Medan Terkini

Pengumuman SPMB di UPT SMP Negeri 23 Medan Diprotes Orangtua, Nama Anak Mendadak Hilang dari Daftar

Seorang siswa di Medan (AP) mengaku kecewa atas hasil pengumuman Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 yang berubah-ubah.

|
TRIBUN MEDAN/HUSNA FADILLA TARIGAN
SPMB di MEDAN: Suasana orang tua siswa melakukan pendaftaran ulang SPMB di UPT SMP Negeri 23 Medan, Selasa (24/6/2025). Berdasakan pantauan Tribun Medan dan keterangan orang tua siswa, terdapat sejumlah anak yang kecewa karena adanya kesalahan pengumuman SPMB 2025. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Seorang siswa di Medan (AP) mengaku kecewa atas hasil pengumuman Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 yang berubah-ubah.

Sebelumnya ia mendaftar di UPT SMP Negeri 23 Medan dengan jalur domisili, pada jadwal pengumuman di Senin (23/6/2025), ia melihat namanya lulus saat melakukan pengecekan pertama kali.

Namun, ketika dilihat pengumuman berikutnya dan mengecek pengumuman di sekolah secara langsung namanya hilang.

Bukan hanya AP, sejumlah anak lainnya juga mengalami hal serupa.

Berdasarkan amatan Tribun Medan, Selasa (24/6/2025), tampak salah satu orang tua juga protes, kenapa pengumumannya berbeda, sebelumnya nama anaknya jelas tertera, kemudian besok dilihat kembali sudah tidak ada.

Panitia SPMB di UPT SMP Negeri 23 Medan yang kami lihat melayani aduan tersebut mengakui, bahwa hal ini terjadi karena adanya kesalahan dari operator yang salah upload data.

“Iya itu belum diurutkan, karena sudah diupload nggak bisa hari itu juga penarikan datanya, lalu di senin pagi baru bisa kita perbaiki,” ujarnya, yang Tribun Medan dengar di meja registrasi pendaftaran ulang SPMB.

Saat Tribun Medan meminta penjelasan langsung ke pihak sekolah, sekolah tidak merespon. Petugas yang ditemui di ruang Tata Usaha sebelumnya mengatakan kepala sekolah diruangan, lalu kemudian mengatakan kepala sekolah sibuk.

Pihak sekolah mengarahkan Tribun Medan untuk menemui ibu Eva diruangan berbeda.

Saat ditemui, ibu Eva mengaku tidak mengetahui apapun, karena dia hanya guru biasa disekolah tersebut.

“Saya tidak tahu apa apa, saya hanya guru biasa,” ujarnya.

Baca juga: Ortu/Wali Murid SD Lentera Harapan Medan Protes Uang Sekolah Naik Drastis 40 Persen

Menanggapi kejadian tersebut, Kepala Bidang SMP, Dinas Pendidikan Medan, Prayogi membenarkan kejadiannya, bahwa hal itu adalah kesalahan pihak sekolah mengenai perangkingan.

“Itu hanya di jalur domisili saja, awalnya sesuai daya tampung jumlah siswa diterima sebanyak 176. Kemudian sekolah menambah sisa kuota dari jalur lainnya yang tidak terpenuhi, maka dialokasikan pada jalur domisili ini, sekitar 20an. Tetapi terjadi kesalahan perangkingan, sekolah mengirim data perangkingan untuk 20 kuota tersebut, artinya rangking 177 ke 196nya yang salah,” ungkapnya.

Atas kejadian tersebut, Kepala sekolah disebutnya langsung melaporkan kejadiannya ke dinas pendidikan dan mengakui adanya kesalahan dari pihaknya.

Terjadi kesalahan perangkingan yang dilakukan pihak sekolah. Sehingga terjadilah kesalahan pengumuman bagi 20 nama lainnya.

“Ini memang full kesalahan administrasi, tidak ada unsur lainnya. Jadi kita juga siap ditanyai jika orang tua yang merasa dirugikan untuk meminta keterangan,” jelasnya.

Kesalahan disebutnya bukan keseluruhan, hanya rangking 177-196, karena perangkingan masih acak dan operator lupa melakukan perangkingan ulang.

“Kejadian ini tentu ada kesalahan kepala sekolah juga, artinya kurang mengontrol dengan baik ya,” tegasnya.

Prayogi menjelaskan, kemudian pengumuman sudah diperbaiki dengan data yang benar.

Disebutnya tidak ada hal lain yang mendasari kejadian ini, dan memang full kesalahan administrasi dari pihak sekolah.

“Semuanya sudah clear kepala sekolah kita minta untuk menjelaskan kepada orang tua yang merasa dirugikan atas kesalahan pengumuman tersebut,” tukasnya.

Selanjutnya Disdik mengimbau kepada orang tua siswa yang anaknya belum lulus melalui jalur domisili, bisa mendaftar di sekolah Negeri lainnya yang kuotanya masih tersedia.

“Secara resmi SPMB sudah selesai, berlangsung dalam dua tahap. Hanya saja jika ada keluarga yang merasa tidak mampu menyekolahkan anak di swasta, dan harus masuk negeri, masih ada SMP Negeri di Kota Medan yang kekurangan siswa,” jelasnya.

Bagi siswa yang masih ingin melanjutkan sekolah di SMP Negeri dikatakannya bisa langsung mendaftar secara offline ke sekolah terkait.

Adapun syarat yang dibawa bisa langsung kesekolah dan membawa surat keterangan tidak mampu. Daftar sekolah dengan kuota yang belum terpenuhi yakni SMP 12, SMP 14, SMP 17, SMP 26, 42 dan 44.

“Orang tua bisa pilih beberapa sekolah yang belum memenuhi kuota tersebut dan langsung datang ke sekolah,” katanya. (cr26/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved