Berita Nasional

Teringat Prabowo Pernah Bahas Soal One Piece: Ada Anak Indonesia yang Bisa Bikin Kayak Gitu?

Presiden Prabowo Subianto pernah membahas One Piece dalam obrolannya bersama konten kreator Bayu Skak

Kolase Tribun Kaltim/Tribunnews
PRABOWO DAN ONE PIECE - Prabowo dan bendera One Piece. Inilah sudut pandang Prabowo Subianto soal One Piece. Presiden Prabowo Subianto pernah bahas bajak laut Topi Jerami dengan Bayu Skak 

TRIBUN-MEDAN.com - Fenomena bendera Jolly Roger dari anime dan manga One Piece yang berkibar jelang HUT ke-80 RI mencuri perhatian netizen.

Tengok sudut pandang Presiden Prabowo Subianto soal One Piece

Tak disangka, Presiden Prabowo Subianto pernah membahas One Piece dalam obrolannya bersama konten kreator Bayu Skak, memicu sudut pandang baru terkait budaya populer dan patriotisme.

Viral bendera One Piece, kreativitas atau kritik sosial?

Menjelang perayaan kemerdekaan, banyak warga di berbagai daerah terlihat memasang bendera hitam bergambar tengkorak berkumis daun jerami, dikenal sebagai simbol kru Topi Jerami dari One Piece.

Fenomena ini viral di TikTok dan Instagram, dan sebagian generasi muda menafsirkan sebagai bentuk ekspresi kebebasan, kritik sosial, serta simbol persatuan—selain tetap mengibarkan Merah Putih sebagai lambang nasionalisme.

Namun tak semua menganggap positif, tokoh politik dan pejabat pemerintah menganggap pengibaran bendera one piece bisa memecah belah bangsa.

One Piece Dibahas Presiden

One Piece bukan hanya fandom semata bagi Presiden Prabowo.

Ia pernah memperbincangkan karya populer One Piece bersama Bayu Skak, sebagaimana termuat dalam video yang diunggah akun @moektito pada Agustus 2023:

“Pak, Bapak tahu One Piece enggak, Pak?” tanya Bayu Skak.

“One Piece? Kartun, anime? Tapi saya nggak terlalu mengikuti,” jawab Prabowo.

“Ini spektakuler, Pak… Karya kreatif dari Jepang,” lanjut Bayu.

Prabowo kemudian bertanya: “Ada nggak anak-anak Indonesia yang bisa bikin kayak begitu?”

Dalam percakapan itu, Prabowo menunjukkan ketertarikan terhadap potensi intellectual property anak bangsa, bahwa Indonesia perlu menciptakan IP kreativ dan orisinal, bukan sekadar menjadi eksekutor karya dari negara lain.

Prabowo bahkan menyebut bahwa inovasi budaya kreatif juga bisa jadi “senjata perang non-militer” untuk meningkatkan soft power negeri.

Keduanya lanjut berbicara mengenai bagaimana Jepang memperkenalkan budaya mereka ke kancah dunia lewat budaya populer, seperti One Piece.

Bayu Skak pun memberi tahu Prabowo bahwa Jepang mempunyai strategi budaya yang bagus dalam mendorong IP anak bangsanya yang bisa ditiru oleh RI.

Sekilas Bayu Skak

Hal itu diungkap Prabowo saat berbincang dengan seorang aktor dan sutradara sekaligus kreator konten yang bernama Bayu Eko Moektito alias Bayu Skak.

Sebagai informasi, sebelum bermain film, pria asal Malang itu memulai kariernya sebagai seorang YouTuber.

Seiring ketenarannya yang terus meningkat, Bayu Skak kemudian merambah dunia film.

Sejumlah film yang dibintanginya antara lain Yowis Ben (2018), Lara Ati (2022), Sekawan Limo (2024), hingga yang terbaru adalah Cocote Tonggo (2025).

Pemerintah Buka Suara soal Bendera One Piece

Terkini, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi telah buka suara soal pemasangan bendera One Piece oleh warga menjelang perayaan HUT ke-80 RI.

Secara pribadi, Hasan Nasbi mengaku belum pernah melihat bendera tersebut dikibarkan.

"Saya belum pernah lihat. Sepanjang jalan saya tiap hari jalan enggak pernah lihat," kata Hasan di SMAN 6 Tangerang Selatan, Banten, Senin (4/8/2025).

Hasan lantas mengatakan bahwa bendera merah putih merupakan suatu keniscayaan.

Ia menyebut bendera merah putih tak boleh diganti dengan bendera lain.

Meski rasa ketidaksukaan kepada pemerintah merupakan sebuah pilihan, tetapi untuk bendera merah putih bukanlah sebuah pilihan.

"Begini. Mau suka atau tidak suka pada pemerintah itu hak, keduanya pilihan yang sah di republik ini. Tapi bendera merah putih bukan pilihan, dia keniscayaan. Bendera merah putih tidak boleh diganti dengan yang lain," tuturnya.

Sementara itu, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengatakan, pengibaran bendera One Piece boleh-boleh saja sebagai sebuah ekspresi kreativitas.

Namun, Prasetyo tak memungkiri, penindakan bisa saja dilakukan jika terdapat penggeseran makna dari kreativitas itu.

Misalnya, ada gerakan yang mengajak lebih baik mengibarkan bendera One Piece daripada bendera merah putih. 

"Kalau pun ada penindakan, itu yang tadi saya jelaskan berkali-kali. Kalau ada pihak-pihak yang menggeser makna dari ekspresi itu."

"Misalnya dengan mengimbau supaya lebih baik mengibarkan ini bukan ini (merah putih)," kata Prasetyo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin.

Ia menyebut, sebagai WNI, ajakan itu tentu membuat banyak pihak merasa terusik.

Apalagi, bendera merah putih adalah bendera sakral yang pengibarannya bisa dilakukan secara sah selepas memperoleh kemerdekaan pada 80 tahun yang lalu.

"Kita semua ini kan anak bangsa Indonesia, warga bangsa Indonesia. Saya kira teman-teman juga pasti merasa terusik, ya," ucap Prasetyo. 

Atas dasar itu, Prasetyo meminta semua pihak untuk menunjukkan semangat kebersamaan pada bulan kemerdekaan, serta saling bekerja sama, bersatu, bergotong royong, dan meningkatkan rasa optimisme.

Di sisi lain, pihaknya bakal berusaha memperbaiki kebijakan-kebijakan yang belum sempurna dengan mencari jalan keluar masalah satu per satu meskipun membutuhkan waktu.

"Bahwa ada masalah, iya. Kita tidak menutupi itu. Semua masalah, satu persatu coba kita cari jalan keluar. Pola-pola penyelesaian masalah seperti hari ini, kalau saudara-saudara perhatikan, ini menjadi gaya baru."

"Bahwa antara pemerintah, DPR, dengan seluruh stakeholder masyarakat, kita duduk bersama, kita cari jalan keluar. Kan memang semangatnya, semangat itu," ujar Prasetyo.

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved