MMA One Pride
Ronald Siahaan Sindir Ucapan Wali Kota Siantar, Disuruh Berhenti Jadi Atlet, Dianggap Tak Bisa Kaya
Ronald Siahaan menyindir Wali Kota Siantar dengan memberikan perkataan kurang mengenakkan
TRIBUN-MEDAN.com - Atlet MMA One Pride asal Kota Pematangsintar, Ronald Siahaan menyindir Wali Kota Siantar, Wesly Silalahi usai memenangi MMA One Pride melawan Alan.
Ronald Siahaan menyindir Wali Kota Siantar dengan memberikan perkataan kurang mengenakkan, yang dianggap tak memberikan perhatian lebih terhadap atlet lokal.
Ronaldo mengaku kecewa dengan ucapan Wali Kota Wesly Silalahi saat menyambut kedatangan atlet junior MMA, Ajai Pasaribu beberapa waktu lalu.
Alih-alih mendapat dukungan, juniornya tersebut malah mendapat perkataan yang menyayat hati para atlet.
Baca juga: Manchester City Sudah Habiskan Rp 2,4 Triliun, Guardiola Pede Juara Piala Dunia Klub 2025
Ronald mengatakan Wali Kota Siantar meremehkan profesi atlet yang dianggap tidak jelas masa depannya.
Ronald yang baru menang by decision dari lawannya langsung meminta agar pernyataannya direkam dan diviralkan.
“Tolong rekam saya, ada satu kekecewaan saya yang. Minggu kemarin salah satu junior saya Ajai Pasaribu, minta dukungan kepada Wali Kota Pematang Siantar.
"Saya hargai bapak saya tidak akan sebut nama bapak. Kemarin adik saya minta dukungan, alangkah kecewanya saya mendengar dukungan bapak itu, saya mendengar bapak menyuruh berhenti karena tidak ada uang. Omongan bapak harus dicabut dalam-dalam,” katanya dengan nada tinggi.
Baca juga: PREDIKSI Skor Bayern Munchen Vs Auckland City, Die Roten Bakal Menang Mudah, Kompany Ogah Sepele
Ronald yang mengenakan Ulos Batak bertuliskan Pematangsiantar itu, terlihat sangat emosional saat menyampaikan pesan untuk menyindir Wali Kota Siantar.
“Kalian tidak tau darah-darah kami disini, kami bertemu bapak karena kami bangga bertemu pemimpin daerah kami. Tapi bapak bilang, tidak ada atlet jadi kaya, bagus kalian kerja di rumah saya, saya gaji. Saya sangat kecewa,” ungkapnya.
Ronald pun beranggapan masa depan atlet di Kota Pematangsiantar akan suram. Sebab, sosok pemimpinnya memiliki pandangan yang sangat sempit terkait kehidupan seorang atlet.
“Saya sangat kecewa, berarti masa depan atlet di pematang siantar akan mati. Tolong hargai atlet di daerah manapun, tolong hargai atlet di Indonesia,” ucapnya Sabtu (14/6/2025) kemarin.
Terkait perkataan Ronald Siahaan itu, Ketua KONI Pematangsiantar, Riau Alexander Siahaan turut berkomentar.
Riau berdalih ada kesalahpahaman antara atlet MMA tersebut dengan Wali Kota Siantar.
Baca juga: JADWAL Tayang Real Madrid Vs Al Hilal, Menanti Debut Manis Xabi Alonso dan 2 Rekrutan Anyar
Riau pun menjelaskan kronologi kesalahanpahaman tersebut.
Sebelumnya bahwa Ajai Pasaribu bersama manajernya sempat berkomunikasi dengannya untuk meminta dukungan. Termasuk untuk bertemu dengan Wali Kota Wesly Silalahi.
Pertemuan Ajai Pasaribu dan manajernya dengan Wesly Silalahi pun terwujud. Ada dukungan Anggota DPRD Metro Hutagaol saat itu yang menjembatani pertemuan.
Alhasil, Wali Kota Siantar siap membantu dari sisi transportasi. Namun para atlet mengaku sudah tidak perlu dengan bantuan tersebut lantaran tiket transportasi sudah ditanggung pihak MMA One Pride.
“Jadi di dalam pembicaraan itu, Pak Wali (Wesly Silalahi) kemarin menawarkan untuk membelikan tiket. Pak Wali minta KTP biar dibelikan tiket pesawat, tapi beliau (Ajai Pasaribu dan Manajer) bilang sudah dicover oleh MMA One Pride,” kata Riau.
“Penawaran itu nggak di-follow up oleh Ajai dan Manajernya,” kata Riau kepada reporter Tribun-Medan.com, Minggu (15/6/2025).
Disinggung terkait isi pembicaraan, Riau mengaku bahwa Ajai sempat menceritakan kepadanya apa yang disampaikan oleh Wali Kota Wesly Silalahi yang memang punya latar belakang sebagai pengurus gulat nasional periode 1996-2000.
“Tentu Pak Waki Kota membagikan pengalamannya dengan Ajai Pasaribu dan manajernya. Secara pribadi saya lihat, Pak Wesly mungkin menjelaskan kehidupan atlet itu gak gampang, tantangannya berat,” kata Riau.
“Mungkin bagi setiap atlet ucapan ini sangat mengganggu. Tapi ini bisa menjadi motivasi untuk kita lebih hebat lagi dari tiap pertandingan ke pertandingan berikutnya,” kata Riau.
Riau juga menjelaskan bahwa MMA merupakan seni beladiri multidisiplin yang sudah komersil. Bukan lagi olahraga kelompok umur atau amatiran.
“Banyak memang ketidaktahuan masyarakat bahwa semua olahraga, termasuk MMA itu bagian dari olahraga prestasi. Padahal Itu adalah level profesional di mana menang dan kalah sudah dibayar. Itu sudah komersil,” kata Riau.
Tapi begitu pun, ujar Riau, KONI dan Pemko Pematangsiantar terbuka untuk membantu. Apalagi pada tahun 2025 ini, banyak cabang olahraga mendapat perhatian Wali Kota Pematangsiantar untuk menggelar kejuaraan daerah, baik olahraga formal maupun tradisional.
“Kalau dari KONI sendiri, bahwasanya tahun ini kita mulai dari penyelesaian anak-anak yang akan berangkat ke Kejurda, kita pun siapkan anggaran untuk pembinaan kita,” kata Riau.
“Pak Wali sangat memperhatikan olahraga mulai dari kelompok umur. Cabang olahraga formal dan tradisional. Kemarin pun masih ingat kita, Pak Wali memberikan bonus atlet PON dan atlet Porprov sampai ratusan juta,” kata Riau.
Riau juga menyebut bahwa dalam waktu dekat KONI dan Dinas Pemuda Olahraga Kota Pematangsiantar akan bertemu dengan Ajai Pasaribu untuk menjalin silaturrahmi dan penguatan dunia olahraga beladiri.
“Jadi mungkin, itu bentuk curahan hati Ajai, dan hanya ingin mendapat dukungan dari bapak wali kota. Kemudian direspons oleh Pak Wali dengan pengalamannya. Seperti itu,” katanya.
(alj/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.