TRIBUN-MEDAN.com, JAKARTA - Sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menghadap Komisi VI DPR untuk menggelar rapat kerja, Senin (3/11/2018).
Rapat kali ini membahas utang-utang perusahaan pelat merah tersebut hingga kuartal III 2018.
Saat memberikan penjelasan, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro mengungkap daftar 10 BUMN dengan utang terbesar.
"Dari top 10 ini dapat disimpulkan bahwa kesanggupan BUMN membayar utang aman," ujarnya seperti dilansir dari Kompas.com, Senin (3/12/2018).
Aloysius menyebutkan, total utang seluruh BUMN mencapai Rp 5.271 triliun hingga kuartal III 2018. Adapun asetnya mencapai Rp 7.718 triliun.
Baca: Rumah Berbentuk Batu di Wonogiri Ini Viral, Intip Kemewahan yang Ada di Dalamnya
Baca: FOTO-FOTO Pramugari Air Asia yang Cantik Berdarah Batak Diana Tobing Diserbu Netizen
Baca: Lina seolah Menghilang setelah Bercerai, Sule Heran kenapa Mantan Istrinya Tak Pernah Hubungi Anak
Sementara itu, ekuitas seluruh BUMN Rp 2.414 triliun. Adapun laba bersih hingga kuartal III 2018 hanya Rp 79 triliun.
Di BUMN sektor keuangan, utangnya mencapai Rp 3.311 triliun dimana 74 persennya merupakan simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK).
Sementara itu, utang BUMN sektor non keuangan mencapai Rp 1.960 triliun. Di mana 26 persennya utang BUMN sektor listrik dan 27 persennya BUMN sektor migas.
Berikut daftar 10 BUMN dengan utang terbesar:
1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
- Utang: Rp 1.008 triliun
- Aset: Rp 1.183 triliun
- Ekuitas: Rp 175 triliun
- Laba bersih: Rp 24 triliun
2. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
- Utang: Rp 997 triliun
- Aset: Rp 1.174 triliun
- Ekuitas: Rp 176 triliun
- Laba bersih: Rp 19 triliun
3. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
- Utang: Rp 660 triliun
- Aset: Rp 764 triliun
- Ekuitas: Rp 104 triliun
- Laba bersih: Rp 11 triliun
4. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
- Utang: Rp 543 triliun
- Aset: Rp 1.386 triliun
- Ekuitas: Rp 843 triliun
- Laba bersih: Rugi Rp 18 triliun
5. PT Pertamina (Persero)
- Utang: Rp 522 triliun
- Aset: Rp 923 triliun
- Ekuitas: Rp 400 triliun
- Laba bersih: Rp 5 triliun
6. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
- Utang: Rp 249 triliun
- Aset: Rp 272 triliun
- Ekuitas: Rp 23 triliun
- Laba bersih: Rp 2 triliun
7. PT Taspen (Persero)
- Utang: Rp 222 triliun
- Aset: Rp 231 triliun
- Ekuitas: Rp 9 triliun
- Laba bersih: Rp 0,1 triliun
- Utang: Rp 102 triliun
- Aset: Rp 129 triliun
- Ekuitas: Rp 27 triliun
- Laba bersih: Rp 4 triliun
9. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
- Utang: Rp 99 triliun
- Aset: Rp 205 triliun
- Ekuitas: Rp 91 triliun
- Laba bersih: Rp 14 triliun
10. PT Pupuk Indonesia (Persero)
- Utang: Rp 76 triliun
- Aset: Rp 140 triliun
- Ekuitas: Rp 64 triliun
- Laba bersih: Rp 2 triliun
Pefindo menegaskan peringkat utang BRI pada idAAA
Lembaga Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) merilis peringkat obligasi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) pada Senin (26/11).
Dilansir dari Kontan.co.id, Selasa (27/11/2018), Pefindo menegaskan peringkat BRI pada idAAA untuk Obligasi Berkelanjutan I tahun 2016 seri B.
Berdasarkan rilis dari situs resmi milik Pefindo, obligasi bank berkode saham BBRI akan jatuh tempo pada 4 Februari 2019 dengan nominal Rp 1,02 triliun.
Kesiapan BRI untuk membayar kembali obligasi jatuh tempo didukung oleh kas internal yang mencapai Rp 21,1 triliun pada akhir September 2018.
Peringkat idAAA adalah peringkat tertinggi yang diberikan oleh Pefindo. Kemampuan obligor untuk memenuhi keuangan jangka panjangnya memberi komitmen pada keamanan utang.
Berdasarkan rating Pefindo, BRI dinilai lebih unggul terhadap obligor Indonesia lainnya.
Bank BRI adalah bank komersial milik negara yang fokus pada pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Pada akhir September 2018, 56,8% dimiliki oleh pemerintah Indonesia dan 43,2 persen oleh publik. (*)