Berita Viral

DUDUK Perkara Plt Sekda Pati Viral Adu Mulut dengan Warga, Bermula PBB Naik Hingga 250 Persen

Ketegangan memuncak ketika Plt Sekda Pati, Riyoso, datang ke lokasi dan langsung memerintahkan personel Satpol PP Pati mengangkut tumpukan air mineral

TribunJateng.com/Mazka Hauzan Naufal
KONFRONTASI - Inisiator aksi unjuk rasa 13 Agustus 2025, Ahmad Husein, mengkonfrontasi Plt. Sekretaris Daerah Kabupaten Pati, Riyoso, di halaman Kantor Bupati Pati, Selasa (5/8/2025). 

TRIBUN-MEDAN.com - Beginilah duduk perkara Plt Sekda Pati viral adu mulut dengan warga.

Hal ini bermula saat Bupati Pati, Sudewo menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga 250 persen. 

Masyarakat pun menggelar aksi penggalangan donasi untuk persiapan demo 13 Agustus 2025 di barat Kantor Bupati Pati, Selasa (5/8/2025).

Baca juga: Istri Oknum Polisi Pakpak Bharat Ngadu ke Kapolda Sumut, 3 Tahun Tak Dinafkahi dan Diancam Ditembak

Mereka menolak kebijakan Bupati Pati itu.

Adu mulut, saling bentak, dan tudingan tangan turut mewarnai ketegangan yang terjadi antara kelompok penggalang donasi dengan aparat Satpol PP itu.

Ini juga melibatkan inisiator demo, Ahmad Husein, dengan Plt Sekda Kabupaten Pati Riyoso, dan juga Plt Kepala Satpol PP Pati Sriyatun.

Ketegangan memuncak ketika Plt Sekda Pati, Riyoso, datang ke lokasi dan langsung memerintahkan personel Satpol PP Pati mengangkut tumpukan air mineral ke atas truk.

Baca juga: Wacana Kepala Daerah Dipilih DPRD Medan Dinilai "Memutar Jarum Jam ke Belakang"

Mereka berniat memindahkan posko penggalangan donasi tersebut ke lokasi lain.

Dilansir dari unggahan Instagram @ratu.nyinyir.ofc, Rabu (6/8/2025), terlihat salah satu warga berhadapan langsung dengan Sekda Kabupaten Pati Riyoso.

"Gak usah sok-sokan, hah kenapa?" kata warga kepada Riyoso.

"Kamu itu yang bayar masyarakat," sambungnya.

DUDUK Perkara Plt Sekda Pati Viral Adu Mulut dengan Warga, Bermula Bupati Naikkan PBB 250 Persen
KONFRONTASI - Inisiator aksi unjuk rasa 13 Agustus 2025, Ahmad Husein, mengkonfrontasi Plt. Sekretaris Daerah Kabupaten Pati, Riyoso, di halaman Kantor Bupati Pati, Selasa (5/8/2025).

"Lah loh itu ditertibkan, ini udah mengganggu ketertiban umum" ujar Riyoso.

"Ini calon bupati ya, gak bakal diakui kamu," ujar pria tersebut adu mulut langsung.

"Terserah," teriak Riyoso di depan muka warga.

Riyoso tetap meminta satpol PP memindahkan posko penggalangan donasi tersebut ke lokasi lain.

"Ini mengganggu ketertiban umum! Masyarakat terganggu. Kata-katamu itu provokator!" kata Riyoso sambil menunjuk tumpukan dus air mineral yang dicoret-coret menggunakan cat semprot dengan kata-kata "Bupati Penipu" dan "Bupati Pembohong".

Baca juga: UNGGAHAN Terakhir Ridwan Sebelum Habisi Kekasihnya, Singgung Soal Maut, Sempat Tuduh Siska Selingkuh

Melansir dari Tribunbanyumas.com, Sejak Jumat (1/8/2025), warga yang mengatasnamakan diri Masyarakat Pati Bersatu memarkirkan sebuah mobil ambulans sebagai posko donasi di dekat proyek videotron.

Mereka mengumpulkan donasi logistik dari masyarakat untuk keperluan aksi unjuk rasa menolak kebijakan Pemerintah Kabupaten Pati menaikkan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen.

Menurut Husein, Masyarakat Pati Bersatu mendirikan posko donasi di depan Kantor Bupati Pati demi menjawab tantangan Bupati Sudewo.

Sebelumnya, Sudewo mengatakan tidak akan gentar sekalipun didemo puluhan ribu orang. 

Dia menegaskan, tidak akan mengubah kebijakan menaikkan PBB 250 persen sekalipun ada 50 ribu orang yang berunjuk rasa.

Pernyataan tersebut disampaikan Sudewo di hadapan para wartawan di Gedung DPRD Pati, Selasa (15/7/2025).

"Kemarin, masyarakat ditantang sama Sudewo, katanya tidak takut didemo 50 ribu orang sekalipun. Makanya, saya berani bikin posko donasi di sini, biar dia melihat bahwa masyarakat benar-benar mendukung!"

Baca juga: Istri Oknum Polisi Pakpak Bharat Ngadu ke Kapolda Sumut, 3 Tahun Tak Dinafkahi dan Diancam Ditembak

"Sumbangan segini banyaknya ini dari masyarakat semua," tegas Husein di hadapan Sriyatun.

Dia menjamin, aksi ini muncul secara alami dari masyarakat yang geram terhadap kebijakan Bupati Pati Sudewo. 

Dia tidak memiliki kepentingan pribadi. 

Ini semua dilakukan demi rakyat Pati.

Husein menegaskan, entah untuk alasan Hari Jadi Pati atau apa pun, pihaknya tidak akan memindahkan posko penggalangan donasi sampai terselenggaranya aksi demo tolak kenaikan PBB pada 13 Agustus 2025 mendatang.

Husein menegaskan tidak melanggar aturan apa pun dengan pendirian posko itu.

Husein bahkan mengancam, massa bakal menduduki Gedung DPRD Pati jika aparat Satpol PP Pati tetap nekat memindahkan hasil donasi masyarakat yang ditumpuk di posko.

Kontroversi Kenaikan PBB hingga 250 Persen

Langkah Sudewo menaikkan tarif PBB-P2 hingga 250 persen menjadi keputusan besar pertamanya sebagai bupati, dan langsung memicu gelombang penolakan dari masyarakat.

Kenaikan ini diumumkan dalam rapat intensifikasi pajak bersama camat dan anggota PASOPATI pada Minggu (18/5/2025). 

"Kami saat ini sedang berkoordinasi dengan para camat dan PASOPATI untuk membicarakan soal penyesuaian Pajak Bumi Bangunan (PBB). 

Telah disepakati bersama bahwa kesepakatannya itu sebesar ±250 persen karena PBB sudah lama tidak dinaikkan, 14 tahun tidak naik," ujar Sudewo. 

Ia menyebut, selama 14 tahun terakhir tarif PBB di Kabupaten Pati belum pernah naik, dan penerimaan daerah masih tertinggal dibanding kabupaten sekitar. 

"PBB Kabupaten Pati hanya sebesar 29 Miliar, di Kabupaten Jepara 75 miliar. Padahal, Kabupaten Pati lebih besar daripada Kabupaten Jepara. Kabupaten Rembang itu 50 miliar, padahal Kabupaten Pati lebih besar daripada Kabupaten Rembang. Kabupaten Kudus 50 miliar, padahal Kabupaten Pati lebih besar daripada Kabupaten Kudus," tambahnya. 

Menurut Sudewo, kenaikan PBB diperlukan untuk membiayai sejumlah program prioritas daerah, mulai dari perbaikan jalan, renovasi RSUD RAA Soewondo, hingga penguatan sektor pertanian dan perikanan. 

"Beban kami pembangunan infrastruktur jalan, pembenahan RSUD RAA Soewondo, pertanian, perikanan, semuanya membutuhkan anggaran yang sangat tinggi. 

Alhamdulillah, para camat dan kepala desa sepakat untuk melaksanakan ini," kata Sudewo. 

"Mohon dukungan seluruh pihak dan masyarakat Kabupaten Pati, ini adalah upaya untuk meningkatkan pembangunan, tidak untuk pribadi saya," ujarnya lagi.

Tantang 50 Ribu Pendemo

Selain itu, beredar video pernyataan Bupati Pati, Sudewo, yang diduga menantang masyarakat agar mengerahkan massa besar saat unjuk rasa menolak kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), viral di media sosial. 

Dalam rekaman yang beredar luas di Instagram, termasuk akun @flokjog dan @pati.24jam, Sudewo menyatakan dirinya tidak gentar meski didemo oleh puluhan ribu orang.

“Siapa yang akan melakukan penolakan, saya tunggu. Silakan lakukan. Jangan cuma 5.000 orang, 50.000 orang aja suruh ngerahkan, saya tidak akan gentar. Saya tidak akan mengubah keputusan,” ujar Sudewo dalam video tersebut yang dikutip Selasa (5/8/2025). 

Pernyataan ini menuai gelombang reaksi dari masyarakat, terlebih ribuan warga telah bersiap melakukan demonstrasi besar-besaran pada 13 Agustus 2025 untuk menolak kebijakan kontroversial menaikkan tarif PBB hingga 250 persen.

 

Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com 

(*/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribun Sumsel
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved