Berita Viral
SOSOK Komandan Peleton Izinkan Prada Lucky Disiksa 20 Senior Sampai Ginjal Pecah Ternyata Masih Muda
Adapun komandan peleton yang memberikan izin dalam kasus penganiayaan Prada Lucky Namo kini terungkap. Ternyata sosoknya masih muda sekali dan kini
TRIBUN-MEDAN.COM – Sosok komandan peleton yang izinkan Prada Lucky Namo disiksa dan dianiaya 20 senior terungkap.
Adapun komandan peleton yang memberikan izin dalam kasus penganiayaan Prada Lucky Namo kini terungkap.
Komandan peleton di Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere Nagekeo, NTT itupun kini menjadi tersangka.
“Iya. Danton," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, mengutip dari Kompas.com.
Dalam aksinya, ia diduga sengaja memberi kesempatan kepada bawahannya untuk melakukan kekerasan terhadap Prada Lucky Namo.
“Jadi ada Pasal 132, artinya militer yang dengan sengaja mengizinkan seorang bawahan atau militer yang lainnya untuk melakukan tindak kekerasan itu juga akan dikenai sanksi pidana," jelas Wahyu.
Anggota Komisi I DPR yang juga pensiunan jenderal, TB Hasanuddin menyoroti keterlibatan komandan peleton di kasus kematian Prada Lucky Namo.
Menurut dia, seorang komandan seharusnya menjadi teladan untuk anggotanya, bukan malah terlibat penyiksaan.
Ia mengungkap tugas komandan peleton di tengah-tengah prajurit adalah mengawasi, mengendalikan, dan memberi arahan.
Baca juga: Puluhan Driver Event Aquabike 2025 Ikuti Test Urin, Berikut Penjelasan AKBP Hendri Barus
"Padahal komandan itu berada di tengah prajurit untuk mengawasi, mengendalikan, dan memberi arahan,” ucapnya.
Ia juga menegaskan, seorang perwira muda seharusnya tinggal bersama prajurit di barak untuk memastikan pembinaan berjalan baik.
Bukan sebaliknya, terlibat dalam sebuah kejahatan bersama-sama bahkan membiarkan prajuritnya dianiaya.
"Makanya para perwira Letnan Dua, Letnan Satu yang masih muda-muda para perwira remaja itu, harus tinggal bersama prajurit di barak untuk mengawasi ini," katanya.
Ia pun mengingatkan bahwa senior harus memberi contoh positif.
Sebab jika sudah pensiun menjadi anggota TNI, akan kembali sebagai rakyat biasa.
“Jangan ada sifat arogansi lah. Ya biasa-biasa saja. Toh sesudah pensiun, kita kembali menjadi masyarakat biasa," tuturnya.
Adapun sebanyak 20 prajurit TNI telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kematian Prada Lucky Namo.
Dari 20 tersangka tersebut, termasuk seorang perwira muda berpangkat Letnan Dua yang menjabat sebagai komandan peleton.
Baca juga: Wanita Aniaya Anak Tirinya, Diduga Dendam karena Pernah Dipukul Suami
Ia diduga dengan sengaja membiarkan bawahannya menganiaya Prada Lucky Namo sampai tewas.
Rupa-rupanya, tak hanya Prada Lucky Namo yang disiksa dengan dalih pembinaan.
Anggota TNI lain yang masih junior juga turut dianiaya para senior.
Namun, mereka disebut dalam kondisi sehat, berbeda dengan Prada Lucky Namo yang alami ginjal pecah dan paru-paru bocor akibat dianiaya.
TB Hasanuddin menyebut, komandan peleton yang terlibat dalam penganiayaan Prada Lucky Namo masih muda.
"Masih muda sekali, mungkin umur sekitar 24-25," ucapnya.
Ia merupakan perwira muda berpangkat Letnan Dua (Letda) lulusan Akademi Militer (Akmil).
Ia bertugas sebagai komandan peleton di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere Nagekeo, NTT.
Baca juga: Viral Suami Paksa Istrinya Menikah dengan Pria Lain, Ngaku Takut Diracuni
Bantahan Ibu Prada Lucky, Jawab Isu Perilaku Penyimpangan Anaknya
Di tengah kasus penyiksaan yang menewaskan Prada Lucky Namo, beredar isu dugaan penyimpangan seksual yang diduga menjadi motif di balik penganiayaan tersebut.
Isu ini dibantah keras oleh keluarga korban, yang menyebutnya sebagai fitnah untuk menutupi kejahatan para senior Lucky.
Ibu Prada Lucky, Sepriana Paulina Mirpey, bahkan sampai berlutut di hadapan Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Piek Budyakto, untuk memohon agar tidak ada lagi fitnah terhadap anaknya yang telah meninggal.
"Saya berlutut di bapak, saya mohon bapak, saya seorang ibu. Saya butuh keadilan untuk anak saya. Tolong jangan ada fitnah lagi," ujarnya dengan penuh haru.
Sepriana juga mengungkapkan bahwa ada skenario di balik kematian anaknya dan merasa sakit hati karena kontak dengan Lucky diputus saat anaknya dalam keadaan kritis.
Ia juga menegaskan bahwa putranya adalah tulang punggung keluarga dan rela jika anaknya gugur di medan perang, bukan karena ulah oknum-oknum tidak bertanggung jawab.
Senada dengan ibunya, Lusi Namo, kakak Prada Lucky, juga membantah keras isu penyimpangan seksual yang beredar.
Ia meyakini isu tersebut sengaja disebar untuk menutupi tindakan keji yang dilakukan terhadap adiknya.
"Tidak benar, tidak terbukti. Adik saya itu selama ini laki-laki normal," tegas Lusi.
Sementara itu, Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Piek Budyakto, menyatakan bahwa 20 orang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini, termasuk satu orang perwira.
"20 tersangka yang sudah ditahan dan kemudian akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan selanjutnya," jelasnya.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, menegaskan bahwa motif di balik penganiayaan Prada Lucky bukanlah penyimpangan seksual, melainkan berawal dari kegiatan pembinaan prajurit yang berujung fatal.
"Motif saya sudah sampaikan semuanya atas dasar pembinaan," kata Brigjen Wahyu. Proses pembinaan ini, menurutnya, melibatkan sejumlah prajurit lainnya dan kini masih dalam pendalaman oleh pihak berwenang.
Artikel ini telah tayang di TribunBogor
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.