Berita Viral
TANGIS Nenek Fatimah Baru Sadar Dibuang 4 Anaknya yang Ngaku Tak Sanggup Merawat: Ampuni Ya Allah
Nenek Fatimah nangis tersedu-sedu setelah baru sadar setelah dibuang empat anaknya yang mengaku tak sanggup merawat
TRIBUN-MEDAN.COM – Tangis pilu Nenek Fatimah yang baru sadar dibuang empat anaknya ke panti jompo di Malang.
Setelah dibuang empat anaknya ke panti jompo, Nenek Fatimah pun baru sadar.
Momen saat Fatimah menangis tersedu-sedu setelah tiba di panti jompo dan sadar dibuang anaknya pun viral.
Adapun kabar anak buang ibu kandung ke panti jompo tengah jadi sorotan setelah diviralkan oleh pemilik yayasan Griya Lansia Khusnul Khatimah, Arief Camra.
Sebagai pihak yang menampung ibu bernama Fatimah tersebut, Arief Camra membagikan rekaman saat ia mengevakuasi Fatimah pada Selasa (15/7/2025) kemarin.
Arief pun terus membagikan perkembangan hingga kondisi Fatimah, ibu yang sengaja diabaikan oleh anak-anaknya.
Dalam video terbaru, Arief Camra merekam momen saat Fatimah menangis tersedu-sedu setelah tiba di panti jompo.
Baca juga: Kantor PN Labuhan Deli Digembok, Sidang ke 38 Agenda Vonis Nina Wati Tak Jelas
Diwartakan sebelumnya, Fatimah dijemput dari rumah anaknya, Lukman di wilayah Surabaya, Jawa Timur oleh Arief Camra pada Selasa kemarin.
Lalu pada Selasa malam, Fatimah pun diboyong menggunakan ambulans oleh Arief Camra dan tim lalu dibawa ke Griya Lansia Khusnul Khatimah di Malang.
Setibanya di Griya Lansia, Fatimah langsung bersihkan tubuhnya oleh tim perawat Arief Camra.
Terlihat Fatimah langsung dicukur rambutnya lalu dipakaikan kerudung.
"Ibu Fatimah sudah tiba di Griya Lansia Malang. Oleh tim perawat, bu Fatimah langsung dibersihkan," imbuh Arief Camra.
Setelah beristirahat, Fatimah yang kini lansia pun dibangunkan untuk sholat subuh berjamaah.
Tampak Fatimah antusias dengan wajah berseri-seri saat diajak untuk sholat subuh.
"Mbah Fatimah, nenek dari Surabaya yang dibuang 4 anaknya kemarin, sudah mengikuti kegiatan sholat subuh berjamaah. Rabu 16 Juli 2025," pungkas Arief Camra.
Baca juga: PILU Keluarga Pemulung di Bandung Makan Bangkai Ayam Dipungut dari Pembuangan Sampah
Namun setelah sholat subuh berjamaah, Fatimah spontan menangis tersedu-sedu.
Fatimah tampaknya baru sadar bahwa ia kini diabaikan oleh keempat anaknya.
"Mbah Fatimah menangis saat mengikuti dzikir pagi di Griya Lansia. Beliau merasa nelangsa dibuang anak-anaknya," ujar Arief Camra.
Baru menyadari dirinya ditelantarkan, Fatimah pun berguman sembari berdoa.
"Ya Allah, ya Allah, ampuni ya Allah," kata Fatimah sembari menangis.
Tangis dan kesedihan Fatimah nyatanya tak bertahan lama.
Sebab di panti jompo itu, Fatimah banyak melakukan kegiatan positif.
"Mbah Fatimah ikut kegiatan senam, tadi pagi habis nangis, sekrang udah senyum-senyum," kata Arief Camra.
Tak hanya itu, Fatimah bahkan kini sudah punya teman sehingga kembali ceria.
"Mbah Fatimah dapat teman baru yang saling menyayangi. Di Griya Lansia, mbah Fatimah disambut teman-teman sebaya dengan penuh kehangatan," tulis Arief Camra dalam postingannya
Baca juga: Tragis di Tikungan Licin Simalungun, 2 Tewas, 1 Luka Berat dalam Tabrakan Maut Mobil Inova dan Truk
Sementara itu, sebelum resmi membawa ibu Fatimah ke panti jompo, Arief sempat mewawancarai salah satu anak Fatimah, Lukman.
Arief penasaran dengan alasan anak-anaknya tega membuang ibu kandung.
Terkait dengan hal tersebut, Lukman mengaku ia dan kakak serta adik-adiknya memang tidak ada yang sanggup merawat lagi sang ibu.
Bahkan kata Lukman, saudara perempuannya juga menolak keras mengurus ibunya.
"Dari cerita, kan sampeyan empat bersaudara mas, masa enggak ada yang mau ngurus ibunya?" tanya Arief Camra.
"Kondisi saya kan lagi enggak punya rumah, sedangkan yang mba saya enggak ada, yang perempuan itu di luar pulau," jawab Lukman.
Arief pun bingung kenapa sama sekali tidak ada anak yang mau merawat ibunya.
"Meskipun luar pulau masa enggak bisa urunan, maksudnya membiayai ibu?" tanya Arief.
"Enggak mau," ujar Lukman.
"Anak pertama namanya siapa?" tanya Arief lagi.
"Faisal," imbuh Lukman.
"Anak kedua? ketiga?" tanya Arief.
"(anak kedua) saya, Lukman. (anak ketiga) perempuan namanya Warda. Keempat ini ada masalah di kepolisian," pungkas Lukman.
"Intinya keempat-empatnya anak ini enggak mau merawat atau enggak sanggup merawat?" tanya Arief ke sekian kalinya.
"Iya," akui Lukman.
Atas kebulatan tekad Lukman dan ketiga saudaranya untuk membuang Fatimah, Arief akhirnya menyerah untuk membujuknya.
Arief lantas menjelaskan aturan di panti jomponya.
Yakni orangtua yang telah diserahkan total ke Griya Lansia tidak boleh lagi dijenguk oleh anaknya sama sekali.
"Di Griya Lansia ini kan sebenarnya tidak boleh untuk yang masih punya anak. Tapi berhubung sampeyan tidak mau merawat, saya siap merawat dengan catatan, serah terima total, sampeyan enggak boleh mengunjungi dan kalau meninggal enggak dikabari. Setuju?" tanya Arief Camra.
"Iya, setuju," jawab Lukman yakin.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.