Berita Viral

SOSOK SP Terduga Eksploitasi Anak di Boyolali Ternyata Pensiunan ASN, Bikin Pesantren Bodong

Kaki kanan VMR dan IAR saling dihubungkan dengan rantai oleh tersangka dengan dalih agar kedua bocah itu  itu menjadi "santri" yang baik.

Ist/TribunSolo.com
EKSPLOITASI ANAK - Kolase anak yang diduga jadi korban penelantaran, kekerasan dan eksploitasi serta rumah diduga pelaku yang melakukan eksploitasi anak di Desa Mojo, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali, Senin (14/7/2025). Warga digegerkan oleh temuan 4 bocah yang diduga disiksa dan dieksploitasi, Minggu (13/7/2025). Kaki mereka dirantai dan mengalami luka akibat kekerasan. 

"Saya telepon, yang bersangkutan sedang perjalanan pulang dan meminta izin pulang lebih awal, secepatnya akan kami panggil lagi," lanjut Ali.

Kasus Ditangani Polres Boyolali

Kini, kasus dugaan eksploitasi anak ini tengah ditangani oleh Polres Boyolali.

Sebelumnya, Kepala Desa Mojo, Bagus Muhammad Mukhsin, melaporkan SP ke polisi.

Ia dilaporkan karena diduga melakukan penyiksaan, pengurungan hingga eksploitasi ke empat bocah di bawah umur.

Baca juga: Sat Lantas Polres Dairi Gelar Operasi Patuh Toba 2025, Ada 37 Kendaraan Terjaring Razia

Mereka berasal dari luar daerah dan disebut-sebut dikirim untuk menjalani pendidikan agama di pondok pesantren gadungan yang dibuat SP.

Namun, keempat anak itu justru mengalami perlakuan tidak manusiawi.

Mereka tak diberi makan layak, hanya singkong rebus, tidur di teras dan dirantai.

Atas perbuatannya, kini SP telah ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian.

4 Bocah Diberi Pendampingan

Sementara itu, empat bocah korban dugaan eksploitasi ini diberikan pendampingan psikologis oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Boyolali.

Penyuluh sosial DP2KBP3A Boyolali, Sri Hastuti mengatakan, anak-anak yang menjadi korban kekerasan fisik dan psikis dipastikan mengalami trauma psikologis. 

Namun, pihaknya belum dapat mengungkap seberapa berat tingkat trauma yang dialami para korban.

Sebab, saat ini masih dalam tahap awal proses pendampingan.

“Anak-anak yang mendapat perlakuan kekerasan pasti mengalami trauma psikologis. Bisa ringan, sedang, hingga berat,” ujar Sri Hastuti, Selasa (15/7/2025) dikutip TribunSolo.

Sumber: Tribun Solo
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved