwa memang betul terduga ini AB warga saya, RT 14 RW 05 warga asli Sekip Lama," ujar Budi Saroso kepada Tribunpontianak.co.id, di kediamannya Gg Kelapa, Sekip Lama, Minggu 15 Juni 2025.

Budi Saroso bilang, aktivitas keseharian terduga pelaku ini tidak memiliki pekerjaan tetap.Ia bekerja tidak menentu atau serabutan.

"Untuk pekerjaan tidak teratur, serabutan dan untuk sehari-harinya sering nongkrong di sekitar sinilah, kadang ke pasar, kalau ke pasar di Singkawang itu jarang," katanya.

Budi menambahkan, bahwa benar saat proses pencarian hilangnya korban Rafa Fauzan, terduga pelaku ini berada di TKP sekitar Gg Kapas.

"Waktu kejadian memang ada, malahan dia ada di tempat, kita pun tidak nyangka bahwa dia yang bisa berbuat itu," ucap Budi.

Bahkan tampak dalam beberapa frame foto yang beredar ketika pencarian korban, pelaku juga ikut melakukan pencarian.

Budi berujar, warga tidak menaruh curiga terhadap pelaku yang diaman polisi saat ini pada hari hilangnya korban hingga proses pencarian.

Namun detik-detik hari terakhir sebelum ditangkap pelaku ini baru mulai ada kecurigaan. 

"Tidak ada kecurigaan awalnya, namun pada detik-detik terakhir itu sudah mulai ada, karena dari kepolisian itu meminta data-data RT, ini siapa pak, ini tinggal di mana," ucapnya.

Dia mengungkapkan, setelah kepolisian mulai mengarah kepada AB, pihaknya pun mulai melakukan pencarian ke kawasan Sekip Lama namun tidak ditemukan.

"Saya jelaskan tinggal di sini, saya dan warga dan teman-teman RT minta bantu, bahwa si AB ini sempat pergi ke Sungai Wie," ujarnya.

"Dicari juga di sekeliling Sekip Lama tidak ketemu, namun ternyata polisi mencari dan berhasil ditangkap di pasar. Bahwa memang sudah dekat-dekat indikasi mengarah ke AB ini sudah ada," katanya.

Budi juga membantah bila terduga pelaku AB mengalami gangguan jiwa lantaran tak memiliki surat keterangan dari rumah sakit jiwa.

"Tidak benar, terduga pelaku AB tidak mengalami gangguan jiwa," ucap Budi Saroso, Ketua RT 14 ketika diwawancarai, Minggu 15 Juni 2025.

Budi Saroso menjelaskan, terduga pelaku AB tidak memiliki surat keterangan dari rumah sakit jiwa sehingga tak dapat dikatakan mengalami gangguan jiwa.

"Tidak ada surat keterangan sakit jiwa dari rumah sakit, jadi tidak benar jika ia gila," ucap Budi.

Lebih jauh, dia mengungkapkan terduga pelaku AB merupakan pria yang belum pernah menikah.

Ia tercatat tinggal di Jalan RA Kartini sudah lama.

"Dia warga sini, jalan RA Kartini, rumahnya berada di belakang, tepat di belakang dapur rumah pengasuh Rafa Fauzan," katanya.

Ada Bukti Rekaman CCTV

Kasat Reskrim Polres Singkawang, AKP Deddi Sitepu mengungkapkan, penangkapan AB bermula dari hasil analisa CCTV di sejumlah titik yang mengarah kepada gerak-gerik mencurigakan dari tersangka. 

“Sekitar pukul 9 pagi, hasil analisa CCTV kami sudah mengarah ke seseorang berinisial AB. Dari situ, tim mulai melakukan pencarian, meski sempat mengalami beberapa kendala,” ujarnya.

Tersangka akhirnya dibekuk saat mengendarai sepeda yang diduga digunakan saat melakukan aksi pembuangan jenazah bayi. 

Menurut pengakuannya, sepeda tersebut juga digunakan saat membawa jenazah dari rumah ke lokasi pembuangan. 

Saat penangkapan, tersangka tidak melakukan perlawanan dan langsung mengakui perbuatannya.

"Tim kami berhasil membengkukkan pelaku yang saat itu mengendari sepeda untuk melakukan pelarian," ucap Deddi. 

Terkait beredarnya informasi soal keterlibatan alat seperti celurit atau arit, AKP Deddi menegaskan hal tersebut tidak benar. 

"Arit dan alat-alat lainnya tidak terkait dalam kasus ini. Tersangka mengaku melakukan semua aksinya dengan tangan kosong,” tegasnya.

(*/Tribun-medan.com)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved