Berita Internasional

Viral Pria Berjuluk Pembunuh Twitter yang Incar Korban Putus Asa, Berujung Tragis

Dijuluki 'Pembunuh Twitter', pria keji ini menawarkan “jasa” untuk mengakhiri hidup, menjerat korban-korban rentan yang terperangkap dalam putus asa.

|
Penulis: Randy | Editor: Randy P.F Hutagaol
BBC NEWS
PEMBUNUH TWITTER: Potret Shiraishi ketika ditangkap pihak kepolisian. Terdakwa pembunuhan 9 orang, Takahiro Shiraishi alias 'Pembunuh Twitter', menutupi wajahnya saat dibawa oleh polisi pada tahun 2017. 

TRIBUN-MEDAN.com - Dunia maya kembali digemparkan oleh kisah mengerikan dari Jepang, di mana seorang pembunuh berantai memanfaatkan platform media sosial Twitter (kini 'X') untuk mencari mangsa.

Dijuluki 'Pembunuh Twitter', pria keji ini menawarkan “jasa” untuk mengakhiri hidup, menjerat korban-korban rentan yang terperangkap dalam keputusasaan.


 

Profil Pembunuh Berantai dan Modus Liciknya

BBC News pada Jumat, 27 Juni 2025, melaporkan kembali kasus sadis yang mengguncang Jepang pada tahun 2017 silam ini.

Pelakunya adalah Takahiro Shiraishi, seorang predator berdarah dingin yang telah merenggut nyawa sembilan orang.

Modusnya sungguh memuakkan, ia membangun citra sebagai penyelamat bagi mereka yang ingin bunuh diri.

Di akun Twitternya, Shiraishi memajang kalimat pancingan yang memilukan: "Saya ingin membantu orang-orang yang benar-benar menderita. Silakan DM [pesan langsung] saya kapan saja."

Kalimat ini bak magnet bagi jiwa-jiwa rapuh yang terbelenggu niat bunuh diri.

Shiraishi lantas membujuk mereka, mengatakan ia bisa membantu mereka mengakhiri penderitaan, bahkan mengaku akan bunuh diri bersama mereka.

Namun, janji manis itu hanyalah kedok busuk.

Setelah memikat korban, mayoritas wanita muda berusia 15-26 tahun, untuk datang ke apartemennya, Shiraishi tak segan-segan mencekik dan memutilasi mereka.

Kengerian terungkap ketika sembilan mayat yang sudah terpotong-potong ditemukan tersimpan rapi di dalam pendingin dan kotak peralatan di apartemennya.


 

Terbongkarnya Kekejian dan Babak Akhir sang Jagal

Kebusukan Shiraishi terbongkar pada Oktober 2017.

Saat itu, polisi sedang menyelidiki hilangnya salah satu korban di Kota Zama, dekat Tokyo.

Penemuan potongan tubuh di apartemen Shiraishi menjadi titik terang yang menguak rentetan pembunuhan keji ini.

Di meja hijau, Shiraishi tanpa malu mengakui perbuatannya.

Ia mengaku telah membunuh kesembilan korbannya yang ia dekati melalui Twitter. 

Ironisnya, pengacaranya mencoba meringankan hukuman dengan dalih korban “setuju” dibunuh dan mengajukan pemeriksaan kesehatan mental.

Namun, Shiraishi sendiri menampik klaim itu, menyatakan ia membunuh tanpa persetujuan para korban.

Desember 2020 menjadi akhir bagi Shiraishi.

Ia dijatuhi hukuman mati.

Menteri Kehakiman Jepang, Keisuke Suzuki, dengan tegas menyatakan bahwa Shiraishi melakukan pembunuhan demi memuaskan hasrat seksual dan finansialnya.

“Kasus tersebut menyebabkan guncangan dan kecemasan besar kepada masyarakat,” ujar Suzuki.

Ratusan orang memadati sidang putusan sang 'Pembunuh Twitter' ini.

Puncaknya, pada Jumat, 27 Juni 2025, Takahiro Shiraishi dieksekusi mati, menandai hukuman mati pertama di Jepang sejak tahun 2022.


Dampak dan Perubahan Kebijakan Twitter

Tragedi ini meninggalkan jejak mendalam, bahkan memaksa Twitter untuk mengubah aturannya secara drastis.

Kini, platform tersebut secara tegas melarang pengguna untuk "mempromosikan atau mendorong bunuh diri maupun tindakan menyakiti diri sendiri."

Ini adalah langkah penting untuk mencegah terulangnya kisah kelam 'Pembunuh Twitter' dan melindungi jiwa-jiwa rentan dari jebakan keji di dunia maya.

(*/mag/novi kanaya/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved