Berita Viral

Tragis Akhir Hidup Alip Rahayu, Dihabisi Suami yang Sakit Hati, Dulu Pernikahannya Tak Direstui Ayah

Dia kemudian mengirim pesan WhatsApp ke teman-teman Alip, seolah-olah korban masih hidup dan sedang dalam bahaya. 

TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum/TribunDepok
SUAMI BUNUH ISTRI - Hartono (kiri) pelaku pembunuhan istrinya sendiri, ARA (kanan) di Hutan Goa Lowo Desa/Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, Jatim. Hartono mengatakan bahwa mereka telah menikah secara siri selama 1,5 tahun. Kemudian menikah resmi 3 bulan. 

TRIBUN-MEDAN.com - Alip Rahayu (30) tak pernah menyangka permintaan sederhana untuk dijemput berujung pada akhir hidupnya yang tragis. 

Dia ditemukan tak bernyawa di Hutan Gua Lowo, Ponorogo. 

Pelaku pembunuhan, yang tak lain adalah Hartono, suaminya sendiri.

Rupanya sang suami ternyata mencoba merekayasa kematian sang istri dengan skenario palsu.

Polisi mengungkap, setelah membunuh Alip, Hartono mengambil ponsel dan jaket milik korban. 

Dia kemudian mengirim pesan WhatsApp ke teman-teman Alip, seolah-olah korban masih hidup dan sedang dalam bahaya. 

"Isi pesan WA tersebut bahwa korban mengeluh sedang dikeroyok oleh beberapa orang mabuk saat korban menagih utang," terang Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Imam Mujali, Kamis (14/8/2025).

Aksi licik Hartono ini nyaris berhasil. Teman-teman korban sempat percaya bahwa Alip meninggal akibat dikeroyok saat menagih utang.

Namun, kebohongan Hartono akhirnya terbongkar.

Polisi berhasil menangkapnya di rumah dan menjeratnya dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan.

Motif Pembunuhan: Sakit Hati hingga Lisan yang Menghina

Kisah pilu ini dimulai dari sakit hati yang mendalam. 

Menurut Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, Hartono tega menghabisi nyawa istrinya karena sakit hati. 

"Motifnya sakit hati. Tersangka sakit hati atas lisan korban," ungkap AKBP Andin.

Meskipun baru menikah secara resmi sekitar tiga bulan, pasangan ini sudah menjalin hubungan siri selama 1,5 tahun. 

Pada Selasa (12/8/2025) dini hari, Alip meminta dijemput oleh Hartono

Namun, bukannya pulang ke rumah, mereka justru terlibat cekcok dalam perjalanan. 

Alip melontarkan perkataan yang menghina orang tua Hartono.

Detik-detik Pembunuhan Sadis di Hutan

Dipicu amarah, Hartono memutar arah sepeda motornya menuju Hutan Gua Lowo, Desa Sampung, Ponorogo. 

Di tempat sepi itulah, ia melampiaskan kekejamannya. "HRO (Hartono) langsung membenturkan ARA (Alip Rahayu) di pohon," kata AKBP Andin.

Tak hanya itu, Hartono juga menjerat leher istrinya dengan kabel WiFi yang ada di lokasi kejadian. 

Alip ditinggalkan dalam kondisi setengah telanjang di hutan tersebut, hingga akhirnya jasadnya ditemukan oleh warga.

Kini, Hartono harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ia terancam hukuman pidana penjara paling lama 15 tahun.

Tak Direstui Ayah

Agus Suyatno ayah dari ARA rupanya sudah punya firasat bahwa Hartono akan menyakiti anaknya.

“Saya sudah punya firasat sebelum menikahkan mereka secara resmi. Saya tidak setuju karena tabiat buruknya,” ungkap Agus, Kamis (14/8/2025),

Dia mengatakan ARA memang menikah 4 kali.

Namun 3 kali pernikahan anaknya dia merestui.

Namun saat 2,5 bulan lalu, ARA pulang ke rumahnya membawa Harono.

“Mereka minta restu. Awalnya saya tidak restui karena tabiat pelaku sering mabuk. Tetapi anak saya bersih keras. Akhirnya saya setujui,” kata Agus.

Agus pun nelangsa karena kini firasatnya terbukti.

“Saya sudah menentang, ARA sendiri cerita pelaku sering mabuk. Juga main tangan. Awal pernikahannya juga sudah main tangan,” kisahnya.

Agus mengaku masih berprasangka baik ketika dikabari jasad ARA ditemukan di Hutan Goa Lowo Ponorogo.

Dia bahkan sempat menghubungi pelaku.

“Saya telepon pertama mengangkat. Pelaku mengaku tidak memgetahui tentang ARA. Kemudian saya telepon lagi, sudah tidak aktif. Siang saya hubungi terakhir,” tegasnya.

Agus berharap pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal.

“Saya hanya orang cilik (kecil) mbak. Saya pengennya ya dihukum setimpal,” pungkas Agus.

Janji akan Pulang

Komunikasi terakhir dengan ayahnya, ARA mengatakan akan pulang ke rumah yang terletak di Desa/Kecamatan Bandar, Kabupaten Pacitan.

Apalagi ARA diketahui tak pernah pulang setelah menikah yang keempat kalinya 2.5 bulan lalu.

“Padahal komunikasi sama cucu saya (anak dari ARA) mau pulang. Mau menunggu kemah, kan cucu saya kemah,” ungkap Agus menahan tangis,

Ayah korban Agus mengatakan tidak mempunyai firasat apapun sebelumnya.

ARA sendiri meninggalkan satu orang anak perempuan yang masih kelas 6 Sekolah Dasar (SD).

“Ini tadi kan kemah ya mbak. Cuma diminta untuk pulang sama gurunya. Tahu ibunya meninggal dunia menangis banget. Sedih mbak,” katanya.

Agus mengenang bahwa ARA adalah anak yang berpendirian teguh. Dia juga ulet dalam bekerja. Bahkan setelah lulus dari MTs memilih bekerja.

“Bantu kami yang tidak punya apa-apa ini. Habis melahirkan juga kembali kerja di Purwantoro Wonogiri. Anaknya dititipkan ke kami,” urainya.

Walaupun begitu, ARA tetap bertanggung jawab terhadap anak semata wayangnya.

Agus mengaku bahwa ARA tetap mengirim uang bulanan.

“Walaupun dititip ke saya ya anaknya, tetapi cucu saya itu tetap dekat dengan Alip (ARA). Makanya shock berat,” pungkasnya.

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved