Anak 4 Tahun Ungkap Fakta Mengerikan di Balik Kematian Ibunya, Sang Ayah Diduga Pelaku

TRIBUN-MEDAN.com - Sebuah tragedi memilukan mengguncang masyarakat di negara bagian Uttar Pradesh, India.

Seorang wanita muda berusia 27 tahun ditemukan tewas secara misterius di rumahnya.

Pada awalnya, pihak keluarga suami korban mengklaim bahwa peristiwa itu adalah kasus bunuh diri.

Namun, pernyataan mengejutkan dari anak korban yang baru berusia 4 tahun mengubah arah penyelidikan.

Dengan polos, anak kecil itu mengaku bahwa ayahnya sendiri adalah orang yang membunuh ibunya. Bahkan, ia menggambar peristiwa tragis tersebut untuk memperjelas apa yang terjadi.

Dikutip dari Sanook.com Senin (18/8/2025), korban diketahui bernama Sonali Budolia. Jenazahnya ditemukan tergantung di dalam rumah.

Menurut pengakuan dari keluarga suaminya menyebut bahwa Sonali mengakhiri hidup dengan gantung diri.

Namun, anak perempuannya kemudian berkata bahwa ibunya bukan bunuh diri, melainkan sengaja dibunuh.

“Ayah membunuh ibu lalu menggantung tubuhnya,” tutur anak tersebut sembari memperlihatkan gambar yang ia buat.

Polisi yang menerima keterangan ini kemudian mulai meragukan versi bunuh diri dan menduga bahwa kasus ini adalah pembunuhan.

Media lokal NDTV melaporkan bahwa bocah itu bukan hanya berbicara, tetapi juga menjelaskan detail peristiwa yang dilihatnya.

Ia mengatakan bahwa ayahnya kerap mengancam akan membunuh ibunya.

Bahkan, ancaman itu tidak hanya ditujukan kepada sang ibu, melainkan juga kepadanya. Dengan lugas, bocah itu mengaku sering melihat ayahnya memukul ibunya sambil berkata bahwa sang istri memang pantas mati.

Pada hari nahas tersebut, ia melihat ibunya dipukul hingga tak bernyawa, lalu tubuhnya digantung dan kepalanya dihantam dengan batu.

Kesaksian mengejutkan ini membuat penyidik yakin bahwa Sonali telah lama menjadi korban kekerasan rumah tangga yang dilakukan suaminya, Sandeep Budolia.

Pasangan Sonali dan Sandeep menikah pada 2019. Sejak awal rumah tangga mereka penuh dengan konflik.

Sang ayah korban mengungkapkan bahwa keluarga menantunya tidak pernah puas dengan mas kawin yang diberikan.

Mereka menuntut uang tunai sebesar dua juta rupee atau sekitar 375 juta rupiah serta sebuah mobil. Karena tidak terpenuhi, Sonali kerap mengalami perlakuan kasar.

Situasi semakin memburuk ketika Sonali melahirkan seorang anak perempuan, bukan anak laki-laki seperti yang diharapkan pihak suami.

Keterangan mengejutkan lainnya datang dari ayah korban yang menyebut bahwa menantunya pernah meninggalkan Sonali dan bayinya di rumah sakit setelah persalinan.

Selama satu bulan penuh, Sonali ditelantarkan sebelum akhirnya diperbolehkan kembali ke rumah.

Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa perlakuan kasar dan penelantaran telah lama dialami Sonali.

Polisi setempat membenarkan adanya laporan seorang wanita yang meninggal di rumahnya.

Namun, dari hasil olah tempat kejadian perkara, ditemukan sejumlah kejanggalan yang membuat pihak berwenang menolak menyimpulkan kasus ini sebagai bunuh diri.

Pihak kepolisian menyatakan masih menunggu hasil autopsi untuk memastikan penyebab pasti kematian korban.

Meski demikian, mereka tidak menampik bahwa keterangan anak korban menjadi bukti penting yang membuka arah baru penyelidikan.

Orang tua Sonali meyakini putrinya menjadi korban pembunuhan. Mereka menegaskan bahwa keluarga menantunya tidak pernah memperlakukan Sonali dengan baik sejak awal pernikahan.

Kesaksian polos dari cucu mereka yang masih berusia empat tahun semakin memperkuat keyakinan tersebut.

Hingga kini, penyelidikan masih berlangsung. Polisi menegaskan akan mendalami semua bukti, termasuk kesaksian anak korban, sebelum menentukan langkah hukum selanjutnya.

Sementara itu, keluarga besar Sonali berharap agar kasus ini diusut tuntas dan pelaku benar-benar mendapat hukuman setimpal.

(cr31/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan